Sudah hampir 16 jam Caca merintih kesakitan, susah tidur, dan tak mau makan apapun. Selama itu mungkin lambungnya baru terisi smoothie yang dibelikan Jonas tadi siang. Pagi tadi ia makan sedikit, namun malah muntah. Dengan sedikit paksaan ia pun menelan smoothie.
"Mel mau gantian dulu? Kamu mandi dulu sana, tadi mami ambilin baju ganti kamu. Tadi pagi baru cuci muka sama sikat gigi kan." Melviano menggeleng, ia sama lelahnya dengan Caca. Namun untuk tidur rasanya tidak bisa, apalagi saat melihat Caca kembali kesakitan.
"Mandi dulu sayang. Ini udah jam 3 sore loh." Bujuk Caca sambil mengusap dagu suaminya yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.
"Gak mau Caca, nanti kalo kamu tiba-tiba mau melahirkan gimana? Udah bukaan 8 loh." Caca terkekeh.
"Ya kamu mandi kilat aja. Sana buruan keburu anaknya keluar nih. Mandi dulu biar pas babynya keluar daddy-nya wangi." Melviano tersenyum.
"Aku mandi dulu ya? Mi nitip Caca ya.
"Iya sana buruan." Pria itu berlari membuat Citra dan Caca tertawa.
"Liatin tuh dek daddymu heboh begitu. Adek tungguin daddy-nya dulu ya kalo mau keluar." Ucap Citra di depan perut anaknya.
5 menit kemudian Melviano keluar demgan wajah segar dan rambut basah. Marisca tersenyum melihat suaminya.
"Tuh nak, Daddymu udah ganteng banget. Mau ketemu daddy kapan sih ini." Ucap Caca bermonolog, Melviano terkekeh lalu menghampiri istrinya lagi.
"Mel susternya mau masuk sebentar lagi ngecek Caca." Ucap Tya yang baru saja masuk ke ruangannya.
Seorang perawat masuk dengan membawa rak dorong berisi keperluan untuk mengecek kondisi Caca.
"Permisi Bu, diukur tensinya dulu ya. Angkat tangannya, maaf ya Bu." Perawat itu memakaikan manset BPM ke tangan Caca, lalu menunggu hasil di layar BPM.
"118/74 normal ya Bu. Maaf permisi saya cek sudah bukaan berapa ya. Sudah bukaan 10 Bu. Setelah ini ganti baju dulu, dengan pakaian dari rumah sakit lalu kita pindah ke ruang bersalin ya Bu." Caca mengangguk. Tya mengikuti perawat itu untuk mengambil pakaian ganti anaknya. Takutnya lama kalau menunggu.
Melviano mencebikkan bibirnya, lalu mengusap pipi Caca.
"Semangat ya sayangku, nanti aku temenin di dalam. Jellybean sebentar lagi bisa peluk daddy ya nak, bantu mommy-nya ya sayang?" Melviano mengecup perut istrinya lembut.Tya masuk ke ruangan Caca lagi, lalu membantunya untuk mengganti pakaiannya.
"Lepas aja dalamannya Ca, biar gak ribet nanti di dalam." Melviano mendelik.
"Ma? Masak gak pake apa-apa?" Tya ikut mendelik.
"Ya kan nanti dicopot copot juga disana Mel. Daripada ribet disana sekalian copot sekarang aja. Tenang gak akan kelihatan." Caca terkekeh ia menuruti ucapan Tya. Beberapa saat kemudian beberapa perawat masuk untuk mendorong bed Caca ke ruang persalinan. Saat keluar kamar Caca dikejutkan dengan Jevina, Reno, Reina, Luki, Jonas, dan Jayden yang menunggu diluar. Mereka langsung menghampirinya sebentar, kebetulan perawatnya sedang mengambil berkas yang tertinggal.
"Caca semangat! Bawa ponakan gue kesini! Lo pasti bisa Ca!" Ucap Jevina.
"Ca jangan lupa latihan pernafasan yoga kita, ayo Cal udah nunggu temen mainnya nih. Semangat ya!" Ucap Reina.
Mariscsa tersenyum lebar pada kedua sahabatnya. Ia lalu menatap papinya yang hanya berdiri dari jauh, sejak semalam Jonas belum menemuinya lagi. Caca melambaikan tangannya meminta Jonas untuk mendekat, tadinya pria itu enggan namun akhirnya mendekat juga takut Caca marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/246871239-288-k778901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Blessing In Disguise
FanfictionKehidupan Marisca yang bebas tiba-tiba berubah dalam waktu 3 hari. Punya suami, pindah ke tempat terpencil, dan tidak memiliki pekerjaan. Namun menikah dengan Melviano tak seburuk yang ia bayangkan. Segala potensi yang ada pada diri Caca sebagai se...