10 | Jangan Diusik

1.4K 125 12
                                        

"Assalamu'alaikum warahmatullah. Assalamu'alaikum warahmatullah."

Tika pun langsung mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya sambil beristighfar, diikuti oleh ketiga Adiknya yang ikut shalat tahajud berjamaah bersamanya. Jam baru saja menunjukkan pukul setengah tiga dini hari pada saat itu. Mereka terbangun kembali dari tidur, meski baru sekitar satu setengah jam mereka bisa terlelap. Hawa dingin menembus kulit serta pori-pori dengan sempurna, namun mereka mengabaikan hal tersebut untuk menghadap kepada Allah.

Pintu kamar mereka sengaja tidak ditutup sama sekali sejak tadi, agar memudahkan mereka keluar dari kamar jika saja terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aris ada di rumah sebelah bersama keluarganya, sementara mereka berempat kini ada di rumah Arini seperti rencana awal. Mereka menempati salah satu kamar yang dikhususkan untuk tamu. Letaknya berada di bagian belakang rumah, dekat dengan pintu keluar bagian belakang antara rumah Arini dan rumah Ayuni. Seluruh penghuni rumah itu sudah terlelap, Yvanna sudah membersihkan kamar milik Jojo dan Aris pada kedua rumah tersebut, sehingga mereka berdua kini bisa tidur tanpa gangguan apa pun.

"Aku enggak bisa tidur lagi," ujar Manda.

"Sama Kak, aku juga," balas Lili.

"Ya sudah, ayo kita ke dapur dan membuat sesuatu untuk sarapan. Semua orang akan bangun saat waktu subuh tiba nanti, jadi sebaiknya kita mulai bekerja sekarang agar mereka tidak perlu terlalu repot melakukan pekerjaan rumah," ajak Tika.

"Sekalian memasak untuk orang di rumah sebelah saja, Kak. Bibi Ayuni pasti masih sibuk mengurus Aris yang masih dalam masa pemulihan dari sakitnya," saran Yvanna.

"Iya, sebaiknya memang begitu. Ayo, kita ke dapur," balas Tika yang kini sudah berada di ambang pintu kamar.

Yvanna, Manda, dan Lili kini mengikuti langkahnya menuju ke dapur. Semua lampu rumah dinyalakan, karena Lili dan Manda akan bekerja sama untuk menyapu sekaligus mengepel lantai seluruh bagian rumah. Tika akan mencuci piring sementara Yvanna akan memasak nasi terlebih dahulu sebelum memasak lauk pauk serta sayur. Mereka bekerja dalam senyap agar tidak mengganggu orang-orang yang sedang tidur. Mereka tak ingin ada yang merasa terusik dengan kegiatan mereka saat itu.

"Mau masak apa kamu, Dek?" tanya Tika yang masih mencuci piring.

"Kemungkinan aku akan buat sup ayam, perkedel, dan juga tumis ikan tongkol. Semua bahan-bahannya sudah ada di kulkas, Kak," jawab Yvanna.

"Untuk di rumah sebelah mau kamu masakin apa?" tanya Tika lagi.

"Sama saja, Kak. Hanya aku akan tambahkan bubur ayam untuk Aris."

Lili mendekat ke arah dapur.

"Aku sudah selesai menyapu dan Kak Manda sudah akan mulai mengepel lantai. Beberapa meja dan lemari terlihat berdebu dan mau kubersihkan. Kakak bedua ada yang lihat kemoceng, tidak?" tanyanya.

"Kemoceng? Bukannya benda itu terletak pada rak yang ada di dekat kamar kita, ya? Coba kamu periksa di situ," jawab Tika.

"Oh, oke. Biar kuperiksa dulu," tanggap Lili.

Setelah Tika selesai mencuci piring, ia mulai membantu Yvanna memasak. Lili tampaknya sudah menemukan kemoceng yang dicarinya dan Manda juga terdengar sedang mengepel lantai. Waktu berlalu begitu cepat, hingga tanpa terasa kumandang adzan subuh pun sayup-sayup mulai terdengar di kejauhan. Meja makan sudah terisi oleh makanan ketika Arini dan anak-anaknya terbangun. Rumah juga sudah bersih dan wangi. Mesin cuci terdengar tengah dinyalakan, yang menandakan bahwa ada yang sedang mencuci pakaian di belakang.

"Ya Allah, mereka sudah bangun sejak tadi?" Naya terlihat kaget dan takjub yang bercampur menjadi satu.

"Tampaknya memang begitu," jawab Nania yang juga sedang menatap ke arah seluruh penjuru rumah.

Yvanna terlihat keluar dari dapur sambil membawa satu baki penuh makanan. Arini menatapnya dan wanita itu hanya mengangguk.

"Permisi Bibi, aku mau mengantarkan makanan ke rumah Bibi Ayuni," pamitnya.

"Mau dibantu, Nak?" tanya Arini yang tampak takut merepotkan anak-anak sahabat baiknya.

"Tidak usah, Bibi. Bibi silakan mandi dan shalat subuh lebih dulu. Air hangatnya sudah disiapkan oleh Kak Tika," jawab Yvanna dengan tenang.

Jojo mengekori langkah Yvanna dan membantunya membukakan pintu belakang. Mereka berdua sama-sama mengantarkan makanan yang sudah dimasak oleh Yvanna dan Tika ke rumah Ayuni. Ayuni sendiri yang membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk. Lili menyusul mereka tak lama kemudian untuk membantu Yvanna menyapu dan mengepel lantai di rumah sebelah. Ayuni keluar rumah setelah shalat subuh untuk menemui Arini bersama suaminya. Manda terlihat baru saja selesai mencuci pakaian dan menyapa mereka dengan ramah.

"Kamu sudah selesai mencuci, Nak?" tanya Ayuni.

"Iya, Bibi Ayuni. Semua pekerjaan rumah sudah selesai kami kerjakan bersama. Selanjutnya tinggal di rumah Bibi Ayuni saja yang kami kerjakan," jawab Manda.

"Eh, rumah kami juga akan kalian bereskan? Kenapa begitu?" tanya Bagus.

"Karena kami akan kekurangan pekerjaan selama tinggal di sini, Paman. Kami tidak pernah berdiam diri saat ada di rumah, jadi kami akan mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama untuk meringankan tugas Bibi Ayuni dan Bibi Arini," jawab Manda yang kemudian berjalan menuju tempat menjemur pakaian.

Ayuni dan Bagus pun segera masuk ke dalam rumah Arini setelah melamun selama beberapa saat di luar sambil memperhatikan Manda. Mereka melihat kalau di dalam rumah Arini juga sudah benar-benar bersih dan kini mereka sekeluarga sedang menikmati sarapan di meja makan.

"Sudah sarapan, Dek? Mau sarapan sama-sama?" tanya Arini pada Ayuni dan Bagus.

"Sudah, Kak. Tadi kami sarapan bersama anak-anak di rumah, setelah Yvanna membawakan makanan bersama Jojo," jawab Bagus.

"Jojo masih ada di rumah sebelah? Dia enggak mau mandi gitu?" Nania bertanya sambil mengerenyitkan keningnya.

"Jojo sudah mandi di rumah kami. Dia juga sudah shalat subuh berjamaah bersama Damar, Zian, dan Aris. Yvanna dan Lili juga ikut shalat di sana, ikut menjadi makmum," jelas Ayuni.

"Tika ke mana?" tanya Bagus yang tampak mencari-cari keberadaan Tika.

"Masih berdzikir di kamarnya. Tadi dia shalat subuh berjamaah dengan Manda, tapi Manda keluar duluan karena masih mengurus cucian baju. Hanya tinggal Tika yang masih berdzikir di kamar," jawab Arini.

Manda masuk kembali ke dalam rumah dengan wajah sedikit pucat. Semua mata menatap ke arahnya, namun tak berani bertanya apa-apa pada wanita itu. Tika keluar dari kamar dan langsung menatap ke arah Adiknya yang masih berdiri di tempat tanpa arah mau ke mana.

"Kenapa, Dek? Kamu lihat ada yang masuk ke pintu pojok dari arah kamar mandi sana, ya?" tebak Tika dengan santai.

"Kakak sudah lihat juga?" Manda balik bertanya.

"Sudah, waktu akan ambil air wudhu saat akan shalat tahajud. Yvanna bilang jangan diusik, nanti dia yang akan cari tahu mengenai sosok itu," jawab Tika.

"Duh, Nak Tika. Enteng sekali ucapanmu itu," keluh Bagus setengah meringis.

* * *

TUMBAL MUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang