6 | Mengatasi Kecanggungan

1.3K 111 17
                                    

Semua orang masih bekerja sama membereskan rumah milik Ayuni yang tadi begitu kacau dan berantakan. Aris sudah sadar dan saat ini tengah dirawat oleh Lili di sofa ruang tengah. Aris sengaja tidak ditempatkan di kamarnya, karena Yvanna akan membersihkan dulu kamar pria itu agar tak ada lagi gangguan apa pun yang bisa menyerangnya. Saat ini Yvanna, Manda, dan Tika sedang memasak di dapur rumah Ayuni, sementara Arini dan anak-anaknya sedang membersihkan diri setelah melalui perjalanan yang panjang dari daerah Subang. Damar memperhatikan semua anak-anak Keluarga Harmoko sambil bekerja bersama Zian--Adiknya yang nomor dua.

"Kamu sudah kenal mereka semua, Zi?" tanya Damar.

"Sudah, Kak. Yang menyiram Aris dengan air tadi namanya Tika, dia seumuran denganku. Yang punya kelebihan bisa mengusir makhluk tak kasat mata ataupun merasakan sesuatu yang gaib namanya Yvanna, dia sahabat baik Jojo dan Aris. Kalau yang rambut pendek itu namanya Manda dan yang Dokter itu namanya Lili," jawab Zian.

"Mereka kok tampak santai-santai saja ya, meskipun lima tahun lalu Almarhum Paman Hendri pernah menyakiti hati yang bernama Yvanna? Menurutmu, mereka sudah lupa dengan kejadian lima tahun lalu apa belum ya? Waktu itu aku enggak sempat ikut ke rumah Keluarga Harmoko karena sedang kuliah di Singapura, jadi aku baru tahu siapa mereka sekarang," Damar mengungkapkan rasa penasarannya.

Zian menghela nafas sejenak demi melepaskan penat yang menari-nari di dalam kepalanya.

"Seharusnya mereka masih marah dan bahkan kalau perlu menaruh dendam pada keluarga kita. Tapi menurut Bibi Arini, Bibi Laras dan Paman Rendra itu tidak pernah marah serta tidak pernah menaruh dendam terhadap siapa pun yang telah menyakiti mereka. Bahkan, mereka selalu menanamkan hal-hal yang baik terhadap anak-anak mereka, agar tidak pernah marah ataupun menaruh dendam terhadap siapa pun meski telah disakiti. Jadi menurutku, wajar kalau hidup mereka selalu baik-baik saja dan bahagia. Kesimpulannya, mereka mungkin tidak lagi ingin mengingat kejadian lama itu dan memutuskan untuk memaafkan. Baik itu terhadap Almarhum Paman Hendri ataupun terhadap Ben sebagai pemicu keributan yang terjadi lima tahun lalu," jelas Zian.

Damar pun mengangguk-anggukkan kepalanya, pertanda bahwa dirinya telah mengerti dengan penjelasan yang Zian berikan. Arini telah kembali ke rumah itu bersama anak-anaknya. Jojo langsung melesat ke dapur untuk menemui Yvanna yang baru saja menyelesaikan masakanya. Ayuni dan Bagus kini duduk bersama Arini di sofa, sambil memperhatikan Aris yang masih terlihat lemas meski sudah sadar.

"Jojo ... bagaimana Jojo bisa kembali seperti biasa lagi, setelah tujuh bulan hanya menatap kosong dan tidak pernah bicara?" tanya Ayuni sangat ingin tahu.

"Kenapa Ibu tanyakan lagi?" sela Aris, lirih. "Ibu sudah lihat sendiri kalau semua itu adalah hasil usaha Yvanna. Aku adalah buktinya dan Jojo juga pasti mendapatkan hal yang sama sepertiku."

Lili pun segera menutup mulut Aris dengan cepat.

"Kalau orangtua sedang bicara jangan ikut-ikutan. Istirahat saja seperti yang Kak Yvanna suruh," desisnya.

Aris pun terdiam seketika tanpa membantah ataupun berusaha melawan. Padahal biasanya, Aris adalah pembangkang nomor satu di rumah itu dan tak ada yang bisa menasehatinya. Hal tersebut membuat Bagus dan Ayuni ternganga selama beberapa saat, akibat merasa takjub dengan apa yang Lili lakukan untuk membungkam Aris.

"Aris benar, Yvanna berhasil mengusir makhluk yang mengikat dan menyiksa Jojo selama tujuh bulan terakhir," ujar Arini. "Tapi, dia mengusir makhluk itu tidak sampai harus melewati hal seperti yang dilakukan pada Aris. Bahkan, aku dan anak-anak tidak tahu kalau dia sudah mengusir makhluk itu."

"Kenapa bisa begitu? Bukankah itu cukup aneh?" tanya Bagus yang terlihat heran.

"Maaf, apakah aku boleh menyela?" tanya Lili terhadap Arini, Ayuni, dan Bagus.

Damar, Zian, Ben, Nania, dan Naya kini ikut tertarik pada pembicaraan itu ketika Lili ikut berbicara.

"Tentu saja boleh, Nak. Silakan," jawab Ayuni atas permintaan izin Lili yang begitu sopan.

"Setahuku, tidak setiap kali Kak Yvanna mengusir makhluk tak kasat mata itu harus berada di sisi orang yang akan diselamatkan. Terkadang, Kak Yvanna cukup menatap dari jauh makhluk itu dan dengan sendirinya makhluk itu akan pergi menjauh dari korban yang sedang diincarnya. Kekuatan Kak Yvanna tidak terbatas, bahkan jika dia ada di rumah ini dan Kak Jojo ada di rumah sebelah sekalipun, dia tetap akan bisa menjauhkan Kak Jojo dari makhluk itu. Nah, sementara yang tadi terjadi pada Kak Aris itu jelas berbeda dengan apa yang terjadi pada Kak Jojo meskipun tujuannya adalah sama, yaitu membuat mereka berdua menderita. Maka dari itu, untuk menangani kasus seperti yang terjadi pada Kak Aris, diharuskan ada media yang menjembatani antara Kak Yvanna dan Kak Aris sendiri. Sebab itulah Kak Yvanna memilih media air agar dia bisa menggunakan ajian pengalih raga. Tujuannya adalah, agar semua kesakitan dari raga Kak Aris bisa berpindah pada raga Kak Yvanna sebelum dilakukan perlawanan terhadap makhluk yang memberikan kesakitan tersebut. Intinya, kesakitan pada diri Kak Jojo tidak serupa dengan kesakitan pada diri Kak Aris, meskipun keduanya sama-sama menderita. Kak Jojo mengalami kesakitan yang begitu perlahan dengan tujuan untuk menyiksanya selama mungkin sampai mati. Sementara Kak Aris mengalami kesakitan yang konstan dengan tujuan agar cepat mati. Begitulah, yang aku tahu mengenai dua kasus yang terjadi di kedua rumah ini. Selebihnya, Paman ataupun Bibi bisa menanyakan langsung pada Kak Yvanna, karena dia jelas jauh lebih tahu semuanya," jelas Lili.

Damar ternganga di tempatnya dengan ekspresi ngeri yang tak bisa ia sembunyikan, usai mendengar apa yang dijelaskan oleh Lili. Ayuni kembali menangis pelan di sisi suaminya, sementara Arini pun mendadak teringat kembali dengan malam kematian suaminya. Yvanna keluar dari dapur bersama Tika dan Manda yang kini akan menyajikan makan malam di atas meja. Jojo terlihat terus saja mengikuti Yvanna dengan santai sambil membaca sebuah buku catatan yang entah milik siapa.

"Silakan Paman ... Bibi ... makan malam dulu sebelum Yvanna akan memberi penjelasan pada seluruh anggota keluarga ini," ujar Tika dengan sopan.

"Yang lainnya juga. Kakak-kakak sekalian silakan ikut makan," tambah Manda.

Mereka semua pun segera beranjak ke meja makan, kecuali Lili dan Aris yang masih diinfus. Yvanna membawakan semangkuk bubur ayam untuk Aris dan diserahkan kepada Lili yang akan mengurusnya.

"Minumnya Aris pakai sisa air yang tadi ya, Li. Jangan pakai air yang lain dulu," pesan Yvanna.

"Iya, Kak," balas Dokter Lili seraya tersenyum.

Yvanna pun menuntun Jojo untuk ikut dengannya ke meja makan. Mereka berdua bergabung dengan yang lainnya untuk makan malam.

"Ben, yakin kamu mau ikut makan? Sebagian dari makanan yang tersaji ini adalah masakannya Yvanna," tanya Bagus, yang belum tahu kalau semua orang sudah sepakat untuk tidak mengungkit lagi masa lalu.

Ben pun mendadak terdiam dan tak tahu akan bicara apa untuk menjawab pertanyaan itu. Yvanna pun kembali berdiri dari kursinya dan meraih piring milik Ben untuk diisi dengan makanan.

"Habiskan, Kak. Jangan dibuang-buang," titah Yvanna, agar Ben tidak lagi merasa canggung terhadapnya.

* * *

TUMBAL MUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang