bag. 21

71 11 4
                                    

|Sudah siap?
|Aku akan menjemputmu

|Tidak perlu aku akan
menyusul nanti
|Kirimkan saja lokasinya


Entah bagaimana ceritanya Naruto berhasil termakan bujuk rayu Sasuke yang memintanya untuk menemani pria itu dalam acara keluarga, katanya. Gadis itu sudah siapa sejak sore tadi setelah pulang sekolah. Bukan karena antusias. Tapi Naruto memang langsung menggunakan dress yang diberikan Sasuke setelah mandi. Agar tidak perlu ganti lagi. Hemat sabun, bensin mahal.

Setelah Naruto bilang setuju, Sasuke langsung menyeretnya ke salah satu mall terdekat dari sekolah mereka begitu bel pulang sekolah berbunyi. Pria itu tidak memberikan kesempatan untuk kabur kepada Naruto.


Berbeda dengan Naruto yang diseret paksa. Kiba dengan santainya mengikuti langkah keduanya. Sebagai murid yang patuh aturan ketiganya tidak menggunakan kendaraan bermesin. Jadi bukan hal sulit bagi Kiba untuk mengikuti Naruto dan Sasuke mencari baju couple yang akan digunakan keduanya malam nanti.

"Perlu diantara atau priamu yang akan datang menjemput?!"


Saat ini Naruto dan Kiba berada diteras rumah gadis itu. Dengan Kiba yang tiduran dikursi panjang yang tersedia dengan makan cemilan yang dibawanya tadi dari rumahnya sebelum ke rumah Naruto.


Naruto memutar bola matanya dengan malas. Akhir akhir ini Kiba jadi sering mengejeknya.


"Bagaimana lagi, tentu saja seperti biasa. Kau yang mengantarku, aku yang bertugas dan hasilnya kita nikmati bersama. Apa otak kecilmu berpikir rencana ini setara kencan jadi aku melupakanmu?!" Naruto menunjuk Kiba dengan heels yang masih enggan dipakainya dan masih berada di kedua tangannya. "Say to sorry kalau bagitu. Kamu tetap harus mengantarku"


"Haruskah aku ikut. Kalau pun tidak aku antar kamu tetap bisa mengendarai motormu sendiri." Bukan sekali dua kali Kiba ikut dalam kegiatan Naruto hanya sekedar mengantar gadis itu dan berakhir menunggu sampai berdebu. Percaya atau tidak, menunggu adalah hal yang paling dihindari sebagai besar orang. Banyak orang yang tidak betah menunggu.


"Tentu saja. Kamu harus membantuku menguras dompet Uchiha muda itu kalau kamu lupa." Makanan. Alasan Naruto meng'iya'kan ajakan Sasuke. tidak perlu yang susah cukup dengan Ramen, presentasi Naruto setuju sudah di atas 60%.


Setelah Naruto selesai bicara, notifikasi ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk. Pesan dari Sasuke yang mengirimkan lokasi 'acara keluarga' Sasuke dilakukan.

Jika boleh jujur, Naruto sebenarnya tidak tahu cara membaca maps. Tapi karena dia tahu daerah tersebut dan ada Kiba yang akan dengan senang hati menemaninya jikalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Keduanya tersasar, mungkin. Jadi dengan segera Naruto membalas pesan Sasuke dengan emoticon jempol ke atas.

Sementara itu, setelah selesai mengirim lokasinya pada Naruto, Sasuke tidak langsung mendekat pada keluarganya lagi. Pria itu memilih duduk sendiri agak jauh dari meja yang di reservasi keluarganya.

Duduk dengan gelisah. Mata Sasuke senantiasa melirik pintu kaca yang merupakan jalan satu satunya untuk masuk dari depan. Pria itu benar benar berharap Naruto mau membantunya sesuai rencana. Jika gadis itu merusuh sedikit saja, bisa bisa nasib masa depannya dipertaruhkan.

Kekhawatiran Sasuke luruh sudah ketika netra hitamnya melihat sosok Naruto yang memakai pakaian yang dicarinya tadi sebelum pulang sekolah. Sebagai gantinya jantungnya jadi semakin berdegup kencang. Semoga saja pipinya tidak ikut memerah

"Cantiknya," sasuke bergumam kecil.

Tanpa basa basi Sasuke langsung merangkul Naruto dan meminta gadis itu juga berakting mesra. Untuk Kiba, Sasuke sudah memberikan pemuda itu uang untuk dia memesan makanan selama menunggu.

Dimeja yang di reservasi oleh Fugaku juga sudah ada keluarga yang dibicarakan oleh Fugaku. Sasuke tahu keluarga itu datang tak lama setelah dia selesai mengirimkan lokasinya. Tapi dia tidak tahu kalau keluarga itu yang dimaksud ayahnya.

"Ayah, perkenalkan ini Naru. Dan Naruto ini ayahku. Maaf baru bisa mempertemukan kamu sekarang." Tanpa disadari yang lain dua orang yang berada di sana merasa terkejut dan tidak percaya setelah Sasuke mengucapkan kalimat mernada romansa itu.

♪♪♥♪♪

Minato merasa terkejut ketika tiba tiba temannya, Fugaku mengiriminya pesan tentang rencana pertunangan kedua anak mereka. Jika dipikir pikir, bukan hal buruk menunangkan keduanya sekarang. Hanya pertunangan, bukan pernikahan.

Keduanya juga satu sekolah, bahkan satu kelas. Terdengar cukup sempurna untuk menambah keamanan untuk putrinya. Seharusnya begitu sampai malam pertemuan itu tiba dan si calon tunangan putrinya membawa seorang gadis lain.

Tapi bukan itu yang dipermasalahkan oleh Minato. Melainkan wajah itu yang mengingatkannya pada seseorang. Putrinya. Iya, putrinya yang lain.

Apakah jika putrinya masih hidup, dia akan secantik gadis dihadapannya ini? Rambut kuning yang terlihat seperti cahaya matahari, tidak panjang namun juga tidak pendek. Mata birunya yang sebiru langit cerah dimusim semi, bersinar seolah hidupnya hanya berisi kebebasan tanpa beban. Dan kulitnya juga tidak putih namun juga tidak hitam terlihat sangat cocok dipadukan dengan warna apa saja.

Tapi dari pada Minato, Kushina lebih terkejut dari pada sang suami apalagi mata cantiknya sempat melihat sesuatu menggantung di leher gadis itu. Meskipun hanya terlihat talinya tapi Kushina sudah menyakinkan dirinya kalau itu kalung yang sama dengan yang pernah diberikan kepada Naru kecil. Bolehkah dia berharap?

Kushina belum juga tersadar dari lamunannya kala Naruto tiba tiba merasakan suasana canggung di tambah sang kepala keluarga Namikaze memintanya untuk ikut bergabung, meskipun ditentang lewat tatapan mata oleh ayah Sasuke. Bukankah seharusnya pria itu mengusirnya? Melihat dia yang statusnya sebagai kekasih dari calon menantunya. Respon Fugaku terasa lebih benar dari ada pria kuning itu.

Tapi karena sudab dipersilahkan dan Naruto tidak enak untuk menolak. Berakhir dengan gadis itu yang duduk di tengah tengah antara Kushina dan Sasuke berhadapan dengan Naruko, satu satunya kursi yang kosong. Mungkin seharusnya Itachi yang berada disana. Tapi entah kemana pria keriput itu pergi di saat ada acara keluarga ini.

Samar samar Naruto mendengar suara dari sampingnya
"Jika tidak nyaman dilepas saja."

Oh, nyonya apakah semua wanita sensitif itu? Bagaimana dia tahu kalau aku tidak nyaman menggunakan hing heels ini.








Maaf😭😭😭

Jujurly bab ini udah ada separuh naskah sejak luuaaammmaaa. Tapi bicause ada beberapa halangan yang membuat saya berpaling beberapa kali salah satunya karena game.

Beneran ya sebenarnya jengkel. Setiap kali pengen nerusin eh malah jarinya belok ke game yang memang tersedia bahkan kadang pun udah berhasil masuk wp malah kebablasan masuk ke opsi notifikasi bahkan kadang ke perpustakaan ku berakhir baca cerita yang belum saya baca seharian and than lagi and again cerita ini terlupakan 😓 i so sorry 🥺

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang