bag. 19

73 10 0
                                    

Hari demi hari berganti, liburan semester Naruto dan kawan kawannya sudah berakhir beberapa minggu yang lalu. Dan hubungannya dengan Sasuke pun semakin mendekat. Untuk Juggo dan Suigetsu, keduanya menjadi sukarelawan ditempat yang berbeda.

Suigetsu di laboratorium riset negara. Sedangkan Juggo bekerja disebuah cagar alam. Dengan pengawasan tentunya. Sesekali Naruto mengajak mereka berkeliling kota. Hanya berkeliling, tidak untuk mampir ke toko toko. Kalaupun mampir dia tidak sudi membayar apa yang mereka minta.

Juggo dan Suigetsu diduga sebagai pengguna juga, sehingga mereka dimasukkan kedalam daftar peserta rehabilitasi. untuk sementara keduanya tinggal di sana. Jadi tidak heran jika mereka tidak memusingkan tempat tinggal.

Oh iya, karena seseorang tahun ini Naruto dan Kiba tidak sekelas. Tentu setelah dibumbui drama drama sebagai pemanis keduanya baru rela terpisah tiga ruang kelas. Kiba tetap dikelas mereka, XII E. Dan Naruto pidah ke kelas yang sama dengan Sasuke, XII A.

Karena tidak banyak yang dikenalnya dikelas itu jadi Naruto bersedia duduk sebangku dengan Sasuke. Beruntung pria itu tidak memilih bangku depan padahal wajahnya terlihat seperti orang yang gemar didepan. Sebenarnya ada juga Hinata di kelas ini. Tapi gadis itu sudah dimonopoli oleh orang yang katanya 'sepupunya'. Selain itu hanya kursi di bangku Sasuke saja yang masih kosong. Entah kenapa orang orang dikelas itu tidak ada yang bersedia duduk sebangku dengan pria ayam itu.

"Naru" Kiba berusaha menelan makanannya yang baru saja dimasukan kemulut. "Dikelas mu, ada tugas untuk membuat kerajinan tangan tidak?!" Lanjutnya.

Saat ini mereka sedang di kantin. Saat jam makan siang keduanya memang selalu pergi ke kantin bersama. Berdua, jika saja anak ayam yang kehilangan induknya tidak mengikuti kemanapun Naruto berada. Dan jika Sasuke mengikutinya, terkadang abtek antek pria itu ikut duduk disekelilingnya.

"Bodoh, hal semudah itu masih juga dikerjakan bersama?!" Ujar Neji dengan senyum meremehkan. Hyuga Neji yang katanya sepupu Hinata, si sombong berwajah tampan. Mulutnya memang sering bicara sesuka hati.

"Kalau iya, memangnya kenapa? Kau punya masalah dengan itu?!"

"Sebagai orang pintar, aku menyayangkan otak otak rendah seperti kalian"

Ini tidak terjadi sekali dua kali. Hampir setiap pertemuan Neji, Naruto dan Kiba memang sering berdebat. Bahkan dipertemuan pertama mereka, Neji dengan sombongnya mengejek cara makan Kiba dan Naruto yang terkesan asal asalan.

Jika sudah begini pasti akan ada yang mengatakan…

"Merepotkan…"

Kan!

Namanya Nara Shikamaru, dari yang Naruto tahu. Pemuda itu pintar.
Sangat malah. Tapi dia juga pemalas, persis seperti ayahnya. Naruto sering melihatnya sekedar mengantar bekal makanan kepada Shikaku dikantor polisi.

Hubungan Naruto dan Kiba dengan mereka juga mulai akrab, mungkin? Setidaknya itulah yang dilihat orang orang.

Dijam jam seperti ini banyak orang yang berjalan berseliweran kesana kemari, tapi atensi seseorang yang baru lewat dapat menyita seluruh atensi Naruto sehingga berujar

"Aku kadang suka jengkel dengan namanya!"

"Haah… siap_"

Ucapan Kiba terpotong oleh suara Sasuke

"Naruko Namikaze. Namamu memang hampir sama dengannya, tapi yang aku dengar panggilannya Ruko bukan Naru." Satu alis Sasuke terangkat membentuk raut wajah seolah sedang berpikir. Entah apa yang dipikirkannya.

"Tapi tetap saja guru guru memanggilnya Naruko. Jika aku tidak mendengar dua huruf terakhir, aku akan mengira aku lah yang dipanggil. Menyebalkan"

iya, itu benar dan sering terjadi. Apalagi saat bagian absensi. Sasuke akui itu. Gadis ini memang sering mengangkat tangannya saat nama Naruko dipanggil.

"Kenapa kesal. Bukannya bagus jika disamakan dengan orang cantik berstatus tinggi sepertinya," sahut Neji heran, tidak lupa dengan nada sombongnya.

"Tapi senyumnya palsu, aku tidak suka. Lagi pula…" Naruto sengaja menggantungkan ucapannya seraya melirik Kiba

Kiba yang paham maksud Naruto pun melanjutkan. "Hanya orang buta yang tidak tahu kalau keluarga Senju juga keluarga yang berada."

Setelah Naruto berguma 'bagus Kiba. Ayo tos!'. keduanya bertos ria smbil tertawa. Berbeda dengan Neji yang mendengus jengkel. Dengan kata lain ucapan Kiba mengisyaratkan bahwa dirinya buta padahal bukan salahnya jika menganggap kasta Naruto rendah.

Nama Senju Naruto tidak cukup terkenal, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial. Dan juga nama keluarga Senju bukan hanya satu, bisa saja Naruto berasal dari 'Senju' yang lain. Bahkan Neji baru tahu kalau Naruto merupakan putri dokter ternama Senju Tsunade setelah beberapa kali berada didekat gadis itu.

"Aku masih heran. Sejak kapan Sasuke dan Naruto dekat?"

Sudah sejak lama Shikamaru ingin menyuarakan ini. Berteman sejak SMP belum cukup untuk membuat Sasuke menunjukkan kepeduliannya apalagi perasaan yang dirasakannya. Tapi setiap berinteraksi dengan Naruto, Sasuke yang dingin tanpa perasaan seolah lenyap dan tak pernah ada.

Pria itu dengan mudahnya menyuarakan pendapatnya saja sudah aneh. Apalagi memberikan ekspresi yang beragam. Sangat aneh.

Tapi belum juga Shikamaru mendapatkan jawaban, bel masuk berbunyi menginstruksi kegiatan mereka. Tak perlu waktu lama bagi mereka meninggalkan area Kantin.

Huwah setelah sekian purnama Akika tidak membuka akun akhirnya up to the date juga.
Maafffff Sahiya lupa lagi. Sama ceritanya, sama alurnya dan semuanya. Untung gak lupa sama karakternya

Oh iya buat yang request munculin keluarga Namikaze itu dah nyempil atuk. Bab depan atau depannya lagi mau aku munculin banyak dinanti ya buat yang sabar.

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang