bag. 25

62 11 0
                                    

Tsing!

Jleb!

Bruk!

Naruto berdiri tidak jauh dari keduanya kala matanya melihat peluru meluncur dari pistol yang telah diberikan alat peredam suara bersamaan dengan penembak yang meregang nyawanya. Secara spontan Naruto berlari menghadang peluru. Awalnya dia ingin mendorong keduanya namun terpikirkan olehnya kemungkinan terburuk dorongannya tidak cukup kuat untuk menyingkirkan keduanya dari jalur sang peluru. Tenaganya sudah cukup terkuras dan dua orang laki laki bukanlah bobot yang ringan bagi seorang gadis remaja.

Begitu peluru menancap di dadanya sayup sayup telinganya mendengar seseorang memanggil namanya. Bukan nama samaran melainkan nama aslinya.

"NARU!!"

♪♪♪♪♪

Tanpa sadar Sasuke meneriakkan nama asli gadis itu saat melihat Naruto jatuh setelah menghadang tembakan terakhir dari musuh. Tangannya yang bebas menangkap tubuh lemas gadis itu.

Tidak beda jauh dengan Sasuke yang syok. Dibelakangnya Minato, orag yang dijadikan sandra juga tak kalah syok dari pada Sasuke. Entah kenapa dadanya juga ikut terasa nyeri melihat gadis bersurai kuning itu tertembak dan terasa bertambah nyeri kala mendengar Sasuke menyebut namanya.

Naru. Nama yang sama dengan putrinya.

Dengan masih diambang batas kesadaran, kakinya melangkah mendekati tubuh gadis itu. Melihatnya yang terkulai lemas dan terlihat tak berdaya membuat hatinya kembali berdenyut sakit.

Air matanya tiba tiba menetes serempak dengan mulutnya yang berucap meminta gadis itu untuk tetap tersadar sambil sesekali meminta seseorang memanggil ambulans atau apapun itu yang bisa menyelamatkan nyawa gadis dihadapannya.

Tiin! Tiin!

Suara klakson mobil mengalihkan pandangan Minato menuju sumber suara. Itachi dengan sigap keluar dari mobil jeep yang ditinggalkan oleh musuh. Membopong Naruto masuk di bagian kursi penumpang bersama dengan dirinya bukanlah hal yang sulit.

Membiarkan Minato yang lebih mengenal jalan mengemudikan mobil. Itachi juga tidak lupa berpesan kepada adiknya untuk tetap mengantarkan yang lain ketempat tujuan semula. Tangan Itachi dengan telaten memberikan pertolongan pertama.

Minato seolah tuli. Dirinya tidak mendengar apa yang dikatakan Itachi. Satu yang ada dipikirannya, letak rumah sakit terdekat. Mengendarai dengan gila gilaan bukan hal mustahil bagi Minato yang memang telah dikenal sebagai raja jalanan saat masa mudanya.

Entah milik siapa gelar itu saat ini yang pasti Minato telah lama keluar sejak keberadaan putra pertamanya. Rasanya sudah sangat sangat lama Minato tidak menggila seperti ini. Tapi demi gadis yang tidak dikenalnya Minato sanggup kehilangan ketenangannya.

Aneh. Tapi Minato tidak keberatan dengan keanehan ini. Seolah semua ini wajar untuk dilakukannya.

‡‡‡‡‡‡

Setelah berputar putar beberapa kali akhirnya Naruto ditangani tim medis. Meskipun begitu, bukan berarti mereka sudah tenang. Nyatanya suasana semakin tegang kala sang pintu dengan lampu yang menyala tidak terbuka buka.

Sangking lamanya, Sasuke yang mengantarkan yang lain ke penginapan terlebih dahulu sudah sampai di rumah sakit yang sama dengan tempat Naruto ditangani.

Ceklek!

Akhirnya yang dinanti nanti pun tiba. Seseorang keluar dari ruangan tempat Naruto ditangani. Sasuke lah orang yang pertama kali bertanya kabar gadis itu.

Pertanyaan umum tentang hubungan dengan sang pasien terlontar. Dengan tenang Itachi menjawab, "Saya sudah menghubungi pihak keluarga. Saat ini mungkin mereka sedang dijalan."

Helaan nafas terdengar dari mulut Dokter. "Operasinya berjalan lancar, saat ini pasien sudah melewati masa kritisnya. Namun kurang cepatnya penanganan membuat pasien kehilangan cukup banyak darah."

Dokter menjeda ucapannya sebelum melanjutkan,
"Saat ini pasien kekurangan darah dan stok darah kami yang sesuai di gudang tersisa sedikit, jadi pasien masih bisa ditangani. Namun Saya khawatir jika kantor darah yang tersedia tidak mencukupi. Akan lebih mudah mencari darah yang sesuai apabila ada pihak keluarga disini."

Minato merasa seolah jantungnya berhenti mendengar kabar gadis yang dibawanya kehilangan banyak darah. Meskipun begitu, telinga Minato masih cukup kuat untuk mendengar pembicaraan Sasuke dan dokter yang menanyakan golongan darah gadis itu.

Sasuke dan Naru. Mungkinkah gadis itu sama dengan gadis yang dibawa pemuda itu ke pertemuan keluarga mereka? Bagaimana bisa?

"B positif. Cukup sulit mencari golongan darah yang sama secepatnya."

"Golongan darah saya B positif Dok."

Si dokter mengalihkan pandangannya kebelakang tubuh Sasuke. Sepertinya dirinya tidak sadar ada orang lain lagi disini.

Senyum sopan santun tersemat di wajah dokter. "Syukurlah, kalau begitu Tuan bisa mengikuti Saya untuk pemeriksaan lebih lanjut."

Melihat Minato menganggukan kepalanya, dokter mempersilahkan Minato mengikutinya menuju ruang pemeriksaan.

♪♪♪♪

Setelah serangkaian pemeriksaan selesai. Minato dinyatakan dapat menjadi pendonor.

Darah Minato kini telah berpindah tempat. Tidak banyak, hanya sekitar satu setengah kantong. Katanya itu sudah diatur dalam prosedurnya. Meskipun Minato memaksa, dirinya tetap tidak bisa mendonor lebih banyak lagi.

"Apakah… gadis itu baik baik saja?" Minato berujar dengar ragu dan suara yang lirih.

Meskipun begitu jaraknya dengan sang dokter tidaklah jauh. Dengan jarak yang sedekat itu bukan hal mustahil sang dokter tidak mendengarnya.

Senyum sopan kembali tersungging diwajah dokter sebelum berujar, "Tuan tidak perlu khawatir, putri Anda sangat kuat"

"Putri?"

"Maaf?!" Wajah dokter berubah penuh tanda tanya.

"Apakah Anda tadi bilang putri?" Minato mengulang kembali pertanyaannya

Telinganya tidak salah. "Iya, apakah salah." Wajah Minato terlihat seperti menuduh di mata dokter.

Seketika sang dokter diserang rasa bersalah. Tidak seharusnya dirinya berkata yang tidak harus dikatakan. "Maaf, Anda berdua terlalu cocok untuk dibilang bukan orang tua dan anak"

Dengan ragu Minato meralat ucapannya, "Bukan begitu, tapi… bisakah__"


TARA MAK JREENG

Lebih cepat dari dugaan ya updatenya. Hayo apa yang diucapkan Papa Mina hayo?

Anda tidak tahu Saya apa lagi.

Oke cukup, bye see you.

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang