18

10.4K 740 33
                                    

Kehidupan baru Caca dan Melviano berjalan sangat mulus. Sudah genap 2 bulan mereka pindah ke rumah baru. Sesuai janjinya pada Caca, Melviano menjadi tetangga Luki lagi. Rumah mereka bersebelahan, tapi kali ini jauh lebih ramai karena Jevina dan Reno ikut membeli 1 unit di samping rumah Caca dan Melviano. Jadilah sekarang basecamp tetap mereka pindah ke rumah Caca.

Kegiatan Caca setiap harinya tak ada yang berubah, masih sama seperti saat dia berada di pedalaman. Bedanya, kini dia tidak sesuntuk dulu. Sesekali ia dan sahabatnya keluar untuk cuci mata. Melviano sudah kerja di perusahaan Papanya, Luki juga ikut kerja disana. Padahal ayahnya sudah meminta Luki untuk meneruskan perusahaan keluarga, tapi pria itu masih menolak. Ia belum siap menerima tanggungjawab sebesar itu. Akhirnya ayahnya memberi ultimatum kalau dalam waktu setahun Luki tetap tak mau, maka perusahaannya akan dijual.

Menggantikan posisi Jayden dengan tanggungjawab besar terkadang membuat Melviano rindu dengan pekerjaan lamanya. Kini rasanya kehadiran dirinya begitu diandalkan oleh ratusan karyawan di bawah naungan perusahaan Jayden. Hal itu membuatnya jadi tidak bisa seenaknya untuk membolos kerja, dia belum seahli Jayden. Sehari tak masuk, takutnya banyak pekerjaan menumpuk. Namun kesulitan yang paling ia rasakan adalah disaat Caca sedang manja-manjanya dengannya. Sebelum pulang ke kota asalnya saja Caca sudah terlihat manja pada kehamilannya.

Wanita itu sering merengek setiap acara pamitannya saat mau berangkat kerja, tak jarang Melviano berakhir membawa Caca untuk bekerja karena ia tak mau ditinggal di rumah. Sebenarnya dia juga tidak sendiri di rumah, karena setelah usia kehamilannya menginjak usia 16 minggu, Tya memaksa mendatangkan Bibi kepercayaan keluarganya untuk membantu keseharian Caca. Tadinya rencana itu ditolak mentah-mentah oleh Caca, alasannya dia masih merasa sanggup menangani segala sesuatunya sendiri. Namun karena Tya malah berujung merajuk pada menantunya, akhirnya Caca menuruti Tya.

Pagi ini Caca lagi-lagi dibawa oleh Melviano ke kantor. Beberapa pegawainya bahkan sudah mulai dekat dengan Caca karena keramahan wanita itu. Salah satu yang paling dekat adalah sekretaris Melviano, namanya Bianca. Wanita yang berusia 5 tahun diatasnya itu terlihat begitu ramah saat pertama kali bertemu dengan Caca. Keduanya langsung dekat begitu saja, bahkan kalau dirasa banyak sekali kemiripan diantara keduanya. Melviano sampai pusing sendiri kadang dengan kedekatan istri dan sekretarisnya. Beberapa kali ia harus rapat sendiri karena Caca menahan wanita itu untuk bekerja. Daripada Caca ngambek berujung jatahnya diliburkan, Melviano menurut saja. Lagipula dia baru saja bisa berhubungan intim lagi selama sebulan, masa mau ditahan lagi.

Ketika Melviano sibuk membaca tumpukan berkas di mejanya, yang Caca lakukan adalah duduk di sofa ruangan Melviano dengan kaki yang ia selonjorkan. Wanita itu akan menghabiskan waktunya dengan menonton film lewat tab milik suaminya, atau jika sudah merasa lelah ia akan berjalan ke meja tempat Bianca bekerja untuk mengobrol. Namun tidak dengan hari ini. Sudah 3 jam sejak Melviano datang di kantor, wanita itu baru saja menyelesaikan satu judul series. Kini dia merasa bosan. Tak ada keinginan untuk menghampiri Bianca, ia malah berkeinginan untuk mengobrol dengan suaminya. Mungkin dengan beberapa kecupan dan elusan di perutnya. Itu maunya jellybean.

Caca beranjak dari duduknya, lalu mendekati suaminya yang sedang berurusan dengan sesuatu di laptopnya. Sadar bahwa Caca mendekatinya, Melviano menghentikan kegiatannya lalu menatap lembut ke arah istrinya.

"Mau apa?" Caca mengerucutkan bibirnya, lalu menjatuhkan bokongnya di atas pangkuan Melviano. Ia sedikit terkejut dengan gerakan istrinya.

"Bosen, jellybean minta disapa daddy-nya." Melviano meneguk ludahnya, dasinya terasa mencekik. Sebelah tangannya bertengger di pinggang Caca. Sebelahnya lagi bergerak melonggarkan ikatan dasinya.

"Tapi ini di kantor sayang. Masa mau buka-bukaan." Marisca mengerutkan keningnya, lalu menatap lurus ke wajah Melviano.

"Mikir apasih. Orang jellybean minta dielus aja kok." Pria itu menghembuskan nafasnya lega.

A Blessing In DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang