25. Bulan, Madu? 2

192 22 4
                                    


Sengaja buat 2 part pendek. Jadi, nikmatin lagunya aja ya puter di mulmednya~ :)

**

Siang ini, keduanya sedang makan siang bersama sambil menikmati angin pantai yang sangat memanjakan kulit mereka karena dari kesegarannya. Keduanya makan siang dengan khidmat.

Tiba-tiba saja dari arah depan Celinesse datanglah seorang anak kecil laki-laki yang sangat menggemaskan.

"Mom, this is my honeymoon,"

"Apa?!" kaget Celinesse.

"Your beautiful face and your my type ideal."

"Sori, anak kecil. Kamu itu cuma bocah lucu yang tanpa dosa. Bisa, kan, jangan ganggu my wife," kata Halenta sedikit cemburu lalu cemberut membuat wajahnya yang garang itu menjadi menggemaskan seketika.

"No, she is my wife,"

"Your say what?! This your honey not moon!" kesal Halenta memberikan segelas madu lalu menyuruh si anak laki-laki itu untuk pergi.

Anak laki-laki itu berlari sambil tertawa lebih tepatnya menertawakan Halenta yang terbakar cemburu.

"Siapa yang ngajarin dia, si. Bikin aku cemburu aja. Baru kali ini loh aku cemburu sama anak kecil. Oh, apa ini yang ayahku rasakan kalo bunda memelukku di depannya. Oh, tapi aku masih waras dan ingin mempunyai anak dengan kamu, Sayang." gerutunya.

Mendengar hal itu membuat Celinesse tertawa kecil namun ia juga sedikit sedih.

**

Malam nya.

Halenta menginginkan Celinesse namun ia lupa kalau istrinya itu sedang datang bulan. Akhirnya keduanya hanya bercerita Sepanjangan malam itu dengan tawa riang dan juga tangis.

"Kamu serius mau jadi dokter?"

"Iya, tapi kayaknya kepintaran aku seperti ayah deh. Nggak terlalu bodoh dalam matematika tapi aku lebih pintar dari ayah."

"Eh, gimana?" mendengar ungkapan Halenta membuatnya harus menahan tawa apa katanya?

"Iya, kalo ayah emang mau jadi bos besar plus dosen. Kalo aku mau jadi dokter. Ya, walaupun nilai matematika kita hampir sama. Kamu tau, aku pernah dapat nol besar, aku sangat malu. Tapi, kamu tau apa yang ayah aku bilang," terjeda lalu Celinesse mengangguk. "Ayah bilang, itu keren. Katanya, ini baru anak ayah. Jadi, menurutnya dapat nilai nol besar dengan kedua titik dan garis melengkung itu disebut keren. Aku bahkan malu setengah mati waktu itu."

Akhirnya keduanya pun tawanya pecah. Tak ada malam bulan madu seperti yang orang lain lakukan. Keduanya cukup melakukan hal yang lembut saja sudah cukup. Seperti mengobrol manja seperti tadi.





















Aku ada rencana buat tamatin Halenta. Tapi kok aku nggak rela ya. Nggak rela dalam arti, aku takut salah satu di antara mereka ada hati yang tersakiti :)

Ada yang bisa nebak?

HALENTA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang