Bab 30 (epilog)

147 14 1
                                    

"SASUKE, CEPAT NAIK!!"

"IYA, IYA MOHON BERSABAR NYONYA MUDA!!"

"CEPAT ATAU KITA AKAN KETINGGALAN!"

Dari halaman depan Naruto sudah membuat konsernya. Setelah tunangan beberapa bulan, Sasuke dan Naruto sepakat untuk menikah. Keduanya tinggal dikediaman Senju.

Sekarang Mereka berencana untuk menghadiri pernikahan kembarannya, Naruko. Sebelum matahari menunjukkan dirinya Naruto sudah siap siap untuk pergi, sedangkan Sasuke masih tenang diatas ranjang mereka memperhatikan sang istri yang berjalan kesana kemari.

"Tidak perlu berteriak Naru. Rumah ini bukan hutan ataupun lapangan yang luas, Dia masih bisa mendengar suaramu." Sambil berlajan menghampiri Jiraya, Tsunade menegur Naruto.

"Mama~ acaranya sebentar lagi dimulai Aku tidak ingin ketinggalan."

Tsunade menaruh gelas yang masih mengepulkan uapnya diatas meja. Sedikit berbincang dengan Jiraiya sebelum kembali menjawab ucapan Naruto.

"Jangan lupa kalau ayahmu juga termasuk kedalam acara. Dia saja masih tenang meminum tehnya Kamu sudah heboh pagi pagi."

Ikut mendudukkan dirinya dengan kesal. Naruto menggerutu mendengar jawaban tidak memuaskan dari Tsunade ditambah Sasuke yang belum juga memunculkan batang hidungnya.

Sementara itu, Sasuke yang baru saja menyelesaikan sarapan paginya setelah bersiap berjalan dengan santai keluar rumah dengan sedikit roti yang belum habis ditangannya.

Cup

"Ayo berangkat, tidak perlu cemberut!"

Mendapatkan ciuman di pipinya, bukannya senang Naruto malah memekik, "Yak, jangan berpikir dengan ini Aku memaafkanmu."

"Iya, iya. Mama, Papa Kita berangkat dulu. Ayo Kiba!" pamit sekaligus ajak Sasuke kepada Kiba yang sudah menunggu didepan rumah pria itu.

Sasuke dan Naruto serta Kiba memang berangkat lebih dahulu, sedangkan Jiraya dan Tsunade akan berangkat nanti mendekati acara dimulai.

Bohong jika Naruto bilang sebentar lagi terlambat karena nyatanya masih ada waktu sekitar satu jam lebih sebelum acara dimulai. Tapi memang wanita itu yang ingin melihat persiapan acaranya jadi memaksa berangkat lebih pagi.

Ditemani gerutuan Kiba tentang betapa berisiknya Naruto tanpa sadar mereka sudah sampai di Kediaman Namikaze. Di Kediaman Namikaze juga terjadi keributan. Orang orang bersiap untuk berangkat ke tempat acara dilaksanakan.

Untuk akad akan diadakan di gereja. Sedangkan resepsi diadakan di taman kota. Naruto lagi lagi menyalahkan Sasuke karena rombongan keluarganya sudah akan berangkat ke gereja.

Acara yang ditunggu tunggu pun tiba. Di atas tribun sang mempelai pria menunggu dengan gelisah dan gugup. Pintu dibuka, Naruko berdiri berdampingan dengan Jiraya sedangkan Minato menunggu dipertengahan perjalanan.

Aksi kedua pria ini didasari oleh kesepakatan yang terjadi menjelang pernikahan Naruto yang terkesan dadakan. Jiraiya rela membiarkan tugasnya diambil sepenuhnya oleh Minato dengan syarat dia harus ikut andil dalam pernikahan putri pertama Namikaze.

Minato setuju setuju saja asal yang menyerahkan putrinya tetap dirinya bukan orang lain.

Janji suci terucap meskipun ada sedikit komedi didalamnya yang kemungkinan besar dikarenakan gerogi. Kedua belah pihak bersorak gembira.

Selesai akad para hadirin beralih ke taman yang telah didesain dengan tema sederhana namun tetap memperlihatkan kemewahan. Berbanding terbalik dengan pernikahan Naruto yang tanpa resepsi.

Bukan tidak mampu, tapi kedua pengantin yang tidak mau. Lagi pula Sasuke juga dadakan saat mengutarakan maksudnya. Pria yang sudah ngebet itu langsung melamar Naruto sehari setelah kelulusan dengan drama penculikan yang membagongkan.

Naruto bahkan mungkin yang hadir di acara pelamarannya saat itu juga masih mengingatnya. Malam malam Sasuke datang ke kediaman Senju membawa dua manusia yang ditutupi karung. Benar benar seperti penculikan entah bagaimana pemuda itu melakukannya.

Dua orang itu adalah Minato dan Khusina. Sambil menghubungi kedua orang tuanya via video call, Sasuke meminta maaf kepada kedua orang tua kandung Naruto atas segala tingkahnya sekaligus memberitahukan niatnya.

Setelah sambungan terhubung lamaran resminya baru dimulai. Atas desakan Sasuke keesokan harinya akad dilakukan. Pernikahan yang sangat amat sederhana dan hanya dihadiri beberapa orang saja.

Kembali ke acara yang ramainya hampir menyamai pasar. Semua orang bersenang senang. Ada yang hanya sekedar berbincang bincang, menikmati hidangan bahkan anak anak kecil berlarian kesana kemari.

Pandangan Naruto tertuju pada seorang pemuda berambut merah. Berjalan mengendap-endap, Naruto bersiap untuk melakukan serangan. Diluar dugaan, baru saja Naruto melakukan kuncian pemuda itu sudah bereaksi menyodorkan pisau lipat dilehernya.

"Kalau Kamu ingin menekanku harusnya letaknya disini." Masih dengan kunciannya Naruto membenarkan letak pisau dilehernya tepat di titik vitalnya.

Meskipun mengacungkan pisau percayalah pemuda itu sedikit gemetar. Ingin menarik pisau yang dipegangnya, tapi Naruto menahan tangannya agar tetap berada diposisi itu.

"Sudahlah Naru, tidak mungkin Kurama berniat membunuhmu."

Suara Sasuke terdengar dari samping tubuhnya. Yap pemuda yang suka Naruto ganggu memanglah kakaknya. Sasuke sampai lelah melihatnya. Setiap Kurama terlihat Naruto selalu bertindak seolah punya dendam.

Dengan berat hati Naruto melepaskan kuncinya. "Kau masih saja membawa pisau itu?!"

"Kenapa tidak? Ini hadiah pertamamu." Kurama mengantongi lagi pisau lipatnya. Lebih tepatnya pisau lipat hadiah pertama dari Naruto saat hari ulang tahunnya yang ke 23 ditambah paper note kecil bertuliskan

'gunakan saat Aku tiba tiba menyerangmu, oke'

calon malaikat
pembunuhmu

T

entu Kurama langsung tahu siapa pemberinya. Karena hanya adik bungsunya yang sampai saat ini memiliki dendam dengannya hanya karena salah tarik orang. Dendam yang hanya diketahui oleh dua orang itu saja.

"Iya, iya terserah Kakak. Sebaiknya Kau mencari pendamping tidak sedikit wanita cantik disini." Naruto mengedipkan sebelah matanya.

"Dah Kakak. Ayo Sasuke, Kita belum memberi selamat kepada pengantin barunya. Jangan hanya karena mempelai prianya Gaara, Kamu jadi tidak ingin mengucapkan selamat..." Dan dimulailah penyiksaan telinga Sasuke selama perjalanan menuju kedua mempelai yang kini sedang mengobrol bersama  orang tua Gaara.

Gaara dan Naruko bertemu saat pria itu diundang, lebih tepatnya memaksa ikut Naruto yang sedang berlibur ke taman paska menikah. Setelah beberapa kali pendekatan akhirnya keduanya sepakat menjalin hubungan.

Namun jalan ceritanya tidak berhenti disana karena nyatanya Gaara ditentang oleh Minato. Bukan hubungan mereka tapi hanya Gaaranya yang ditentang.

Alasannya mudah, hanya karena tahu tempat tinggal pria itu yang sama dengan tempat Naruto hampir kehilangan nyawa. Tidak perlu muluk muluk untuk menentang hubungan hanya karena alasan seperti beda kasta, penampilan dibawah standar.

Minato tidak mengenal alasan itu. Setelah perjuangan keras Gaara barulah acara ini terjadi.

Sementara Sasuke dan Naruto menghampiri pengantin baru, Kurama yang ditinggal sendiri tiba tiba dihampiri seorang gadis.

"Emm… permisi Tuan, apakah Anda melihat Naru-Chan?"

Untuk apa gadis ini menanyakan adiknya? Yang menikah kan Ruko bukan Naru.

Tapi dari pada itu. Siapa gadis cantik ini?

Tamattttt

Gak bohong, kan. Aku beneran buat epilog for you all. Jangan minta tambah ya soalnya susah nyari ide😁.

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang