bag. 13

77 11 1
                                    

Bel pulang sekolah sudah terdengar tapi Gara belum juga beranjak dari tempat duduknya sejak guru keluar. Pria itu berkutat dengan ponselnya sendari tadi. Masih ada beberapa murid yang masih bertahan di kelas salah satunya yang mendapat tugas membersihkan kelas.

Setelah mendapat balasan dari Temari, Gara mematikan handphonenya. Dia memberi tahu kakaknya kalau dia akan pulang terlambat ada beberapa urusan yang akan dikerjakannya dan meminta Temari serta Kankuro pulang duluan saja.

Gara kembali memperhatikan gadis yang masih menunggu temannya yang mendapat jatah piket hari ini. Gadis yang Gara ketahui namanya Naruto, Senju Naruto itu masih menunggu Kiba membuang sampah.

"Kamu sudah selesai? Ini tasmu"

Kiba hanya mengangguk dan mengambil tasnya yang disodorkan. Gara mendengar dan melihat interaksi keduanya yang seperti akan pergi pun ikut beranjak. Dia  mengikuti keduanya dari jauh.

Melihat Naruto yang memisahkan diri Gara merasa punya kesempatan untuk bicara berdua.

★★★

Setelah berpamitan Naruto buru buru pergi mencari toilet terdekat. Saat mencuci tangan ponsel yang memang ditaruhnya di pinggir wastafel bergetar. Masih dari nomor yang sama dengan yang menghubunginya tadi pagi.

Tidak seperti tadi pagi, Naruto mengangkat panggilan tersebut. Sambil melangkah keluar toilet Naruto mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Moshi Moshi"

"Rubah!"

Bukan dari ponselnya suara itu terdengar. Naruto mengecek ponselnya. Benar panggilan masih tersambung tapi suara yang didengar bukan dari ponselnya.

"Ternyata memang benar kamu?!"

Lagi. Suara yang bukan berasal dari ponselnya terdengar. Naruto belum sadar jika di sampingnya ada manusia lain. Setelahnya panggilan terputus.

Naruto ingin melangkah keluar saat sepasang kaki seseorang menghadangnya. Dari tadi Naruto berdiri di ambang pintu. Naruto mengangkat kepalanya yang semula menunduk.

"Senju Naruto adalah orang yang sama dengan orang yang telah menangkapku. Benar kan, gadis rubah?"

Dihadapannya Gara berdiri dengan angkuh, seperti biasa. Ditangan pria itu memegang ponsel yang masih menunjukkan room chat dengan Naruto. Jadi dia tahu?

"Apa perlu aku ubah nama kontakmu?!" Ujar Gara lagi

"NARUTO!! Kamu lama sekali. Aku menunggu sampai lumutan! Loh dia disini juga? Apa yang kalian lakukan berdua di depan toilet!? Mencurigakan!"

"Sudahlah Kiba, jangan pura pura tidak tahu. Ayo pulang sebelum Kaa-san marah!" Naruto dapat dengan mudah melewati Gara dan beralih merangkul Kiba yang datang menghampirinya. Seperti biasanya, Naruto selalu melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang sebagai tanda perpisahan dan melenggang pergi begitu saja.

"Terimakasih sudah menyadarkan ku" Gara bergumam dengan suara yang sangat sangat kecil. Bahkan, mungkin hanya Gara saja yang mendengarnya.

Keesokan harinya bukannya menjauh atau mengganggu, Gara malah dengan sengaja serta terang terangan mendekati Naruto. Dan Kiba, tentu saja. Jika ingin dekat dengan Naruto maka harus terbiasa dengan Kiba juga.

Gara memang masih sama. Datar. Tapi prilakunya sudah menunjukkan kalau dia mendekati gadis bar bar bernama Naruto. Tingkahnya tentu saja dipandang aneh oleh Temari dan Kankuro, kedua kakaknya. Tapi Gara tidak peduli, selama bisa mengenal Naruto lebih dekat apapun akan Gara lakukan.

Bagi Gara keduanya mempunyai nasib yang sama. Menjadi bawahan negara. Dari informasi yang Gara dapat setelah membongkar identitas gadis bertopeng rubah yang ternyata Senju Naruto. Gadis itu adalah putri tentara perang terkenal bernama Senju Jiraya. Bukan hal mustahil jika dia juga dipaksa, kan?

"Gara, katakan sejujurnya! Untuk apa kamu mendekatinya? Bukankah Ayah sudah bilang jangan pernah tertarik pada orang orang Konoha "

"Kamu ingin melanggarnya dan dihukum Ayah."

Gara hanya melirik sekilas Temari dan Kankuro yang mengingatkan pesan sang Ayah.
"Lalu apa bedanya kalian yang dilarang berhubungan denganku"

Gara sempat lupa kalau dulu sekitar sepuluh tahun yang lalu usianya baru sekitar tujuh sampai delapan tahun. Ayahnya memarahi kedua kakaknya hanya karena bermain dengannya yang saat itu hanya bermain sendiri dan tidak mempunyai teman sama sekali. Sejak saat itu Temari dan Kankuro mulai menjauhinya.

"Mau kemana kamu. Arah pulang belok kesini bukan lurus!"

Ah sial, sepertinya Gara melamun.

†††

"Bagaimana pendapatmu tentang pria tadi?"

Saat ini Naruto dan Kiba bermain PlayStation  di rumah gadis itu.

"Siap yang kamu maksud?" Sesekali tangannya memasukan keripik kentang ke mulut.

"Jangan pura pura tidak tahu Naruto! Sepertinya pria itu suka padamu"

"Kalaupun iya, aku yang tidak" selesai mengatakan itu Naruto mengangkat tangannya
"Yes! Kamu kalah lagi" Lanjutnya dengan girang

"Lain kali aku yang akan menang!"

"Iya buktikan itu lain kali. Sekarang traktir aku ramen ichiraku dulu." Naruto merangkul Kiba dan membawanya keluar ruangan setelah mematikan PlayStation. Dia benar-benar ingin makan ramen saat ini. Sedangkan Kiba pasrah pasrah saja terdorong Naruto.

"Uang jajanku hari ini sudah habis"

"Aku tidak peduli. Itu hukumnya karena kamu sudah kalah main game denganku"

"Arrgh, aku sumpahi kau dapat pasangan tidak peka!"

"Silahkan bicara sesukamu. Pastikan perutku puas saja hari ini"

Apa kapar hari ini? Kali ini updatenya gak kelamaan kan?
Sorry ya kalau lama soalnya nulis itu diperlukan inspirasi dan motivasi. So, stay happy buat jalani hari semua 😊😘

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang