Gara berhasil dikejar bahkan keduanya sempat terlibat perkelahian tapi tidak berlangsung lama, sebab ketika Naruto mengincar salah satu titik vitalnya entah datang dari mana pria itu mendapatkan sandranya
"Kau maju pisauku juga"
Tanpa diduga keduanya, ternyata gadis yang menjadi sandra Gara bisa bela diri. Sekali sentak, gadis berwajah manis itu berhasil lepas dari cengkeraman Gara. Menjauh dari Gara yang merasa kesakitan di ulu hatinya.
Gadis itu… Hyuga Hinata, punya kemampuan bela diri setara pemilik sabuk hitam. Keluarga Hyuga juga dominan berprofesi sebagai pelindung Konoha, setelah Uchiha. Tidak aneh rasanya jika mengetahui Hinata bisa bela diri meskipun wajahnya manis, sangat manis.
Setelah berhasil meloloskan diri, bukannya membantu melawan atau apapun itu, Hinata malah bersembunyi dibelakang Kiba dengan tangan yang memegang erat lengan jaket yang digunakan Kiba dengan tubuh gemetar.
Oh… Hampir saja mereka lupa, kalau gadis itu, Hinata bisa berani dalam keadaan terdesak saja. Karena sifat asli gadis itu adalah pemalu dan penakut. Lengkap sudah. Kemampuannya jadi jarang berguna.
Tapi lawan Gara adalah Naruto. Bukan Hinata maupun Kiba. Tidak ada alasan bagi dia untuk memperhatikan keduanya. Dan sialnya, Gara lengah. Naruto sudah berhasil menangkapnya. Bahkan pisau yang tadinya digunakan untuk menyandera Hinata kini berbalik menghunus lehernya sendiri. Si*l.
Setelah berhasil menangkap Gara, Naruto tidak memikirkan Hinata sama sekali. Bukankah ada Kiba yang akan menenangkan gadis itu nantinya? Setelah menempelkan pisau ke leher Gara, dengan senang hati Naruto memukul tengkuk Gara sampai pemuda itu pingsan. Tinggal tahap terakhir, bawa ketempat penyekapan untuk diinterogasi.
Tanpa kata Naruto memerintahkan Kiba untuk pergi sebelum kekacauan ini terdeteksi. Mau bagaimana pun area ini masih di sekitar kantor polisi.
"Terimakasih bantuannya nona Hyuga dan sampai jumpa"
★★★
"Familiar dengan pemandangan ini tuan Sabaku?!"
Sudah sejak setengah jam yang lalu Naruto, Kiba dan Gara berada di hutan perbatasan, tempat terakhir penyebaran bom sebelum sekitar rumahnya. Bahkan terdapat bungkus bungkus sisa makanan baru dimakan di sana.
"Eeh… kenapa kau diam saja? Apakah ikatannya terlalu kencang? Mau ku bantu melepaskan talinya?" Nada mengejek terdengar dengan jelas dari setiap kalimat tanya yang dilontarkannya.
Gara, sebagai objeknya hanya terdiam, menggerakkan gigi. Tapi tatapannya dengan jelas mengatakan kemarahannya serta kalimat 'apa mau mu'.
Tapi memang ini yang Naruto mau. Korban yang marah lebih mudah dipancing untuk bicara.
"Siapa? Siapa orang yang berada di belakangmu?" Suaranya berubah tegas seketika. Naruto yang jahil entah pergi kemana.
Bukannya menjawab, Gara malah menajamkan pandangannya.
"Tidak mau menjawab heh. Kalau begitu bagaimana jika terjadi sesuatu pada nona Sabaku?"
"Apa peduliku," ketusnya
"Iya, apa pedulimu. Jika aku bertanya pada Sabaku Gara, senjata negara yang melakukan apa saja dibawah perintah ayahnya. Iya kan?"
"Tapi aku bertanya pada Sabaku Gara, adik kecil kesayangan Sabaku Temari dan Sabaku Kankuro."Benar, bagaimana jika Gara adik Temari dan Kankuro yang menjawab. Apakah dia masih bisa tidak peduli. Tapi… Temari dan Kankuro menyayanginya? Benarkah itu.
"Kamu ragu?!" Pertanyaan itu meluncur dengan bebas dari mulut Naruto.
Gara tidak menjawab. Naruto anggap itu 'iya'. "Mau coba cari tahu?! Aku tidak keberatan membantu." Berbeda dengan mulutnya yang mengatakan penawaran dengan ramah. Tubuhnya bergerak seolah bersiap untuk memukul samsak tinju. Gara jadi ragu untuk menjawab.
Terlambat. Gara belum menjawab, tapi Naruto sudah memukulnya lebih dahulu.
Tubuh Gara sudah penuh dengan lembam selain itu Naruto juga menyuntikkan sesuatu kedalam tubuh Gara.
"Ingatlah, hanya aku yang punya penawarnya jadi jangan berpikir untuk kabur." Naruto sudah mengatakan itu lebih dari dua kali. Sebelum menyuntik, sebelum pergi, di perjalanan, dan sekarang di sekitar rumah Gara.
Naruto dan Kiba meninggalkan Gara di depan pintu setelah mengetuk pintunya tiga kali. Meninggalkan Gara yang sudah tidak kuasa untuk menjaga kesadarannya.
Gara tidak sadarkan diri setelah mendengar suara Temari yang berteriak memanggil Kankuro. Selanjutnya entah apa yang terjadi. Saat dia bangun di pagi harinya, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah desain kamar tidurnya dan tubuhnya yang… terikat?
YANG BENAR SAJA! Siapa orang yang memperlakukan orang sakit seperti ini!! Meskipun jika tidak diikat dia mungkin saja kabur. Tapi ini tetap salah kan
★★★
"NARUTO KEMBALIKAN BUKUKU!!"
"TIDAK SEBELUM KAU MEMBIARKAN AKU MENCONTEK!!"
"NARUTO BERHENTI!!"
"TIDAK!!"
Hari masih pagi, tapi Kiba dan Naruto sudah membuat keributan dalam kelas dengan berlari dan berteriak tiada henti. Anak kelas yang sudah terbiasa tentu tidak terganggu sama sekali. Sering terjadi.
Brak
"DIAM SEMUA!! Kakashi sensei terlambat, lagi. Tapi titip tugas kepada Obito sensei. Katanya, kerjakan halaman seratus tujuh empat." Setelah menggebrak pintu orang yang menjabat sebagai ketua kelas itu berteriak
"Satu lagi. Sekretaris mana?"Gadis dengan nama tag Taiga mengangkat tangannya dengan malas. Bukan keinginannya untuk menjadi sekretaris kelas. Entah kapan berkomprominya sehingga satu kelas kompak memilihnya.
"Sabaku Gara, murid pertukaran dari Suna hari ini izin," lanjutnya setelah melihat keberadaan Taiga. Ucapannya hanya di sambut jempolan dari yang bersangkutan.
†††
Setelah kedua kakaknya pulang barulah Gara terlepas dari ikatan di tubuhnya dan menerima ponselnya. Bertepatan dengan pesan masuk entah dari siapa
+81*******
kemarin
Bagaimana?
Aku tidak berbohong
kanhari ini
Lihat betapa baiknya
kakakmu sampai rela
membuat surat izin
untukmu yang hanya
murid pertukaranSiapa?
Jangan pura pura
tidak tahu aku sudah menyuruhmu
menyimpan nomorku
ya Sabaku si_alan
KAMU SEDANG MEMBACA
two (three) options
Fanfictionhanya cerita yang datang tiba-tiba minat baca gk minat lewat yang pasti cerita ini menceritakan seorang anak kembar yang terpisah serta cerita romansa antara pemberantas dengan targetnya karakter milik Masashi Kishimoto cerita ide saya.