A Blessing In Disguise

19

Sudah seminggu Caca absen untuk menemani Melviano bekerja. Kedua kakinya sekarang lebih sering bengkak, lalu ia juga kerap mengeluh bahwa badannya pegal-pegal semua. Karena tak tega, Melviano pun memintanya agar di rumah saja.

Sebenarnya Caca juga tidak terlalu banyak aktivitas yang menggunakan kakinya. Malahan ia hanya duduk diam di atas sofa ruang kerja Melviano, ia juga mengurangi kegiatan berpetualang di setiap sudut gedung perkantoran itu. Selain karena lelah, ia malas bertemu Kinan.

Membiarkan Melviano untuk berangkat kerja sendiri sebenarnya cukup membuat Caca ketar-ketir. Bagaimana tidak, saat ada dirinya saja Caca baru menyadari bahwa Kinan tampak menambah frekuensi untuk datang ke ruangan suaminya. Menyerahkan laporan lah, tanya pendapat lah, lalu minta tandatangan lah, pokoknya sering sekali Kinan menemui Melviano dengan alasan pekerjaan. Hal itu tentu membuat Caca segera menaikkan status pernikahannya ke siaga 1. Lawannya cukup berat, yaitu mantan terindah suaminya. Mana dia belum sempat bertemu Jevina lagi untuk berkonsultasi.

Wanita itu belakangan ini sibuk mengurus pekerjaan sekretaris Reno. Sekretaris Reno sedang cuti sakit karena kecelakaan. Daripada perempuan tidak jelas yang menggantikan sekretarisnya ya lebih baik Jevina saja yang mengisi kekosongan itu. Toh yang lebih banyak kerja malah Reno kok dibanding Jevina.

Siang ini, Jevina sedikit lebih santai. Reno sedang sakit, makanya ia tak ke kantor. Kesempatan baginya untuk istirahat. Dalam artian bergosip dengan kedua sahabatnya. Caca dan Reina.

Ketiga wanita cantik itu kini berkumpul di rumah Jevina. Tadinya mau di rumah Caca, tapi kan Reno sakit. Ruang keluarga Jevina sekarang terlihat seperti papan iklan, banyak brosur-brosur yang tergeletak di lantai. Brosur apa itu? Brosur prenatal yoga. Jevina yang membawa kertas-kertas iklan itu ke hadapan Reina dan Caca.

Menurut artikel yang ia baca, saat usia kehamilan menginjak usia 24 minggu itu adalah waktu yang tepat untuk mulai melakukan yoga. Selain untuk mengatasi tubuh yang cepat lelah karena kehamilan, yoga juga bisa dilakukan untuk persiapan melahirkan. Itu menurut yang Jevina baca. Wanita itu memang sangat bersungguh-sungguh dalam menjaga kedua sahabatnya. Dibanding Luki dan Melviano, mungkin Jevina malah yang lebih tanggap pada setiap kondisi kedua sahabatnya.

Pernah beberapa minggu yang lalu Reina ngidam Soto Betawi jam 2 pagi, Luki sebagai suami sayang (takut) istri tentu langsung sigap mencarikannya. Namun sejam lebih dia berkeliling, Luki harus rela pulang dengan tangan hampa. Bahkan dari perjalanan pulang ia sudah menyiapkan jurus rayuan maut agar Reina memahaminya. Sesampainya di rumah ia dikejutkan dengan kehadiran Reno dan Jevina. Reno sudah tepar di atas sofa mereka, sedangkan Jevina tengah asik menemani Reina yang sedang menyantap Soto Betawi. Lalu saat Jevina sadar akan kehadiran pria itu, ia tersenyum sombong pada Luki.

Bukan hanya Luki korban dari Jevina. Melviano pernah jadi sasaran amukan Jevina juga saat pria itu meninggalkan Caca sendirian di rumah di waktu malam hari. Pria itu tiba-tiba mendapat telepon tak terduga dari Jonas, saat ia baru saja pulang kerja. Jonas memintanya ke rumah untuk menolongnya yang terjatuh di kamar mandi. Citra dan Hasta sudah ia hubungi namun tak ada yang menjawab. Pria tua itu terlalu malu untuk meminta tolong pada bawahannya, mana Jonas belum pakai celana. Ia bahkan harus berjalan sambil menyeret bobot tubuhnya di lantai dengan bantuan tangan. Melviano berhasil menyelamatkan Jonas, namun ia tak berhasil menyelamatkan dirinya sendiri dari amarah Jevina dan Caca. Maju kena, mundur kena.

"Kalo misal acrobalance gitu boleh gak ya?" Reina mengernyitkan keningnya.

"Acrobalance yang gimana? jungkir balik?" Jevina terkekeh lalu menunjukan layar ponselnya yang berisi gambar seseorang melakukan gerakan senam lantai.

"Lo kalo sayang ponakan pengen ketemu, jangan sampai bikin anak gue cepet-cepet keluar lah," ucap Caca setelah menatap gambar yang ditunjukkan oleh Jevina.