Bitter : 56. Old Wounds

2.8K 480 32
                                    

Siang itu Rosé pulang lebih cepat dari hari biasanya. Kelompok gadis itu memang tak melakukan banyak hal hari ini. Bisa dikatakan sebagian dari mereka sudah merasa putus asa setelah mengetahui orang-orang yang tergabung dalam organisasi So Jisub.

Hari ini juga Wendy, Taehyung, dan Yoongi akan pulang ke Korea. Ketiganya pulang dengan private jet milik keluarga Kim Jongsu karena Jisoo yang meminta.

Menurutnya tak akan aman jika ketiga orang itu pulang tanpa penjagaan ketat. Biar bagaimana pun, identitas mereka sudah diketahui oleh pihak So Jisub di Irlandia.

"Appa mu mengusulkan untuk makan siang di taman. Mendengarmu pulang cepat hari ini dia menunda beberapa rapat di kantor." Rosé mengurungkan niatnya menuju kamar ketika Park Minyoung bicara.

Ibunya yang selalu berada di kantor pun hari ini tampak mengenakan pakaian santai. Pertanda jika hari ini wanita itu tak pergi kemana pun.

Rasanya sungguh bahagia untuk Rosé. Ia bisa merasakan bagaimana memiliki keluarga sesungguhnya. Tidak seperti dahulu, ia selalu sendiri di rumah karena ayah dan ibunya terus berada di kantor perusahaan masing-masing.

"Eomma membuatkan Nakji Bokkeum. Bukankah kemarin kau bilang ingin memakannya?" Bahkan dulu, ia sangat jarang merasakan makanan buatan sang ibu. Tapi sekarang Minyoung bersukarela membuatkan makanan untuknya tanpa diminta.

Rosé tidak tahu lagi rasa bahagia yang lebih dari ini. Semua sudah cukup, bahkan ia siap mati hari ini karena sudah tak membutuhkan apa pun lagi. Semua sudah ia dapatkan.

"Ayo, ayahmu sudah menunggu." Rosé membiarkan sang ibu menggandengnya.

Saat tiba di taman belakang, ia sudah mendapati sang ayah ada di gazebo. Lelaki itu tampak menyusun nenerapa makanan disana.

"Kemari lah, Nak. Kau harus mencoba Chapssal buatan Appa." Park Seojon sangat antusias menyosorkan kue khas Korea itu pada anaknya.

Rosé mengambilnya satu. Tak percaya jika sang ayah ikut andil dalam menyiapkan makan siang mereka.

Tapi melihat sosok Park Seojoon, Rosé mendadak teringat dengan ucapan jisoo di rumah Jennie dan Lalice kemarin. Gadis itu bilang jika Seojoon telah memberikan bukti penting pada salah satu anggota mereka. Tapi saat Rosé bertanya pada teman-temannya, satu pun dari mereka belum ada yang menemui Park Seojoon.

"Appa, apakah belum lama ini kau pernah bertemu dengan Divisi rahasia NIS?" Rosé meringis dalam hati. Divisi Rahasia? Identitas beberapa dari mereka bahkan sudah terungkap. Masih bisakah mereka dianggap sebagai Divisi rahasia?

"Apakah ada masalah?" Seojoon tidak langsung menjawab. Ia takut pertemuannya dengan Jungkook dan Lalice menimbulkan masalah baru.

"Aniya. Hanya saja, Minjun l bilang jika kau telah menyerahkan salah satu bukti penting pada salah satu dari kami. Aku belum tahu apa itu karena teman-temanku tak ada yang merasa menemuimu." Rosé berkara terus terang.

Park Seojoon tidak tahu harus berkata jujur atau tetap bungkam. Ia mengira Jungkook dan Lalice sengaja menyembunyikan pertemuan mereka. Tapi yang bertanya saat ini adalah anaknya sendiri.

"Saat itu mungkin sekitar jam dua dini hari. Appa bertemu dengan Jungkook dan Lili. Ada satu petugas polisi juga, Appa tak tahu namanya."

Apa ini? Jadi Lalice masih terlibat dalam kasus So Jisub? Ia bahkan membawa Jungkook dan Han Suzy di dalamnya. Setelah hampir mati, masih bisakah gadis itu melakukanya?

"Jangan marah pada Lili karena telah merahasiakan pertemuan kami. Ia pasti memikirkan yang terbaik untuk semuanya." Ayahnya salah. Rosé tidak marah. Ia hanya merasa khawatir pada sahabatnya itu.

Bitter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang