15. Awal

239 27 5
                                    


"Gimana hati Lo?" tanya Alwan yang bertanya sekilas untuk mengetahui bahwa ia sedari tadi melihat sepasang yang sudah sah ini duduk di pelaminan dengan satu wajahnya berwibawa dengan senyuman tampan sedangkan wajah yang satunya lagi terlihat murung seakan tertekan.

"Baik." jawab acuh Halenta.

"Hent, Lo nggak ada kesian nya sama Celinesse,"

"Ngapain gua kasianin. Orang pinggir jalan dia,"

"Gila, mulut Lo, Hent. Kalo sampe Celinesse denger gimana, omongan Lo sadis banget."

"Mulut lu yang harus di jaga. Gua nikahin Celinesse nggak ada rasa kasian tapi yang ada gua bener-bener mau pertahankan dia gimanapun caranya."

"Sadis." ringis Alwan mendengar penuturan dari sahabatnya.

"Gua tau dia terpaksa,"

"Terus?" tanya Alwan terkejut mendengarnya. "Gimana, Hent, tapi gue bener-bener nggak bisa liat cewek kek gitu. Kayak Celinesse gitu. Masa, temen-temen dia nggak di undang."

"Dia terpaksa nikah sama gua." jelas Halenta sambil menatap lurus ke arah istrinya yang sedang duduk di pelaminan sendirian.

"Terus Lo kenapa maksain si, Hent? Nggak ngerti lagi gue sama jalan pikiran Lo. Lo nggak bisa lebih perlahan lagi,"

"Keputusan gua udah bulat, gimanapun caranya dalam waktu dekat ini gua udah rencanain ini semua biar cepet. Lu pikir gua bodoh mau menikah dengan dia dengan nunggu dia sampe lulus wisuda. Will never, Wan! Gua udah nggak bisa liat dia jauh dari pandangan gua. Enggak tahan gua. Bahkan, dia tau kalo gua bayar orang buat ikutin dia."

"Serius, Hent? Gue nggak nyangka dia bakal tau. Sejak kapan?" tanya Alwan yang hanya di balas gelengan oleh Halenta.

Flashback

Dengar, Celinesse mendengar lagi. Mengapa sedaritadi ia merasa bahwa ada yang memotretnya. Tapi ia nampak acuh lagi seraya datang seorang lelaki yang langsung duduk bersebelahan dengannya.

Saat Celinesse mencoba menjauhkan diri dari si teman lelaki kelas nya tak di sangka seseorang datang lalu menarik bangku yang di duduki oleh teman lelaki sekelasnya.

"Lo ngajak ribut?!" bentaknya.

Saat itu juga Celinesse pergi keluar kelas dan menghindari dua lelaki yang sedang berseteru tersebut. Sampai ia di kantin. Ia melirik lelaki yang barusan menarik bangku yang tiba-tiba datang dari arah berlawanan. Karena Celinesse penasaran mengapa tiap kali ia sering melihat si lelaki tersebut akhirnya ia mencoba untuk menabraknya. Dengan sekali hentakan.

Dengan sekali hentakan yang membuat si lelaki tidak siap dan kamera itu terjatuh di lantai dan memperlihatkan foto dirinya.

Celinesse tercengang lalu si lelaki itu pergi berlari dengan cepat.

Di lain waktu Celinesse berhenti berjalan, ia melihat Halenta di seberang gedung sedang memegang kamera dengan wajah serius dan bibirnya sedikit menyeringai tak lupa seorang lelaki yang sedang bersamanya adalah si lelaki yang ia tabrak waktu di kantin.

Flashbackend

Halenta kini menghampiri Celinesse. Ternyata Celinesse sangat mengacuhkannya.

"Masuk ke kamar." ucap Halenta.

Celinesse hanya terdiam melihat ke arah lain.

"Masuk ke kamar sekarang, Celinesse!" perintahnya dengan suara dalam dan tajam tanpa bantahan.

Celinesse pun turun lalu perlahan menaiki tangga untuk menuju ke arah kamar.

Halenta menahan kekesalan saat salah satu temannya, Angga memberitahunya bahwa Galendra sepertinya tertarik pada sang istri. Kita lihat, bagaimana selanjutnya.

HALENTA (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang