Bitter : 52. Until 04.00 AM

2.6K 537 32
                                    

Jalanan Seoul pukul 2 dini hari cukup sepi. Mungkin hanya ada dua atau tiga mobil yang sesekali berlalu-lalang. Tak ada juga manusia pejalan kaki yang biasanya memenuhi trotoar jalan.

Setelah menjemput Han Suzy dari kediamannya, kini mobil sedan hitam milik Jungkook itu terisi oleh tiga orang.

Mulanya, tujuan awal mereka adalah bergabung dengan team NIS lainnya. Tapi karena tiba-tiba Jungkook mendapat pesan singkat pada ponselnya, tujuan mereka berubah.

"Divisiku sudah mengirim beberapa anggota kepolisian untuk menjemput So Jisub sesuai permintaanmu." Han Suzy kemudian memecahkan keheningan di antara mereka. Membahas tentang keinginan Lalice yang terlintar lewat telepon kemarin.

"Aku yakin pasti mereka memiliki anggota yang bekerja di kepolisian. Tidak sulit untuk mereka jika ingin kabur. Aku hanya berjaga-jaga." Lalice melontarkan alasan dari permintaannya itu.

Melihat bagaimana struktur organisasi milik So Jisub yang sudah sedikit terlihat, tak heran jika ia pun memiliki anggota dari bagian kepolisian negara.

"Apakah Park Seojoon benar-benar bisa membantu kita? Atau dia ingin bertemu hanya untuk memarahi kita karena putrinya masih tergabung dalam NIS?" Sembari mengatakan itu, Jungkook meringis mengingat kejadian beberapa waktu lalu saat ia  dan Lalice dimarahi oleh Kim Junmyeon karena Jennie terluka.

"Jika dia hanya ingin marah, pasti dia sudah mendatangi kita terlebih dahulu. Tapi sekarang, ia bahkan hanya menghubungimu. Pertanda ini mungkin cukup penting hingga tak boleh diketahui banyak orang." Kali ini, Jungkook sempat terkesima dan menoleh ke arah Lalice.

Gadis itu sudah banyak berubah. Padahal dahulu, mengatakan satu kata saja gadis itu jarang. Tapi kini, ia bahkan mampu mengatakan kalinat yang cukup panjang.

"Lihat kedepan. Kita akan mati sebelum bertemu Park Seojoon jika kau menyetir seperti itu." Lalice memperingatkan Jungkook, dan lelaki mulai tersadar.

"Apakah tidak apa-apa jika kita bergerak tanpa memberitahu ketua kalian?" Melihat bergerakan kedua anak berusia delapan belas tahun di depannya itu, ia menduga jika mereka sama sekali tak berniat menghubungi siapa pun dari salah satu pihak NIS.

"Kami berdua sudah biasa bergerak sendiri. Lalice bilang, ini lebih baik karena lebih cepat selesai." Jungkook akhirnya menjawab pertanyaan Suzy karena tampaknya Lalice kembali dalam mode dingin.

Lelaki itu pun hanya bicara kenyataan. Mereka berdua sering kali bergerak tanpa memberitahu siapa pun. Lalice pernah bicara, jika bergerak berdua lebih cepat karena semakin banyak isi kepala yang bergabung akan semakin lama pula pergerakan yang mereka lakukan.

Menempuh perjalanan 20 menit, kini mobil itu sampai di sebuah basement gedung kantor. Park Seojoon memang meninta mereka menemuinya di kantor, bukan di rumah.

Keluar dari tempat parkir itu, mereka agak merinding ketika melihat basement itu hampir kosong. Tentu saja. Siapa yang mau berdiam di kantor pukul dua pagi? Mungkin hanya Park Seojoon.

Memasuki sebuah lift, Jungkook menekan tombol untuk menuju lantai lima belas dimana ruangan Park Seojoon berada.

Ketika manusia itu berjalan beriringan melewati banyaknya pintu ruangan. Hingga tiba di hadapan sebuah pintu yang warnanya tampak berbeda, mereka masuk dengan mengetuk pinti sebelumnya.

Di dalam sana ada Park Seojoon yang sedang duduk di sofa. Wajahnya yang tenang, membuat mereka tidak bisa menebak isi pikiran lelaki itu.

Jika dipikir lagi, hanya pria itu yang tak pernah sedikit pun melontarkan amarah saat tahu anaknya bergabung dalam anggota NIS. Karena tentu mereka sudah mendapat caci maki dari Kim Junmyeon selaku ayah Jennie dan Kim Minjun selaku ayah Jisoo karena telah sengaja menyembunyikan anak mereka di dalam NIS.

Bitter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang