Kalung yang menemani Lalice selama delapan belas tahun itu kini ia genggam kembali setelah beberapa waktu lalu kehilangannya.
Kalung yang kata mereka memiliki bandul dengan nama aslinya. Bahkan, sampai saat ini Lalice sulit sekali mempercayai fakta itu.
Ia bukan tak senang menjadi adik Jennie. Ia bukan tak senang karena ternyata masih memiliki orang tua. Ini hanya tentang kesiapan hatinya untuk menerima hidup baru yang terasa asing untuk Lalice.
Berbagai bukti sudah ia terima. Mulai dari video penculikannya delapan belas tahun lalu, hasil tes DNA yang ternyata sudah dijalani, dan pengakuan Cha Manwo yang ternyata sudah membuntutinya selama ini.
Jangan lupakan fakta tentang dibalik ia dengan mudah masuk ke dalam anggota agen rahasia NIS. Itu adalah hal yang paling menyakitkan untuknya saat ini. Karena ternyata, ia hendak dimanfaatkan oleh badan intelegen itu.
"Aku tahu kau sulit sekali menerima semua ini. Jalani dengan pelan-pelan saja, eoh?" Lalice menoleh pada Jisoo yang kini sedang menggenggam tangannya.
Kalimat Jisoo adalah yang paling masuk akal untuknya saat ini. Di saat semua orang memaksanya untuk segera berubah, Jisoo justru menyuruhnya untuk pelan-pelan melakukan itu. Karena tentu Lalice akan merasa canggung setelah semua ini terungkap.
"Kau kembali menjadi anggota?" Lalice seketika jadi teringat dimana saat Rosé yang semula menemaninya mendadak pamit karena harus mengurus sesuatu. Gadis blonde itu juga menyebut markas rahasia membuat Lalice langsung tahu bahwa Rosé kembali menjadi anggota divisi rahasia NIS.
"Hm. Misi khusus divisi rahasia sudah selesai. Jadi kami bisa berlatih cukup lama untuk kembali menerima misi baru."
Lalice terkekeh.
"Bahkan dulu kau ketakutan dan ingin keluar saja karena terlalu berbahaya."Jisoo ikut mengingat dimana berkali-kali ia gemetar ketakutan karena tugas yang mereka jalani sungguh berbahaya. Sebenarnya, ketakutan itu memang terjadi kan? Jennie dan Lalice hampir mati karena misi mereka.
"Aku ingin menjadi sehebat dirimu." Jisoo tidak bergurau. Ia sungguh-sungguh kali ini.
"Aku?" Lalice menunjuk dirinya sendiri.
"Aku tidak sehebat itu. Aku hanya berusaha menepati janjiku pada kalian. Ingat?"
Jisoo tentu masih ingat, bagaimana awal dimana hasrat Lalice untuk menghancurkan So Jisub tercipta.
Dimulai dengan keraguan Jennie, Jisoo, dan Rosé yang belum lama tergabung dalam anggota rahasia NIS. Dimana mereka saat itu berdiskusi untuk berhenti dan kembali hidup sederhana dan tenang.
Tapi ketika itu Lalice menentangnya. Ia tak mau berhenti di tengah jalan dan membuat Jennie marah sehingga kata-kata kurang pantas ia keluarkan untuk Lalice. Membuat keinginan Lalice untuk menghentikan So Jisub semakin dalam.
"Hm. Berkat dirimu, laki-laki jahat itu di tangkap." Jisoo tersenyum, lalu meraih tangan Lalice yang masih memilih beberapa bekas luka.
"Terima kasih, Lili. Bukan hanya tentang pengorbananmu untuk menyelesaikan kasus ini. Tapi juga, terima kasih telah bertahan hidup."
..........
Jujur saja, Jennie lebih suka dengan kehidupannya saat tinggal bersama Jisoo, Rosé dan Lalice di apartement kumuh. Saat itu lebih nyaman untuknya, berbeda dengan sekarang.
Sejak kejadian yang menimpanya, Jennie sendiri menjadi canggung jika berinteraksi dengan Jisoo mau pun Rosé. Sejak sadar dan hingga sembuh seperti sekarang, Jennie belum pernah berbicara panjang bersama Rosé dan Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter ✔
FanficSebuah kepahitan akan terasa manis dipandangan orang lain. Itulah hidup, setiap orang tidak akan bisa memandang kehidupan secara sama. Menilai adalah keahlian, namun meneliti adalah suatu keseganan untuk mereka. Kim Jisoo, Kim Jennie, Rosé Park, dan...