Getaran dan hawa panas yang terjadi pada saat itu benar-benar membuat semua orang diliputi ketakutan. Manda menjaga Jojo baik-baik, begitupula dengan Lili yang bertanggung jawab atas Aris. Tika berusaha menenangkan perasaan semua orang, termasuk Bagus, Ayuni, dan Arini. Namun tanpa terduga, sebuah suara yang mereka kenali sebagai suara Arini pun terdengar begitu mengerikan.
"Ha-ha ... ha-ha-ha ... ha-ha-ha-ha-ha-ha!!!"
Arini tertawa tidak seperti biasanya dalam posisi duduk yang sama sejak awal. Yvanna menatap ke arahnya.
"Pergi dari sana Paman Bagus! Bawa Bibi Ayuni!" seru Yvanna.
"Ha-ha-ha-ha-ha-ha!!!"
Bagus segera membawa Ayuni menjauh dari sisi Arini, sementara Tika segera meraih mereka berdua agar bisa diamankan bersama dengan anak-anak Keluarga Adriatma yang saat itu sudah tidak lagi menempati sofa di ruang tengah. Mereka kini diungsikan oleh Manda dan Dokter Lili ke dekat meja makan, agar bisa segera lari ke arah dapur jika Yvanna memberi tanda. Arini mengangkat kepalanya perlahan dan menatap tepat ke arah Yvanna yang kini berjalan perlahan ke arahnya. Senyuman di wajah Arini terlihat sangat mengerikan, begitu lebar hingga memperlihatkan barisan gigi-giginya yang putih. Cahaya di wajahnya tak lagi terlihat normal dan pada saat itu Yvanna akhirnya tahu, kalau sosok yang dilihatnya bersama Tika saat mereka mengambil wudhu sebelum shalat tahajud dini hari tadi telah merasuki Arini.
"Akhirnya kita bertemu lagi, ha-ha-ha-ha-ha!" tuturnya.
"Kurang ajar! Jadi kamu sengaja menyuruh jin itu untuk berpura-pura menjadi penunggu rumah, hah? Pengecut! Keluar kamu dari tubuh Bibiku!" bentak Yvanna.
"Ha-ha-ha-ha-ha-ha! Tidak semudah itu Yvanna, tidak semudah itu. Aku tidak akan pernah keluar dari tubuh ini, karena aku memang ingin membunuhnya," balas sosok yang merasuki Arini.
"Kurang ajar! Tidak Ibu, tidak anak, kelakuannya sama saja!" geram Yvanna. "Apakah masih kurang kejahatan Ibumu terhadap Paman Hendri??? Ibumu sampai membunuhnya melalui santet hanya karena tidak bisa memiliki Paman Hendri!!! Sekarang apa yang kamu mau dari Bibi Arini, hah??? Kamu dan Ibumu sudah berhasil menyakiti Paman Hendri melalui Kak Ben!!! Apa itu masih juga kurang???" Yvanna benar-benar murka.
"HA-HA-HA-HA-HA-HA-HA!!!" tawa sosok itu semakin keras. "Itu belum seberapa, Yvanna. Itu belum seberapa. Seharusnya kamu tidak pernah ikut campur saat aku berusaha menggunakan Jojo untuk melancarkan aksi balas dendam Ibuku! Seharusnya aku sudah berhasil saat itu, tapi kamu menghalangi jalanku! Andai saja kamu tidak ikut campur, maka kamu tidak perlu merasakan bagaimana rasanya kusakiti melalui Ben yang sudah kuberi pelet lima tahun yang lalu! HA-HA-HA-HA-HA-HA-HA!!!"
Ben mendengar semua pengakuan itu dengan sangat jelas. Rasa bersalah di dalam dirinya menjadi semakin besar dan sulit untuk ia lupakan.
"Mana mungkin aku akan membiarkanmu menyakiti Jojo? Dia sahabatku! Dia adalah putra dari sahabat baik Ibuku! Aku bahkan sudah menganggapnya seperti Adikku sendiri! Jadi mana mungkin aku membiarkan dirimu menyakitinya begitu saja? Segila-gilanya aku di masa lalu, aku tidak akan pernah menutup mata terhadap orang yang begitu penting di dalam kehidupanku! Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Jojo atau Aris!" tegas Yvanna.
"HA-HA-HA-HA-HA-HA-HA!!! Itulah kelemahanmu, Yvanna. Kamu memang hebat dan jauh lebih kuat daripada aku. Tapi kamu akan menjadi lemah, jika aku sudah menyerangmu menggunakan tubuh orang yang bagimu sangat penting di dalam kehidupanmu itu. Maka dari itu, aku tidak akan pernah pergi dari tubuh ini sampai aku berhasil membuatnya mati!" balas sosok itu tak kalah tegas dari Yvanna.
Tubuh Arini pun langsung terbanting-banting di lantai, lalu merayap sambil mencakar-cakar lantai di hadapan Yvanna sambil tetap tersenyum lebar. Sosok yang diperintahkan menjadi media antara dirinya dan Arini tahu betul, kalau Yvanna tidak akan pernah menggunakan kekuatannya untuk menyerang kepada Arini. Yvanna takkan membiarkan Arini tergores meski hanya seujung kuku.
"Ibu! Ibu ...." ratap Nania yang tidak bisa menahan tangisnya.
"Sabar, Nak. Sabar. Yvanna sedang mengusahakan sesuatu untuk Ibumu," bujuk Ayuni.
Damar bahkan sekuat tenaga memeluk Nania agar tidak berlari ke arah Arini. Ia tahu betul kalau Nania tidak pernah tega melihat Ibunya tersakiti, namun saat itu jelas sekali tidak ada jalan lain selain membiarkan Yvanna yang turun tangan.
"Kamu benar! Sangat benar! Aku tidak akan pernah bisa menyentuh Bibi Arini jika kamu ada di dalam raganya. Karena jika aku menyentuhnya saat kamu ada di dalam tubuhnya, maka Bibi Arini akan terluka karena kekuatanku yang bisa langsung keluar meski aku mencoba menahannya. Tapi jangan salah, aku tetap memiliki cara yang lain untuk bisa membuatmu keluar dari tubuh Bibi Arini," ujar Yvanna.
"Ha-ha-ha-ha-ha-ha! Omong kosong! Kamu tidak akan pernah bisa membuatku keluar dari tubuh ini, bahkan jika kamu terus memutar otak!" balasnya dengan angkuh.
Yvanna pun kini menoleh ke arah Manda dan Manda pun tahu apa maksud tatapan Yvanna saat itu. Manda menarik Tika untuk menggantikan dirinya menjaga Jojo, lalu setelah itu ia beranjak menuju ke arah Yvanna.
"Manda! Mau kemana kamu, Nak?" cegah Bagus.
"Tetap tenang di sini, Paman Bagus. Aku harus membantu Kak Yvanna agar makhluk itu bisa segera keluar dari tubuh Bibi Arini," jawab Manda.
"Manda! Itu berbahaya untuk kamu!" Jojo ikut mencegah.
"Tenang, Jo! Manda atau aku sudah sering membantu Yvanna dalam keadaan seperti ini. Dan saat ini, Yvanna jelas lebih membutuhkan Manda untuk membantunya," jelas Tika, berusaha menenangkan Jojo.
Manda pun kini berada di sisi Yvanna dan tubuh Arini terlihat kembali mencakar-cakar lantai dengan beringas.
"Hari lahirmu sama dengan hari lahir dia jika kulihat dari tanggal lahir dia," bisik Yvanna.
"Hm ... aku juga sudah menduga begitu saat Kakak melihatku tadi," balas Manda, ikut berbisik.
"Kalau begitu bersiaplah, aku akan membuatmu menjadi media antara diriku dan Bibi Arini untuk mengusirnya dari tubuh Bibi Arini."
Manda pun menganggukkan kepalanya. Mereka berdua kini duduk bersila di lantai dengan posisi Manda berada di hadapan Yvanna, sehingga Yvanna kini hanya bisa melihat punggung Manda. Yvanna memusatkan seluruh kekuatannya agar bisa berpindah ke dalam tubuh Manda yang akan menjadi media antara dirinya dan Arini. Lili menyadari bahwa Yvanna akan mengeluarkan salah satu ajiannya, sehingga dengan cepat meminta Zian menggantikannya menjaga Aris.
"Kamu mau kemana, Li?" cegah Aris.
"Tubuh Kak Yvanna butuh dijaga setelah dia menggunakan ajian pembelah sukma, Kak Aris. Aku akan ada di sisinya ketika sukmanya telah berpindah ke dalam sukma Kak Manda," jawab Lili yang kemudian berlari ke arah Yvanna untuk menjaga raganya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL MUSUH
Horor[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 1 Perjalanan tentang seorang wanita dalam mengatasi masalah yang tiba-tiba saja datang pada dua orang sahabatnya, yang membuat seluruh kehidupan wanita tersebut kini tertuju hanya pada sahabatnya tersebut. Satu...