Tika dan Manda pun tertawa pelan setelah mendengar keluhan dari Bagus.
"Maaf, Paman. Masalahnya kami memang sudah sangat terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Jadi tidak ada yang menakutkan bagi kami jika kami melihatnya," jelas Tika.
"Itu benar, Paman. Kami hanya perlu waspada terhadap hal-hal seperti itu, karena kami tidak bisa menebak apakah yang kami lihat itu adalah penunggu rumah biasa atau makhluk kiriman orang jahat. Itu saja," tambah Manda.
"Tapi tetap saja seram bagi kami yang awam," ujar Ben sambil menatap ke arah Manda dan Tika.
"Percayalah Kak Ben, bagi kami lebih menakutkan melihat tikus atau kecoa ketimbang melihat hal-hal gaib," balas Manda.
Kedua wanita itu pun segera berpamitan menuju ke rumah sebelah untuk membantu pekerjaan Yvanna dan Dokter Lili. Arini hanya tersenyum dan kembali menikmati makanannya pagi itu dengan tenang.
"Kamu enggak merasa terganggu gitu, Kak?" tanya Ayuni.
"Sudah biasa, Dek. Dulu Laras lebih parah lagi jika sedang melihat hal-hal seperti itu. Jadi kalau anak-anaknya juga bisa melihat hal-hal seperti Ibunya, aku merasa itu adalah hal yang wajar," jawab Arini.
Yvanna masuk ke dalam rumah bersama Lili tak lama kemudian.
"Kak, ayolah ... aku ikut ya," Lili tampak merajuk.
"Kalau kamu ikut, siapa yang mau awasi Aris? Aku cuma pergi sebentar sama Jojo untuk mendapatkan beberapa hal yang kuperlukan," balas Yvanna.
"Tapi Kak Manda boleh ikut, masa aku enggak boleh," Lili masih juga belum menyerah.
"Kamu 'kan di sini sama Kak Tika, bukan sendirian. Aku bawa Manda untuk berjaga-jaga, jangan sampai Jojo tidak bisa kujaga sepenuhnya di luar sana saat sedang mencari yang kuperlukan. Sudah, jangan berisik. Kamu bukan anak kecil lagi, jadi enggak pantas merajuk," ujar Yvanna, dengan nada yang sedikit tegas.
Lili pun akhirnya menyerah. Yvanna benar-benar tak bisa diluluhkan jika sudah membuat keputusan. Yvanna kini telah memakai jaketnya dan keluar kembali dari kamar. Wanita itu menghadap pada Arini dan duduk di kursi kosong yang ada di samping tempat yang Arini tempati.
"Bibi Arini, aku pergi dulu sebentar bersama Manda. Jojo akan kubawa, karena dia yang tahu arah di mana tempat yang aku tuju," ujar Yvanna, memohon izin dengan sangat sopan.
"Ya, pergilah. Tapi jangan pulang terlalu sore ya, Nak. Takutnya Ibumu menelepon dan bertanya mengenai keberadaanmu dan Manda," pesan Arini.
"Insya Allah jam sebelas siang aku sudah pulang, Bibi. Kalau memang Ibuku menelepon Bibi, katakan saja kalau aku harus mencari kahanan*. Ibuku pasti mengerti jika Bibi menyampaikan demikian."
Arini pun mengangguk seraya tersenyum ke arah Yvanna. Yvanna pun bangkit dari kursinya lalu pergi keluar rumah bersama Dokter Lili yang akan kembali menjaga Aris di rumah Ayuni. Ben ikut bangkit dari kursinya dan mengikuti langkah Yvanna. Wanita itu sudah akan masuk ke dalam mobil milik Jojo saat ia berhasil menyusul langkahnya. Dicekalnya lengan Yvanna, hingga Yvanna berbalik dan menatapnya.
"Biar aku yang menyetir," ujar Ben.
"Kakak di rumah saja, jangan ikut. Toh aku juga bisa menyetir sendiri," balas Yvanna.
"Aku bukan Adikmu yang bisa kamu perintah. Aku mau ikut. Aku yang akan menyetir," Ben menegaskan keinginannya.
Yvanna pun mengalah karena tidak ingin ribut dengan Ben. Ia berjalan memutar dan masuk ke mobil itu untuk duduk di kursi sebelah pengemudi. Jojo dan Manda tak berani berkomentar, karena mereka tahu kalau dulu Ben dan Yvanna pernah berdebat hanya karena perkara siapa yang akan menyetir. Ben menyalakan mesin mobil, lalu mulai melajukan mobil tersebut meninggalkan halaman rumah Keluarga Adriatma. Yvanna diam saja selama perjalanan itu berlangsung, hanya Jojo saja dan Ben yang terus berbicara karena Jojo harus menunjukkan jalan kepada Ben yang menyetir. Manda ikut diam karena memang tak terbiasa berbicara banyak. Sesekali ia hanya memeriksa Yvanna yang ada di kursi depan.
"Belok ke kanan, Kak, lalu lurus terus," ujar Jojo.
Ben mengarahkan mobil menuju ke arah yang Jojo katakan. Manda seketika menepuk bahu Yvanna saat merasakan sesuatu dan hal itu membuat Jojo maupun Ben terlihat kaget.
"Ada apa, Manda?" tanya Jojo.
"Sudah, diam saja," sahut Yvanna. "Dia hanya bisa mengejar tapi tidak akan bisa mendapatkan kita," tambahnya.
"Apa itu?" tanya Ben yang ikut penasaran.
"Makanya tadi kularang Kakak untuk ikut. Ini perjalanan yang tidak mudah, Kak. Sekarang karena sudah terlanjur Kakak ikut, maka Kakak tidak boleh banyak tanya dan hanya perlu diam jika merasakan atau melihat sesuatu," tegas Yvanna, yang kali ini membuat Ben tak berani membantah.
Manda mulai membaca ayat-ayat suci Al-Quran, begitu pula dengan Jojo yang memutuskan ikut membaca apa yang Manda baca sambil tetap mengarahkan Ben ke arah tujuan mereka. Yvanna sendiri terlihat membuka botol air yang dibawanya lalu membacakan doa ke dalamnya.
"Di depan sana berhenti Kak," ujar Jojo.
Yvanna pun bersiap untuk turun. Di berikannya setengah botol air yang sudah didoakannya kepada Manda, sementara yang setengah lagi tetap ia pegang.
"Jangan ada yang turun. Kunci mobil ini saat aku sudah keluar. Apa pun yang kalian lihat dari dalam mobil, tetaplah diam dan terus berdoa dan baca ayat-ayat Al-Quran," pesan Yvanna terutama pada Jojo dan Ben.
"Iya Kak. Aku akan jaga mereka berdua sekuat tenaga," janji Manda.
Yvanna pun turun dari mobil dan Ben bergegas menguncinya sesuai dengan pesan dari wanita itu. Yvanna terlihat menyiram seluruh bagian luar mobil itu dengan air yang dibawanya hingga habis. Setelah dia melakukan itu, barulah Yvanna berjalan menuju ke arah sebuah rumah yang tak jauh dari posisi mobil itu berhenti. Manda dan Jojo terdengar masih membaca-baca ayat suci Al-Quran. Ben sendiri ikut membaca namun tak sesering yang dilakukan oleh Jojo dan Manda.
BRAKKKK!!!
"ASTAGHFIRULLAH HAL 'ADZHIM!!!"
Sesuatu tiba-tiba saja muncul di kaca depan mobil dan membuat Ben dan Jojo terkejut setengah mati. Makhluk itu berwarna hitam dan besar dengan kedua mata merah menyala. Makhluk itu merayap di kaca depan mobil seakan berusaha ingin menembus ke dalamnya untuk meraih Jojo ataupun Ben. Manda menatap tajam ke arah makhluk itu dan bacaan Al-Quran yang diucapnya semakin keras dan kuat. Makhluk itu merayap ke arah jendela samping, lalu disusul oleh kemunculan sosok wanita berwajah hancur di sisi jendela tempat Ben duduk. Hal itu membuat Ben semakin gemetar ketakutan, namun mulutnya tak juga berhenti melantunkan doa serta ayat-ayat suci Al-Quran seperti yang Manda dan Jojo lakukan.
Keadaan saat itu terasa sangat mencekam bagi mereka. Namun keberadaan Manda membuat Ben maupun Jojo tetap bertahan untuk berani menghadapi makhluk-makhluk itu. Yvanna telah selesai dengan urusannya, ia melihat kedua makhluk itu tengah merayapi bagian luar mobil. Ben bisa melihat dengan jelas bagaimana cara Yvanna mengusir makhluk-makhluk itu dengan sangat tenang. Wanita itu hanya mengibaskan tangan kanannya, lalu kedua makhluk itu pun segera terlempar dari mobil dan menghilang tanpa jejak. Pada saat itulah, Ben pun kehilangan kesadarannya.
* * *
*Kahanan artinya syarat. Kahanan adalah sesuatu yang harus dipenuhi seperti nama lengkap, tanggal lahir, hari lahir menurut kalender Jawa dll.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL MUSUH
Horreur[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 1 Perjalanan tentang seorang wanita dalam mengatasi masalah yang tiba-tiba saja datang pada dua orang sahabatnya, yang membuat seluruh kehidupan wanita tersebut kini tertuju hanya pada sahabatnya tersebut. Satu...