3. Salah Pertimbangan

453 46 6
                                    

Kemarin. Anys panjang lebar menceritakan semuanya tentang Halenta pada Celinesse. Apa yang terjadi di setahun lalu hingga mengapa orang tua Celinesse menyetujui rekomendasi dari Halenta.

Flashback

"Tadi Celinesse didorong, Kak."

"Ini, kasih obat ini untuk lukanya. Jagain Celinesse terus ya, Nys. Maaf, udah sering nolak Anys."

"Nggak apa-apa, Kak. Lagian aku udah punya pacar pengganti kak Halenta."

"Siapa?"

"Robin, temen sekelas aku, Kak."

"Okeh, salam buat Robin. Bilangin Robin, dia udah pilih orang yang tepat."

Sedangkan Anys tersenyum malu karena penuturan dari Halenta.

**

"Gimana cara kakak ngeyakinin orang tua Nesse?"

Halenta hanya tersenyum kecil. "Rahasia."

Flashbackend

Sudah setahun Halenta meyakini kedua orang tuanya agar ia bisa melanjutkan pendidikannya di tanah kelahirannya ini. Tidak ada satu poin merah pun atau surat peringatan untuk seorang Halenta. Namun, kini, sebuah hukuman mendarat pada Halenta hanya karena seorang gadis.

"Lo gila, ya. Mau bunuh si William. Kenapa, Hent?" tanya Alwan terkejut mengapa tiba-tiba sahabatnya ini membogem anak kelas lain yang tidak lain adalah tetangga kelas mereka.

"Dia udah ganggu milik gua." jawab Halenta sambil membereskan buku-buku di perpustakaan.

"Celinesse? Tapi Lo bisa, kan, jangan membabi buta gitu dong, Hent. Si William sampe bonyok gitu, wah gila."

"Dimana dia?"

"Di UKS. Oh ya, gua liat Celinesse bantu dia di UKS."

Halenta langsung melempar buku ke arah Alwan cukup membuat Alwan terkejut karena hampir mengenai wajahnya. Hampir saja, batin Alwan.

Di UKS.

Celinesse melihat William yang babak belur, ia pun segera mengompres luka memar di seluruh wajahnya. Anys yang sedang menggenggam ponsel ingin mengirim pesan pada Halenta. Tiba-tiba orang itu datang seperti orang yang kesetanan membuat Celinesse maupun Anys terkejut bukan main. Sampai di hadapan Celinesse. Ia mulai melenturkan rahangnya yang tadi sempat mengeras karena tau gadis yang ia miliki itu membantu musuhnya.

"Ikut aku." ucap Halenta sambil berjalan namun tak diikuti oleh Celinesse. Halenta melihat itu langsung mendekatkan diri sambil berbisik. "Mau aku cium. Kalo aku hitung sampe angka tiga masih diem aja. Anys bakal liat cara aku cium kamu tuh kayak apa. Atau sambil ngelakuin hal lain sama kamu. Lebih dari sekedar ciuman, misalnya. Kamu ngerti, kan."

Seketika itu membuat Celinesse berjalan mendahului Halenta.

"Bentar, Nys. Gue keluar dulu." gumam Celinesse melewati Anys membuat Halenta tersenyum menang.

Celinesse melihat Halenta yang tak berhenti berjalan.

Sebenarnya dia mau membawaku kemana, si. Batin Celinesse menjerit.

Sampai sudah menaiki tangga yang kelima membuat Celinesse menyesal telah mengikuti nya sejak tadi. Sampai di atas gedung atau atap sekolah pun terlihat. Celinesse menganga dan kesal tahu begitu kenapa tidak mengobrol di UKS saja tadi.

"Asli, capek banget. Lo mau balas dendam ya?" tanya Celinesse dengan wajah polosnya.

Imut sekali. Batin Halenta.

HALENTA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang