bag. 22

73 10 1
                                    

Selama acara Fugaku menahan kekesalannya. Apakah peringatannya tadi malam kuang keras? Sungguh anaknya ini sangat suka membuatnya darah tinggi.

Lihatlah gadis yang dipilihnya? Dekil, tidak terlihat berkelas. Bahkan kurang sopan santun dan tidak tahu malu.

Apa ada anak perempuan yang menyeret pacarnya dihadapan keluarga kekasihnya langsung begitu acara selesai? Tanpa pamit. Tanpa kata juga?

Apa yang dilihat anaknya dari gadis itu?

Iya. Memang benar jika Naruto langsung menyeret Sasuke pergi untuk menagih janji pria itu begitu keluarga Namikaze pergi. Tapi untuk kata tanpa pamit? Sebenarnya Naruto sudah berpamitan dengan bahasa tubuh, Fugaku saja yang tidak menangkap gerakannya.

Dengan tangan yang memegang kedua high heelsnya tidak membuat Naruto kesulitan menyeret Sasuke dan memanggil Kiba untuk segera pergi menuju Ichiraku. Masa bodoh dengan kakinya yang tanpa alas kaki. Selama perutnya bisa terisi, terutama dengan ramen. Naruto akan dengan senang hati menebar senyumnya.

Sasuke menatap tidak percaya pada mangkuk ramen dihadapan gadis itu. Sasuke dan Kiba bahkan baru saja menghabiskan satu mangkuk. Tapi Naruto sudah selesai dengan mangkuk kelimanya. Sasuke yakin gadis itu sudah makan cukup banyak tadi.

~~♥~~

Sudah hampir dua minggu setelah hari pertemuan keluarga Sasuke dengan keluarga Namikaze, entah bagaimana bisa keseharian Naruto selalu berurusan dengan gadis Namikaze yang gagal bertunangan dengan Sasuke. Sulit di percaya tapi akhir akhir ini Naruto sering berkelompok dengan Naruko.

Entah itu jadwal piket yang tiba tiba dirubah. Tugas piket yang memang dirubah tiap bulannya. Bahkan tugas kelompok yang jarang ada. Tidak hanya itu, bangkunya pun dirumah sesuai undian dan tebak siapa yang sebangku dengannya. Iya, betul sekali. Lagi dan lagi Namikaze Naruko.

Ada apa dengan dunia akhir akhir ini?!

"Naru! Kamu ingin pulang langsung?!"

Naruto langsung menghentikan langkahnya yang berjalan di koridor ketika suara seorang gadis masuk ke gendang telinganya.

"Iya, kelasnya juga sudah bersih, kan!?" Raut wajah Naruto yang seolah bertanya ditunjukkannya saat menjawab pertanyaan Naruko.

"Em anu… aku. Aku ingin mengatakan ini sejak lama. Te…terima kasih." Naruko membungkukkan sedikit tubuhnya

"Haah?"

"Terimakasih sudah membuat pertunanganku batal. Aku sebenarnya tidak pernah suka kepada Sasuke-san, jadi terimakasih." Lanjut Naruko kala merasa gadis di hadapannya tidak mengerti kata katanya.

"Jadi kamu juga tidak suka kepada anak ayam itu. Maksudku Sasuke?!" Ujar Naruto tidak yakin mendengar ucapan Naruko
"Lalu kenapa kamu tidak menolak?" Lanjutnya ketika melihat Naruko yang sudah menegakkan badannya menggeleng.

"Aku tidak sanggup. Chichi dan Haha bisa sedih"

Dan entah bagaimana keduanya bisa akrab dan selalu nyambung. Bahkan tidak jarang Naruko mengantar Naruto kerumahnya saat keduanya piket. Gadis itu sering ditinggal Kiba jika selesai lebih lambat dari yang dijanjikan. Itu hal wajar mengingat jam pulang mereka yang cukup malam. Dan menunggu sendirian itu membosankan.

Beberapa hari pun terlewati. Seperti yang sudah Naruto duga. Orang yang satu kelompok dengan tugasnya kali ini adalah Naruko, lagi. Tapi jika biasanya tugas mereka diselesaikan di sekolah maka kali ini keempatnya, Naruto, Naruko, Sasuke dan Genma harus membuat kerajinan. Ketiganya sepakat untuk membuat di rumah Naruto sedangkan Naruto pasrah pasrah saja.

Sasuke dan Genma sudab sering memasuk kedalam rumah keluarga Naruto. Mereka tidak kaget lagi melihat rumah yang luarnya sederhana namun dalamnya tetap bertingkat juga. Bedanya dirumah Naruto tangganya turun kebawah.

Tapi ini pertama kalinya Naruko masuk kerumah besar berkedok sederhana itu. Yang dia tahu hanya ada ruang tamu, dapur yang sekaligus menjadi ruang makan yang juga terdapat kamar mandi kecil dan ruang tengah, dan mungkin juga rumah keluarga jika dilihat dari isinya yang terdapat TV dan sofa. Yang menghubungkan semua ruangan itu. Awalnya dia merasa aneh.

Apakah tidak ada kamar satu pun dirumah yang cukup besar ini?

Pertanyaannya dijawab ketika Naruto berkata akan ganti baju dulu lalu setelahnya membuka pintu? Pintu berukuran sekitar 40×40 cm yang menyatu dengan lantai. Model pintunya sama dengan pintu yang biasa digunakan untuk pintu loteng.

Dari itu semua satu yang membuat Naruko tercengang. Benarkah itu foto keluarga? Foto yang berisi sepasang orang dewasa dan satu anak perempuan kecil mungkin sekitar lima sampai enam tahun. Tapi bukan itu yang membuat Natuko tercengang melainkan pose anak perempuan yang digendong seorang pria dewasa yang berdiri disamping wanita yang duduk di sebuah kursi kayu.

Benarkah itu… pistol? Anak sekecil itu menodongkan dua pistol ditangannya. Bahkan kedua pistol itu tidak terlihat palsu.

"Naru kamu itu bagaimana temannya datang tidak disuguhi makanan. Tidak sopan!"

Suara asing terdengar di telinganya. Naruko menghentikan aktivitas melihat lihat foto yang tersebar hampir di seluruh penjuru ruangan.

"Dan apa apaan ini? Kamu mewarnai rambutmu! Aduh… sudah berapa kali Kaa-san katakan. Rambutmu indah jangan dirubah!"

Naruko semakin merasa bingung ketika wanita pemilik suara itu semakin mendekatinya bahwa menyentuh rambutnya dengan marah marah. Yang Naruko tahu dia menyebut dirinya sebagai 'kaa-san'. Apakah dia ibu Naruto? Apa yang harus aku lakukan sekarang. Memberi salam? Tapi beliau terlihat sedang marah. Merunduk merasa bersalah? Tapi aku bukan anaknya.

Naruto yang mendengar keributan yang dibuat Tsunade seketika keluar dan berkata. "Kaa-san berhenti memarahinya itu bukan Naru, itu teman Naru. Namanya Ruko!"

Tsunade melihat Naruto dan Naruko berulang kali. "Aneh. Bagaimana mungkin bisa sama?" Celetuk Tsunade

"Apanya yang aneh? Sudahlah mungkin Kaa-san berhalusinasi karena terlalu lama mencium bau obat, bahkan sekarang bau Kaa-san seperti obat." Naruto mendorong pelan Tsunade menuju pintu yang menghubungkan ruangan itu kepada seluruh kamar yang ada. "Lebih baik Kaa-san mandi dan istirahat. Aku mau mengerjakan tugas dulu dengan teman teman. Mandi yang lama ya Kaa-san!"

"Ba-san sering begitu?" Tanya Genma begitu Tsunade tidak terlihat

"Apa?"

"Tidak mengenali anaknya"

"Tidak. Ini pertama kali," ujar Naruto tidak yakin

"Kalian memang terlihat sama" celetuk Sasuke seketika menyita perhatian Naruto dan mungkin juga Naruko

"Ayolah, jangan ikutan menipuku! Setelah sekian lama kalian baru mengatakan ini sekarang apa kalian pikir aku percaya!? Sudah cukup, ayo kerjakan saja!"






Bonus ya gaesss…

Info aja sih kemungkinan bab kedepannya alurnya bakat tak cepetin soalnya saya pengen cepet-cepet tamat dan gak gantungin pembaca. See you next chapter

two (three) optionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang