bag. 27

74 10 1
                                    

"Kushi Aku telah menemukannya! Aku telah menemukannya!!" Minato belari mencari Kushina. Tangan kanannya senantiasa melambaikan kertas sedang tangan sebelahnya membawa amplop coklat berlogo khusus.

Hari ini Minato pulang cepat. Saat baru sampai di rumah Minato tidak sengaja melihat seorang pengantar surat berada di depan rumahnya. Terlihat seperti akan memasukan sesuatu ke dalam kotak surat yang tersedia. Jika dipikir pikir ini memang sudah lebih dari setengah bulan sejak Minato meminta seorang dokter untuk melakukan tes.

Dengan tidak sabar Minato membuka segel amplop. Bait demi bait Minato baca dengan baik. Satu note paper kecil juga terselip di dalam amplop. Membaca kata yang berada di note peper itu mengantarkan Minato pada rasa tidak percaya.

Dahi yang awalnya mengkerut dalam, kebingungan. Tergantikan oleh rasa euforia menenangkan yang muncul tiba tiba. Rasanya seperti berhasil menenangkan tender berharga. Bahkan lebih dari itu.

'Tes kedua kami juga menyimpulkan Anda memang ayahnya. Mungkin Anda dapat melakukan uji ulang ditempat lain.'

Melihat tabel yang asing dimatanya saja Minato sudah pusing. Apa lagi mengerti maksud yang tertera pada kertas rekam medis tersebut. Belum selesai membaca sampai bawah Minato sudah menemukan kertas catatan.

Siapa peduli dengan persentase. Selama telah terbuktikan bahwa gadis itu adalah anaknya Minato sudah cukup.

"Kenapa? Ada apa? Apa yang Kamu temukan?" pertanyaan beruntun keluar dari bibir manis Kushina.

Melihat wajah antusias Minato belum cukup mengantarkan euforia yang sama kepada wanita itu. Dia sudah terbiasa melihat wajah yang sama. Apalagi saat awal awal kenaikan perusahaan dan Minato memenangkan tender tender besar yang diincar banyak perusahaan lain.

Meskipun bukan dari nol. Minato tetaplah orang yang membuat perubahan sesukses sekarang. Dan Kushina lah yang menemani Minato melewati proses itu.

Sedikit kesal karena Minato malah menunjukkan selembar kertas yang dipegangnya. Alih alih menjawab.

"Minato... ini... ini." Kushina rasanya tidak bisa lagi melanjutkan kata katanya. Berbagai perasaan dia rasakan sekaligus. Senang, sedih, bingung, tidak menyangka.

"Iya, putri Kita, Naru. Aku menemukannya."

(•°•) (^-^) (°•°)

Tuk! Tuk! Tuk!

Seorang pria berdiri menyender di samping mobil. Tangannya sesekali mengetuk ngetuk jam yang bertengger di tangannya. Sudah hampir setengah jam pria itu berdiri melihat gerbang sekolah didepannya.

"Ck! Dimana Ruko."

Rasa tidak nyaman menyelimuti dirinya. Berulang kali dirinya menyadari sedang dilirik perempuan perempuan yang melewati gerbang.

Dari kejauhan dia melihat wajah gadis yang dicarinya tengah berjalan ke gerbang dengan tudung kepala yang menutupi rambutnya. Tanpa basa basi dia mengendarai mobilnya mendekati gerbang.

Tidak sulit untuk menyeret gadis itu masuk mobil. Meskipun sedikit aneh ketika dia memberontak untuk dilepaskan.

Apa dia tidak mengenaliku?

****

"Aku ingin ke kamar mandi dulu, Kamu tunggu di gerbang saja."

"Baik Nee-san"

Naruto dan Naruko berpisah di persimpangan. Baru saja Naruto keluar gedung sinar matahari sudah menerpanya. Dengan tetap berjalan Naruto menaikkan tudung Hoodie yang dipakainya.

Naruto mengeluarkan handphonenya untuk menghubungi orang tuanya kalau dia akan mampir ke rumah teman dahulu. Belum juga tombol send tertekan seseorang sudah lebih dahulu menariknya.

Sret!

Tuk!

"HEI!! Apa yang Kau lakukan. Buka!" Berulang kali Naruto mencoba membuka pintunya. Namun sialnya sang pintu di kunci. Naruto hanya bisa meratapi ponselnya yang akan hilang.

"Apa Kamu tidak menerima pesan dari Chichi?" Suara pria yang duduk di sebrang kemudi mengalihkan pikiran Naruto. Apalagi ucapannya.

"Siapa Kau?!"

Sementara itu ditempat Naruto sebelumnya berdiri seorang gadis bersurai merah dengan ponsel di telinganya. Bukannya mendapat jawaban telinganya malah disuguhkan oleh nada dering yang akhir akhir ini sering didengarnya.

Mengedarkan pandangannya, gadis itu terpaku pada ponsel yang tergeletak dengan dering yang berbunyi sebentar sebelum akhirnya mati bersama dengan panggilannya yang tidak terangkat.

₹₹₹₹

"Ruko Kamu ganti warna rambut?! Kalau ayah tahu mungkin dia akan marah besar."

Naruto memutar bola matanya malas. Tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan pria itu. Naruto membuka tudung sebagai bukti tapi orang itu malah mengatainya ganti warna.

Mudah sebenarnya untuk lompat keluar dari mobil itu. Hanya saja Naruto ingat lukanya yang masih bisa terbuka kapan saja. Dia juga masing ingin berpura pura sebagai orang biasa.

Membuang pandangannya kearah jendela. Naruto terpaku pada pemandangan dihadapannya. Rumah megah bergaya klasik.

Tapi bukan itu yang membuat Naruto terpaku. Melainkan rasa familiar yang tiba tiba menelusup dalam dirinya.

Tanpa sadar langkah Naruto membawa gadis itu masuk. Mengikuti pria yang membawanya kerumah itu.

"Kurama, Kamu sudah sampai. Dimana Ruko?" Mata Minato memindai sekeliling Kurama, Putra pertamanya. Dia tidak menyadari seseorang yang tertutup punggungnya.

"In__"

Brak!

"Hosh... Hosh... Ayah... tolong bantu cari Na__" Naruko menghentikan ucapannya kala melihat seseorang yang berada di belakang tubuh kakaknya.

Grep!

"NARU!! Aku pikir Kamu hilang. Aku lihat ponselmu di jalan." Pelukan Naruko mengerat dan semakin erat kala mendapat balasan dari sang empunya nama.

Naruko sangat khawatir setelah melihat ponsel Naruto tergeletak dijalan tanpa pemilik. Berutung saat itu jemputan Sasuke juga sampai. Karena searah dengan rumahnya. Naruko meminta tebengan kepada Sasuke.

Begitu sampai Naruko langsung berlari memasuki rumah tidak peduli pada mobil sang kakak yang telah terparkir di halaman rumah. Bahkan dia juga lupa mengucapkan kata terima kasih.

Naruko sedikit menjauhkan tubuhnya sebelum melontarkan guyonan, "Apa Kamu terlalu ingin pergi ke rumahku sampai sampai meninggalkan Aku, heh"

"Aku khawatir…" lanjutnya lirih

Naruto bingung harus melakukan apa kepada gadis itu. Matanya melirik ke sana ke mari dengan gelisah. Tanpa sengaja matanya melihat kertas yang baru saja terjatuh dari tangan satu satunya wanita yang ada di sana.

Deg!

Satu bab lagi kayaknya tamat.

Btw aku udah pernah nyinggung soal kurama sebelumnya belum sih? Kalo belum berarti ini penampilan perdananya ya. Buat obat kangen aja sama peliharaan Naruto jangan banyak banyak. Hehehe

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang