25 | Berpulang

1K 111 10
                                    

Keadaan benar-benar menjadi hening. Lebih menakutkan daripada ketika ada gangguan dari makhluk-makhluk halus. Yvanna benar-benar tidak pernah bisa menghilangkan auranya yang garang, ketika ada seseorang yang berbuat kesalahan. Hal itulah yang membuat Aris, Jojo, Manda, Tika, maupun Lili diam seribu bahasa ketika Yvanna mulai bertindak. Zian sama saja dengan Ben yang tidak terlalu mengenal Yvanna. Namun Zian jauh lebih tahu untuk tidak sembarangan berucap dan memilih diam seperti yang lainnya saat Yvanna menunjukkan wajah yang begitu serius terhadap Ben.

"Aku mencari keberadaan perempuan itu siang tadi menggunakan ajian grayah tilas. Pada saat itulah aku menemukan letak sebuah makam, yang tidak lain adalah makam Ibu dari perempuan itu. Aku mendekat pada makam itu dan tidak sengaja bisa menembus semua kenangan yang tampaknya menjadi kumpulan dendam yang mengiringi kematiannya. Catat baik-baik, Ibu perempuan itu meninggal setelah berhasil membunuh Almarhum Ayahmu melalui santet yang dikirimnya. Nyawanya adalah taruhan dari tindakan yang dilakukannya demi membunuh Almarhum Ayahmu," ujar Yvanna.

Ben merasa sekujur tubuhnya merinding saat mendengar setiap penekanan yang terucap dari mulut Yvanna. Ia merasa kedinginan, padahal suhu AC di dalam mobil itu tidaklah terlalu tinggi.

"Lalu, mengapa dia sampai mengambil tindakan segila itu demi membunuh Ayahmu dan rela kehilangan nyawanya sendiri?" tanya Yvanna.

Ben pun menggelengkan kepalanya karena merasa tidak tahu dengan apa yang pernah terjadi di masa lalu.

"Namanya Lasmi. Awal mulanya Lasmi ini adalah pihak yang salah, karena terus saja mengejar-ngejar Almarhum Ayahmu, bahkan setelah Ayahmu menikah dengan Ibumu. Lalu, kenapa keadaan berbalik menjadi Ayahmu yang salah kepadanya? Itu karena Ayahmu tidak menjaga lisannya dengan baik. Apa kamu ingat, mengenai apa yang Ayahmu lakukan terhadapku di hadapan seluruh anggota keluargaku lima tahun lalu? Aku yakin kamu pasti ingat, karena kamu yang memprovokasinya saat itu. Dan ya, benar sekali, Ayahmu melakukan hal yang sama terhadap Lasmi seperti yang dilakukannya terhadapku lima tahun yang lalu."

Semua orang mendengarkan dengan seksama, karena tak ingin melewatkan satu detail pun dari apa yang Yvanna sampaikan.

"Yang kulihat dari ingatan masa lalunya, Almarhum Ayahmu mendatangi Lasmi dengan penuh amarah, karena dia telah berani mengusik ketenangan hidup keluarganya. Tapi di sanalah Ayahmu melakukan kesalahan yang fatal. Saat itu Lasmi sudah menyerah dan berniat mundur karena merasa tidak sepadan untuk menyaingi Ibumu yang telah dipilih oleh Almarhum Ayahmu. Namun tanpa berpikir panjang dan tanpa mengulas terlebih dahulu pokok permasalahnnya, Ayahmu datang ke hadapan Lasmi dan langsung mencaci maki dia tepat di depan seluruh keluarga besarnya. Mau tahu apa yang dikatakan Almarhum Ayahmu saat itu?" tawar Yvanna.

"A--apa yang ... Almarhum Ayahku katakan padanya?" Ben bertanya dengan terbata-bata.

"Dia berkata, 'Hei, perempuan jalang! Apakah kamu segitu tidak lakunya dimata laki-laki di seluruh dunia ini, sehingga kamu terus saja mengganggu hidupku dan hidup Istriku? Apakah kamu segitu butuhnya dengan belaian laki-laki, sehingga berharap aku ingin menjamahmu? Tidak bisakah kamu menjadi pelacur saja sekalian, jika memang kamu haus dengan belaian laki-laki?'. Itulah yang Almarhum Ayahmu katakan dengan keras di hadapan Lasmi dan di hadapan seluruh keluarga besarnya. Apakah Kakak merasa familiar dengan sebagian kalimat yang tadi kuucapkan? Ya, benar sekali. Almarhum Ayahmu juga mengatakan hal yang sama terhadapku ketika dia ingin rencana perjodohan antara aku dan Kakak dibatalkan. Almarhum Ayahmu, juga mengatakan hal itu kepada Lasmi sehingga membuat keluarga besarnya merasa malu luar biasa, hingga mengusir Lasmi detik itu juga dari dalam rumah mereka," tutur Yvanna. "Aku termasuk wanita yang beruntung, karena memiliki keluarga yang tidak pernah menaruh dendam terhadap orang yang telah menyakiti hati kami. Jadi aku tidak pernah merasakan rasanya diusir dari rumah sendiri seperti yang Lasmi alami."

Hati Ben mencelos, begitu pula dengan hati Jojo yang akhirnya tahu kalau Ayahnya dulu benar-benar sangat keterlaluan ketika menangani permasalahan dengan Lasmi. Mereka jelas merasa kecewa, malu, dan juga dipenuhi sesal atas kenyataan itu.

"Itulah mengapa aku mengatakan pada Manda, bahwa semarah apa pun kita terhadap orang lain lebih baik diam saja dan biarkan orang itu sendiri yang mencari tahu kebenarannya. Almarhum Ayahmu tidak salah ketika berniat ingin menyelesaikan masalah dan memberi peringatan pada Lasmi agar menjauh dari keluarganya. Dia tidak salah karena ingin mempertahankan keluarga yang dibangunnya dan menjaga hati Ibumu agar tidak cemburu dengan tingkah laku Lasmi. Yang salah adalah ketika dia menghina Lasmi dengan sangat terang-terangan, sehingga menyebabkan Lasmi mengalami penderitaan setelah diusir dari rumah keluarga besarnya. Itu hal yang fatal dan akhirnya menimbulkan efek yang sangat besar bagi kehidupan Almarhum Ayahmu, kehidupan Ibumu, serta kehidupan kalian anak-anaknya. Jadi, mulai sekarang belajarlah untuk menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain. Aku harap Kak Ben bisa paham dengan apa yang kujelaskan saat ini."

Yvanna pun mengakhiri pembicaraan itu, lalu kembali menghadap ke arah depan dan menutup matanya seperti tadi. Zian pun melirik ke arah kaca spion untuk melihat Ben dari pantulannya. Ben tampak lesu dengan kedua mata berkaca-kaca. Bahkan Jojo yang sebenarnya tidak sedang dinasehati oleh Yvanna pun ikut terlihat lesu serta menangis diam-diam. Tika merangkul Manda yang ada di sebelahnya dan mencoba menghibur wanita itu agar tidak merasa canggung terhadap Yvanna, nanti.

"Renungkan dengan baik apa yang Yvanna sampaikan tadi kepadamu. Dia benar, jangan terlalu mudah mengumbar emosi meski kita sedang merasa marah. Kamu jangan merasa digurui oleh Yvanna karena dia sering menasehatimu. Justru kamu harus merasa senang karena dia masih mau melakukannya, padahal usianya sudah menginjak angka tiga puluh tahun dan seharusnya dia sudah menasehati anak sendiri, bukan Adiknya lagi. Jangan menaruh dendam padanya, karena dia menasehatimu demi kebaikanmu dimasa depan. Kamu paham 'kan?" tutur Tika dengan sangat lembut.

Manda pun mengangguk sambil menahan airmatanya. Ia menenggelamkan diri ke dalam pelukan Tika, sementara Lili ikut mengusap-usap punggungnya untuk memberikan rasa tenang. Zian tersenyum saat mendengar bagaimana kompaknya Tika dan Yvanna ketika sedang mengayomi Adik-adik mereka. Hal itu tak pernah ia lihat selama ini, meskipun di sebelah rumahnya ada dua orang sepupu wanita. Mereka berempat benar-benar jauh berbeda dengan orang-orang yang sering ia lihat selama ini.

Mobil mereka pun akhirnya memasuki halaman rumah Keluarga Adriatma. Bagus, Ayuni, Arini, Damar, Nania, dan Naya tampak sudah menunggu kedatangan mereka sejak tadi. Aris dan Jojo kembali memapah Yvanna ketika turun dari mobil. Arini menyuruh Nania untuk cepat-cepat mengambil air hangat untuk mengompres kaki Yvanna yang terkilir. Damar mendekat ke arah mereka setelah semuanya turun dari mobil.

"Polisi memberi kabar kalau perempuan itu akhirnya meninggal dunia setelah tiba di rumah sakit," ujar Damar.

"Innalillahi wa inna illaihi raji'un!!!" ucap semua orang yang baru tiba di teras rumah itu.

Tika, Manda, dan Lili menatap serempak ke arah Yvanna yang kini sedang menatap ke arah langit.

"Setiap makhluk hidup tentunya akan mati. Hari ini memang sudah waktunya bagi Salya untuk kembali pada Sang Pencipta. Kita doakan saja yang terbaik untuknya," ujar Yvanna dengan tenang.

* * *

TUMBAL MUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang