Ben mendengar jelas nada memaksa yang Yvanna utarakan kepadanya. Dulu--tepatnya lima tahun lalu--ia akan merasa sangat marah jika mendengar nada memaksa itu keluar dari mulut Yvanna. Namun kini, rasanya berbeda bagi Ben. Ia tak merasa marah sama sekali dan justru ikut merasa sedikit panik. Diinjaknya gas sedalam-dalamnya agar mobil itu bisa melaju lebih cepat seperti yang Yvanna minta.
"Ada apa, Yvanna? Kamu merasakan sesuatu?" tebak Tika.
"Sesuatu yang buruk akan terjadi, Kak. Embusan angin malam ini terasa sangat berbeda. Maka dari itu kita harus segera sampai di rumah Keluarga Adriatma sebelum terlambat," jawab Yvanna.
"Apakah ... Aris ada dalam firasatmu?" tebak Jojo.
Yvanna pun mengangguk dengan mantap. Arini pun menepuk pundak Ben dengan keras.
"Ayo, lebih cepat lagi!" titahnya.
"Iya, Bu. Ini sudah aku usahakan," tanggap Ben yang mulai berkeringat dingin.
Semua orang dari Keluarga Adriatma mulai berdoa dengan khusyuk, agar malam itu bisa mereka lewati tanpa harus ada tragedi seperti yang pernah terjadi pada malam meninggalnya Hendri--Kepala keluarga mereka. Manda membuka tas milik Yvanna. Ia mengeluarkan sebotol air mineral untuk diserahkan pada Yvanna yang baru saja memberi tanda padanya. Yvanna membuka tutup botol air mineral tersebut dan membacakan ayat-ayat suci Al-Quran yang kemudian ia tiupkan ke dalam botol tersebut. Tak lama kemudian, Yvanna pun menyerahkan kembali botol air mineral itu pada Manda dan menatapnya dengan serius.
"Saat tiba nanti di rumah Keluarga Adriatma, tugasmu bersama Kak Tika dan Lili adalah menemukan Aris. Minumkan air itu padanya, tidak peduli apa pun yang terjadi saat itu. Entah Aris mengamuk ataupun berusaha membunuh kalian, pokoknya paksa dia untuk menerima air itu. Aku akan ada di luar rumah untuk melakukan yang biasa kulakukan sampai keadaan kembali tentram," pesan Yvanna.
"Mm ... akan kami lakukan sekuat tenaga agar Aris bisa menerima air ini," tanggap Manda.
Mendengar apa yang Yvanna pesankan pada Manda saat itu, Nania maupun Naya mendadak ingat dengan kejadian di malam kematian Ayah mereka yang begitu mencekam. Rekam kilasan kejadian malam itu berputar-putar tiada henti di kepala mereka.
"Kamu tetap di sampingku ya, Jo. Jangan jauh-jauh. Nanti Ibu, Kakak-kakak serta Adikmu biar ikut masuk ke dalam rumah bersama Kak Tika dan yang lainnya," ujar Yvanna sambil menggenggam erat tangan Jojo.
"Iya, aku enggak akan jauh-jauh dari kamu malam ini," janji Jojo.
Mobil yang mereka tumpangi pun akhirnya tiba di halaman rumah milik Keluarga Adriatma. Ben menginjak rem mendadak karena suara jeritan Ayuni--Bibinya--terdengar begitu melengking dari arah dalam rumah di sebelah rumah mereka. Semua orang bergegas keluar dari mobil dan berlari menuju ke arah rumah Ayuni, sementara Yvanna dan Jojo tetap berada di halaman rumah untuk melakukan tugas yang biasanya Yvanna lakukan. Di dalam rumah Ayuni segalanya tampak berantakan dan kacau. Ayuni menjerit-jerit histeris saat melihat putranya--yang tak lain adalah Aris--tengah mengalami kejang tanpa henti. Kedua bola mata Aris telah seutuhnya memutih. Ayah dan kedua Kakak laki-lakinya sudah berusaha keras memegangi pria itu. Namun mereka gagal total karena tubuh Aris terus mengalami kejang tak berkesudahan.
"Pegangi tubuhnya!" titah Manda pada Tika dan Lili.
Kedua wanita itu segera meraih tubuh Aris dan berusaha menahannya sekuat tenaga. Arini meraih Ayuni ke dalam pelukannya untuk ditenangkan, sementara Bagus--suami Ayuni--dan kedua putranya yang lain hanya bisa pasrah saat melihat usaha yang tengah diupayakan oleh Tika, Manda, dan Lili terhadap Aris. Ben terus melihat ke arah luar melalui pintu dan tatapnya bertemu dengan tatap milik Yvanna yang akhirnya memberi tanda padanya untuk masuk, agar tak perlu melihat apa yang akan wanita itu hadapi. Ben pun menurutinya lalu mendekat pada Nania dan Naya.
"Yvanna menyuruhku masuk. Dia sepertinya tidak mau aku melihat hal yang akan dihadapinya," ujar Ben.
"Ya sudah, kamu di sini saja dan turuti maunya Yvanna. Lihat itu ... Tika, Manda dan Lili sedang berusaha sekuat tenaga di dalam sini," ujar Nania, sedikit terlihat ngeri dengan apa yang tengah dilihatnya.
Manda membacakan ayat-ayat Al-Quran sebelum membuka tutup botol air mineral yang tengah dipegangnya. Meski air itu sudah dibacakan lebih awal oleh Yvanna, namun tata cara untuk membukanya kembali adalah dengan melakukan hal yang sama seperti yang Yvanna lakukan tadi sebelum diberikan kepada Aris.
"Ini bagaimana? Dia kejang terus dan susah untuk buka mulut secara sukarela," Lili kebingungan.
"Coba dipaksa," jawab Manda.
"Sudah, Manda! Andai gampang, Lili enggak akan bertanya mengenai caranya," balas Tika yang sudah mengupayakan membuka mulut Aris.
Rumah itu pun bergetar, semua orang mengucap istighfar bersamaan akibat merasa terkejut.
"Cepat beri airnya pada Kak Aris!" seru Lili, panik.
"Mulutnya belum terbuka! Mana bisa airnya kuminumkan pada Kak Aris kalau mulutnya masih ...."
BYURRR!!!
Tika telah merebut botol air itu dari tangan Manda dan menyiram isinya ke wajah Aris. Getaran yang terjadi pada rumah itu pun seketika berhenti dan Aris tak lagi mengalami kejang seperti tadi.
"Wow, that's extremly decision!" sindir Manda, setengah kaget sambil menatap ke arah Kakaknya.
"Memangnya kamu punya keputusan yang lain, gitu?" balas Tika.
"Aris!" Ayuni segera meraih tubuh Aris dari dekapan Dokter Lili dan Manda.
Mereka membiarkan Ayuni memeluk putranya dan diikuti oleh Bagus serta kedua Kakak pria itu.
"Hei!" panggil Yvanna dari ambang pintu rumah Ayuni.
Semua orang pun menatap ke arah Yvanna dan serempak menutup mulut ketika melihat wanita itu sudah basah kuyup seperti yang terjadi pada Aris saat ini.
"Kamu kok kebasahan? Di luar hujan?" tanya Tika agak kebingungan.
"Hujan ... hujan ...! Tadi perintahku apa? Air itu untuk diminum sama Aris, bukan untuk disiram ke arah raganya! Lihat ini, aku jadi ikutan basah kuyup gara-gara ulah kalian!" omel Yvanna.
Tika pun terlihat meringis geli saat mendapatkan pelototan serta omelan dari Adiknya.
"Bukan ulah kami," sanggah Manda dengan cepat. "Kak Tika yang menyiram airnya kepada Kak Aris. Tadi aku dan Lili masih berpikir cara meminumkannya, gara-gara Kak Aris kejang-kejang terus. Eh, Kak Tika berinisiatif menyiramnya. Lagian, Kak Yvanna tadi pakai ajian pembelah sukma, ya?" tanya Manda usai menjelaskan yang sebenarnya.
"Bukan. Tadi kupakai ajian pengalih raga, makanya aku ikut basah kuyup saat Aris disiram. Sengaja kupakai ajian itu, agar kalau makhluk itu mau menyerang Aris, serangannya akan jatuh padaku karena aku jauh lebih kuat daripada makhluk itu," jawab Yvanna sambil mengusap wajahnya dengan handuk yang disodorkan oleh Jojo.
"Eh ... tadi makhluk itu langsung pergi ya?" tanya Jojo.
"Iya, sementara waktu. Aku harus cepat-cepat menemukan sumbernya, agar kamu dan Aris tidak lagi terkena hal-hal menyakitkan seperti yang sudah kusingkirkan," jawab Yvanna.
"Sekarang kita harus apa, Kak?" tanya Lili.
"Beri dulu infus pada Aris. Dia pasti sangat kekurangan cairan di dalam tubuhnya, setelah melalui sakit yang panjang," titah Yvanna.
"Tunggu," cegah Damar--Kakak tertua Aris. "Sebenarnya ada apa ini? Kenapa keluarga kami sampai mengalami banyak sekali kejadian aneh seperti yang baru saja terjadi pada Aris?" tanyanya.
Yvanna pun menghela nafas selama beberapa saat.
"Tenangkan dulu diri kalian masing-masing, baru setelah itu akan kujawab pertanyaan tersebut," pintanya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL MUSUH
Horreur[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 1 Perjalanan tentang seorang wanita dalam mengatasi masalah yang tiba-tiba saja datang pada dua orang sahabatnya, yang membuat seluruh kehidupan wanita tersebut kini tertuju hanya pada sahabatnya tersebut. Satu...