14

10.4K 810 47
                                    

Dengan adanya Citra dan Tya di rumahnya, membuat segala pekerjaan rumah Caca teratasi dengan baik. Baru pegang sapu sudah diminta sama mertuanya, mau mencuci piring maminya dengan sigap langsung menyuruhnya untuk duduk, wanita itu jadi bosan tidak tahu harus melakukan apa. Sudah satu jam dia duduk di atas sofa, dengan menonton kartun kuda poni yang beberapa minggu ini jadi favoritnya.

Kedua wanita dewasa itu benar-benar tak mengijinkan Marisca untuk menurunkan kakinya sedikitpun dari sofa. Bahkan saat dia hendak mengambil makan dan minum, dengan sigap Tya malah membawa meja kecil ke atas sofa lalu menyajikan makanan yang baru saja selesai dimasak. Sekarang Caca merasa seperti pasien di rumah sakit.

Lelah terlalu lama duduk, Caca berdiri melakukan peregangan pada setiap sendi-sendinya. Citra yang melihat itu dengan sigap langsung mendekatinya.

"Kamu mau ngapain?" Caca menoleh pada maminya.

"Pegel tau duduk terus."

"Duduk, mami pijitin."

"Ih gak usah apaan sih, orang berdiri bentar juga udah enakan kok. Mama sama mami tuh jangan sibuk sendiri dong. Tujuan kesini kan mau nemenin Caca, ini malah pada kerja sendiri-sendiri." Protes Caca kesal.

Tya dan Citra terkekeh, lalu mereka duduk ke sofa tempat putrinya berada.

"Tunggu disini, aku panggil Reina dulu biar ikutan disini aja. Kasihan dia sendiri di rumah."

Marisca berjalan menuju rumah Reina. Lalu setelah berhasil mengajak wanita itu keduanya berjalan bersisian. Kedua mata mereka terkejut saat menemukan Melan tengah berdiri di depan pintu rumah Caca.

"Ada apa Mel?" Wanita itu terlonjak kaget, lalu tersenyum lebar.

"Eh ini Ca mau pinjam speaker boleh gak?" Caca mengernyitkan keningnya.

"Buat apa?"

"Itu buat senam ibu-ibu, Mama mau latihan sendiri dulu. Speaker rumahku rusak."

"Ya udah tunggu disini dulu, nanti aku bawain." Reina dan Caca masuk ke dalam.

Dengan wajah masam Caca mengambil speaker yang tergeletak di dekat rak buku milik Melviano. Gak rela sebenarnya barang-barang suaminya dipinjam Melan.

"Mau dibawa kemana Ca?" Tanya Citra.

"Tuh tetangga mau pinjam." Tya memandangi Citra, kedua mata mereka bertemu seolah mengobrol lewat tatapan.

"Kamu duduk aja biar mama yang kasih ke dia."

Tya berdiri lalu berjalan ke luar untuk menemui seseorang yang meminjam barang. Matanya menilai gadis itu dari atas hingga bawah.

"Mbak, mau pinjam speaker ya?" Melan tersentak karena gadis itu tak sadar bahwa Tya sudah berdiri di belakangnya.

"Eh iya Tante."

"Memang biasa pinjam speaker atau ini kebetulan?" Tanya Tya.

"Ini pertama kalinya kok Tante."

"Bisa pakainya? Soalnya yang model begini agak berbeda dengan yang biasa. Melviano suka marah kalau barangnya dipakai dengan asal."

"Tahu kok Tante, waktu itu udah sempat lihat speaker Mas Melviano yang ini. Kan beberapa minggu yang lalu speakernya sempat kebawa saya, terus saya coba-coba pakai gitu di rumah." Tya menaikkan sebelah alisnya.

"Melviano tahu?" Gadis itu mengangguk dengan senyuman lebar.

"Tahu kok, saya mengembalikan juga yang terima Mas Melviano."

"Ya sudah, jangan sampai rusak ya."

"Iya tante, terimakasih." Tya menutup pintunya lalu menguncinya lagi.

A Blessing In DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang