4 | Perasaan Tidak Enak

1.3K 123 18
                                    

Jojo terbangun karena merasa lapar ketika perjalanan itu belum berakhir. Arini tampak mencari-cari makanan pada tas miliknya, berharap bisa menemukan makanan untuk putranya yang tengah kelaparan. Namun ternyata nihil. Di dalam tas ataupun paper bag bawaannya tidak terdapat sama sekali makanan. Arini jelas lupa untuk membeli makanan tadi, setelah Jojo bisa kembali berinteraksi seperti biasa. Ia jelas merasa begitu senang hingga melupakan kebutuhan anak-anaknya ketika menempuh perjalanan pulang.

"Manda, tolong buka tasku. Keluarkan makanan yang kubawa tadi dari rumah," pinta Yvanna.

Manda pun segera membuka tas milik Yvanna dan mengeluarkan makanan sesuai dengan yang Yvanna pinta. Ia menyerahkan beberapa bungkusan alumunium foil kepada Yvanna, sehingga Yvanna bisa membagikan makanan itu pada semua orang di depan termasuk Jojo.

"Ini, makanlah," ujar Yvanna seraya menyodorkan roti lapis yang sudah dibukanya dari alumunium foil kepada Jojo.

Jojo menerimanya dan langsung memakan roti lapis itu dengan lahap. Entah mengapa perutnya benar-benar keroncongan saat itu, seakan ia tak pernah makan sama sekali. Yvanna juga membagikan bungkusan makanan yang dipegangnya kepada yang lain, mulai dari Arini, Nania, Naya, dan juga Ben. Ben menerima bungkusan itu sambil melirik ke arah kaca spion sekali lagi untuk menatap ke arah Yvanna. Setelah Yvanna kembali duduk di tempatnya semula, ia pun membuka bungkusan alumunium foil tersebut dan mulai memakan roti lapis yang sama dengan milik Jojo.

"Rasanya enggak berubah ya. Tetap seenak roti lapis yang biasa kamu buat saat kita masih SMP," ujar Jojo, sesaat setelah minum.

"Apa yang harus berubah, Jo? Bahannya sama, yang buat juga sama. Itu hanya roti lapis biasa, jadi jangan terlalu berlebihan mengomentari," balas Yvanna, begitu santai.

"Enggak berlebihan kok. Roti lapis yang kamu buat selalu menyelamatkan aku dari kelaparan akut sejak kita masih SMP. Kalau kamu enggak pernah bawa roti lapis ke sekolah, aku mungkin sudah terkena asam lambung kronis. Tahu sendiri 'kan, kalau aku enggak bisa makan sembarangan saat berada di luar rumah karena memiliki riwayat alergi. Jadi, roti lapismu buatanmu ini memang istimewa bagiku," jelas Jojo sambil menyandarkan kepalanya di bahu Yvanna dengan santai.

Ben kembali melirik dan menatap melalui kaca spion. Ia memperhatikan di dalam diamnya.

"Jangan coba-coba bicara begitu di depan Aris. Dia bisa cemburu lagi sama kamu seperti dulu, karena merasa aku lebih memperhatikan kamu daripada dia. Tahu sendiri 'kan, kalau Aris cemburuan," pesan Yvanna.

"Hm ... aku tahu kok. Kalau enggak cemburuan, ya bukan Aris namanya. Sepupuku yang satu itu memang unik, jadi kamu harus selalu ekstra sabar kalau menghadapi dia," balas Jojo.

Yvanna tak mengatakan apa pun lagi dan lebih memilih diam. Jojo kembali memakan roti lapisnya setelah tak lagi bersandar di pundak Yvanna. Tika, Manda, dan Lili mendengarkan saja sejak tadi tanpa menyela. Mereka sesekali terkikik geli saat mendengar mengenai Aris yang selalu cemburu terhadap Jojo jika terlalu diperhatikan oleh Yvanna. Mereka jarang sekali mendengar mengenai kehidupan Yvanna di luar rumah selama ini, dikarenakan Yvanna yang sering lebih banyak diam dan juga karena dia tak banyak memiliki teman. Teman Yvanna bisa dihitung dengan jari, di antaranya yang paling dekat adalah Jojo, Aris, dan Silvia. Namun baru kali ini mereka sedikit mendengar kisah lengkap mengenai persahabatan mereka. Kalau Jojo tidak mengenang masa lalu, maka mereka tetap takkan tahu kisah kecemburuan itu.

"Ini bahan roti lapisnya apa saja, Yvanna? Rasanya benar-benar enak loh," Nania tampak ingin tahu.

"Bahannya hanya roti, selada, keju, telur orak-arik, irisan tomat, lalu kupakaikan mayonaise dan saus cabai seperti pada umumnya. Hanya olesan pada rotinya dan juga campuran pada telur orak-ariknya aku pakaikan butter, Kak Nia, bukan mentega," jelas Yvanna.

"Nah ... itu perbedaannya Kak Yvanna. Makanya rasa roti lapis ini enak dan beda dari roti lapis yang biasa kami buat," tanggap Naya dari jok depan.

"Betul itu. Kami selalu pakai mentega untuk olesan pada roti dan juga saat mencampur telur orak-ariknya, jadi rasanya jelas berbeda dengan roti lapis buatanmu ini. Serius, ini tuh enak," tambah Nania.

"Alhamdulillah kalau memang enak, Kak. Silakan dinikmati roti lapisnya," balas Yvanna, menutup pembicaraan agar tak menjadi canggung nantinya.

Ia jelas tak ingin lagi membahas masa lalu di depan mereka, di mana dulu Ben dengan terang-terangan mengatakan bahwa masakannya sangat tidak enak sehingga tak ada satu orang pun yang bersedia mencicipi makanan di meja makan saat itu kecuali Jojo dan Aris. Lima tahun lalu, semua jelas berbeda dengan saat ini. Lima tahun lalu, tak ada satu pun yang bersedia untuk sekedar berbaik hati padanya. Yvanna tak ingin hal itu menjadi kecanggungan lainnya setelah tadi tidak sengaja dirinya mengungkit masa lalu.

"Sudah, makan saja. Dulu kalian sama sekali tak ada yang mau mencicipi masakan Yvanna ketika kita diundang makan malam ke rumah Keluarga Harmoko. Jadi sekarang apa gunanya memuji-muji? Kesalahan keluarga kita tidak akan terhapus hanya karena memuji rasa masakannya hari ini," tegur Arini, yang sungguh tidak terduga oleh Yvanna setelah ia berusaha meredam kecanggungan yang akan terjadi.

Kini kecanggungan itu menjadi kembali menguar di antara mereka. Hal itu membuat Tika, Manda, dan Lili meringis seketika di kursi belakang.

"Mohon maaf, Bibi Arini. Bolehkah aku bicara?" pinta Tika.

Arini pun menoleh ke belakang dan menganggukkan kepalanya.

"Begini Bibi, keluarga kami sudah sepenuhnya memaafkan kesalahan keluarga Bibi sejak lima tahun lalu. Baik itu kesalahan Almarhum Paman Hendri ataupun kesalahan Ben yang sengaja memicu keributan kala itu. Yvanna di sini posisinya sudah sangat berusaha untuk tidak menyinggung masa lalu dan sudah sangat berusaha menghindari kecanggungan dengan anak-anak Bibi. Baik itu pada Kak Nia, pada Ben, dan juga pada Naya. Semua itu dia lakukan demi bisa berada di sisi Jojo untuk memberikan perlindungan. Jadi aku mohon pada Bibi Arini dengan seluruh kerendahan hati kami sekeluarga, tolong, jangan lagi mengungkit kesalahan Almarhum Suami Bibi dan juga kesalahan Ben. Semua sudah berlalu Bibi, semua sudah kami lupakan," jelas Tika secara terbuka kepada Arini.

Arini pun segera kembali menatap ke depan sambil menahan air matanya, setelah mendengar penjelasan dari Tika saat itu. Keadaan masih juga begitu canggung dan hening, tak ada yang berani bersuara meski hanya sepatah kata. Namun tiba-tiba Yvanna merasakan sesuatu yang buruk ketika jarak mobil mereka sudah dekat dengan rumah milik Keluarga Adriatma, hingga membuat Jojo begitu kaget dan menatap ke arah sahabatnya.

"Ada apa, Yv?" tanya Jojo.

Yvanna tidak menjawab pertanyaan Jojo, ia hanya mengalihkan tatapnya pada Ben yang tengah mengemudi.

"Kak Ben, tolong melaju lebih cepat! Sekarang!" pinta Yvanna, memaksa.

* * *

TUMBAL MUSUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang