Larasati, Lili--Adik Yvanna--dan Narendra--suami Larasati--mendadak ternganga di tempat mereka berdiri, saat melihat bagaimana kondisi Jojo usai bertemu dengan Yvanna yang saat itu tengah menyuapi donat rasa strawberi. Mereka berpikir bahwa Naya hanya main-main saja saat mengatakan pada mereka, kalau Jojo sudah kembali bisa bicara dan berinteraksi seperti biasanya. Nyatanya, hal itu benar-benar terjadi. Tatapan Jojo tak lagi kosong seperti tadi saat pertama kali mereka memeriksanya. Bahkan Jojo kini terlihat bicara dan tertawa seperti dulu.
"Maaf ya, aku cuma bisa bawain kamu donat. Tadi aku agak panik waktu Ibuku bilang kamu ada di sini. Makanya yang terlintas di pikiranku hanya membelikanmu donat," ujar Yvanna.
Jojo tersenyum. "Enggak apa-apa, Yv. Bawa donat juga sudah cukup kok," balasnya.
"Tapi tadinya aku juga mau bawain kamu bunga kok, cuma enggak jadi. Aku pikir, kamu 'kan cowok jadi enggak perlu kubawain bunga segala. Agak enggak cocok rasanya," ungkap Yvanna akan pikiran gilanya yang sempat melintas.
"Alhamdulillah karena pikiran itu enggak dilaksanakan," bisik Lili.
Larasati dan Narendra pun segera menutup mulut putri kelima mereka dengan kompak. Arini melihat hal tersebut, begitu pula dengan ketiga anaknya yang lain. Lili sendiri terlihat pasrah saat mulutnya dibekap oleh Ayah dan Ibunya yang tak ingin Yvanna serta Jojo terganggu oleh mereka. Namun hal itu jelas sudah terlambat untuk ditangani. Yvanna menoleh dan menatap Ayah, Ibu, serta Adiknya dengan santai sambil tetap menyuapi Jojo akibat mendengar bisikan yang Lili ucapkan.
"Kalau seandainya aku laksanakan pikiranku tadi, memangnya salah ya?" tanya Yvanna.
Larasati dan Narendra pun membuka bekapan tangan mereka dari mulut Lili agar bisa berbicara kembali.
"Enggak salah, sih. Hanya saja seperti yang Kakak bilang tadi, enggak cocok kalau Kak Jojo menerima oleh-oleh bunga saat dijenguk. Kak Jojo 'kan cowok, masa cowok mainan bunga," jawab Lili, masih sepolos anak remaja diusianya yang sudah memasuki angka dua puluh delapan tahun.
Yvanna dan Jojo pun tertawa pelan usai mendengar jawaban tersebut. Arini tampak jauh lebih lega saat melihat kalau putra ketiganya kini sudah mulai bisa kembali berinteraksi seperti sediakala. Hal itu jelas tak luput dari penglihatan Larasati dan Narendra. Mereka juga jelas sangat lega dengan keadaan tersebut, namun mereka masih belum paham dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Jojo. Mereka juga jelas ingin tahu, mengapa Jojo tiba-tiba bisa kembali normal setelah bertemu dengan Yvanna.
"Nah, donatnya sudah habis. Sekarang kamu tidur dulu. Istirahat, biar keadaanmu semakin membaik. Aku akan tetap ada di sini dan menjagamu, agar dia tidak kembali lagi," ujar Yvanna setelah memberi minum pada Jojo.
Jojo pun tersenyum seraya mengangguk patuh pada Yvanna. Sementara itu semua orang dari Keluarga Adriatma mendadak mengernyitkan kening masing-masing, ketika mendengar Yvanna berkata demikian pada Jojo. Mereka semakin merasa penasaran dan ingin segera tahu apa maksud perkataan Yvanna. Setelah Jojo benar-benar tertidur dengan pulas, Yvanna pun baru menoleh ke arah Arini--hanya Arini, dan tidak menatap ketiga anaknya yang lain--seraya menunjukkan mimik wajah yang serius.
"Apakah benar dugaan yang kusampaikan lima tahun yang lalu, Bibi Arini? Apakah itu terbukti?" tanya Yvanna tanpa basa-basi.
Itu sifat alami Yvanna lainnya yang begitu dikenali oleh semua orang. Yvanna paling tidak suka berbasa-basi dan lebih suka bicara langsung pada intinya. Terkadang, hal tersebut sering membuat lawan bicaranya merasa tersinggung, namun Yvanna jelas tidak peduli akan ketersinggungan tersebut. Baginya berbicara apa adanya dan berbicara secara terus terang adalah pilihan paling baik demi kebaikan lawan bicaranya. Dan sekali lagi, sifat alami itu tidak bisa ditentang oleh siapa pun.
"I--iya, dugaan kamu lima tahun lalu benar dan terbukti, Nak," jawab Arini, seraya menahan air matanya.
Yvanna pun beralih menatap ke arah kedua orangtuanya dan juga Adiknya.
"Apa yang terjadi pada Jojo selama tujuh bulan terakhir bukanlah perbuatan manusia. Luka lebam yang ada di tubuhnya itu adalah hasil perbuatan makhluk yang dikirim ke rumah Keluarga Adriatma. Aku mengusir makhluk kiriman itu saat tiba di ambang pintu ruang perawatan ini. Itulah sebabnya Jojo bisa kembali berinteraksi seperti biasa, karena aku sudah membebaskannya dari makhluk itu. Masalah trauma, Jojo jelas merasa trauma karena selama tujuh bulan terus disiksa oleh makhluk itu tanpa dia tahu. Itu sesuai dengan hasil pemeriksaan medis yang Ibu dan Lili lakukan. Sekarang, makhluk itu tidak akan mendekati Jojo ketika ada aku di dekatnya. Kekuatannya tidak setara dengan kekuatanku. Jujur saja, ada kemungkinan makhluk itu akan kembali lagi saat aku tidak ada di sisi Jojo," jelas Yvanna.
Semua orang di ruangan itu langsung memucat setelah mendengar penjelasan dari Yvanna, kecuali Larasati, Narendra, dan Lili yang sudah tahu mengenai kelebihan Yvanna sejak kecil. Kelebihan Yvanna itu adalah hal yang pernah menjadi alat bagi Ben untuk menggagalkan rencana keluarganya dan Keluarga Harmoko untuk berbesanan. Ben menganggap bahwa kelebihan Yvanna itu adalah suatu hal yang aneh dan mengerikan. Sehingga hal itu digunakannya untuk mempengaruhi Almarhum Ayahnya sampai keluarlah kalimat-kalimat cacian yang begitu menyakiti hati seluruh anggota Keluarga Harmoko.
"Ja--jadi, orang yang membunuh Suamiku melalui santet itu masih mengincar keluarga kami dan ingin menyakiti Jojo?" tanya Arini, sedikit gemetar.
Yvanna menggelengkan kepalanya.
"Tampaknya yang ini lain lagi, Bibi Arini. Pengirimnya bukan orang yang sama, meski tujuannya sama. Aku belum tahu siapa orangnya dan belum tahu apa motifnya. Kalau aku sudah tahu, akan segera kuberitahu pada Bibi secepatnya. Sekarang, sebaiknya kita pindahkan Jojo dari sini ke menara milik keluarga kami agar aku bisa memantaunya lebih dekat. Selain itu, memindahkannya sekarang juga jelas akan mengacaukan makhluk itu jika sewaktu-waktu ingin berusaha kembali menyakiti Jojo," jawab Yvanna.
"Ayah akan telepon Kakak-kakakmu agar menyiapkan menara kita supaya bisa ditempati oleh tamu," ujar Narendra.
"Tidak bisa, Paman Rendra," cegah Naya tiba-tiba.
Semua orang menatapnya dan seakan ingin tahu alasan mereka tak bisa tinggal di menara Keluarga Harmoko untuk sementara waktu.
"Aris, sepupu kami, sedang sakit keras. Kami jelas tidak bisa tinggal di menara milik keluarga Paman saat ini. Aris sudah sakit selama empat bulan terakhir. Paman dan Bibi kami tidak bisa mengurusnya sendirian," jelas Nania, mewakili Adik bungsunya.
Yvanna pun mengerenyitkan keningnya selama beberapa saat.
"Aris juga sakit? Hm ... firasatku mengatakan bahwa hal tersebut mungkin saja berkaitan dengan apa yang terjadi pada Jojo. Baiklah, kalau begitu aku yang mengalah. Aku akan ikut dengan Bibi Arini dan tinggal di rumahnya untuk memecahkan masalah ini," ujar Yvanna seraya menatap ke arah wajah kedua orangtuanya.
Larasati maupun Narendra kini saling menatap satu sama lain. Mereka jelas merasa cukup berat untuk melepaskan Yvanna pergi begitu saja, meski mereka tahu kalau Yvanna jelas cukup kuat untuk menjaga dirinya sendiri. Namun hal itu tetap saja tak berhasil membuat mereka yakin bahwa melepas Yvanna pergi sendiri untuk tinggal di rumah Keluarga Adriatma adalah pilihan yang tepat.
"Dengan satu syarat," ujar Narendra. "Tika, Manda, dan Lili harus ikut bersama kamu," putusnya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL MUSUH
Horor[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 1 Perjalanan tentang seorang wanita dalam mengatasi masalah yang tiba-tiba saja datang pada dua orang sahabatnya, yang membuat seluruh kehidupan wanita tersebut kini tertuju hanya pada sahabatnya tersebut. Satu...