2

18.2K 1.3K 46
                                    

Jevina menangis haru saat sahabat dari kecilnya akan segera berada jauh dari dirinya. Begitu juga Caca, gadis itu terus-terusan menangis sejak kemarin malam. Melviano sampai bingung sendiri bagaimana membujuknya agar tak menangis, sebab gadis itu malah melayangkan tatapan perang padanya.

Melviano mendengus kesal saat Caca tak kunjung melepas pelukannya dengan Jevina. Padahal sebentar lagi pesawat sudah mau take off. Ingin rasanya ia tarik gadis yang sudah jadi istrinya itu, tapi saat ingat kejadian semalam ia jadi ragu dan mengurungkan niatnya.

Semalam Caca menangis keras sambil memeluk papinya meminta agar tak diperbolehkan pergi. Kalau papinya bilang tidak boleh pasti kan dia punya alasan untuk tetap berada di Jakarta. Namun papinya sudah terlanjur masuk dalam kubu maminya, hilanglah kesempatannya. Walaupun Jonas bucin dengan putri bungsunya, kedudukan Caca tetap kalah dengan Citra. Apalagi jika wanita dewasa itu sudah mengancam soal 'jatah' pada suaminya. Jonas jelas kalah telak, tak berdaya.

Melviano yang lebih lama mendengar tangisan gadis itu jadi pening sendiri. Ia pun memberanikan diri untuk turun tangan. Lelaki itu menarik Caca kedalam pelukannya, membuat para orang dewasa disana mengulum bibirnya saat melihat adegan romantis pengantin baru itu. Tapi Caca terlalu sedih untuk sadar bahwa bukan Jonas yang ia peluk. Gadis itu malah menggesekkan wajahnya di leher Melviano. Sebenarnya ia sedikit bingung kenapa tinggi papinya berubah drastis, biasanya kan ia hanya setinggi pundak pria itu. Sedangkan Melviano yang dipeluk seintim itu jadi menyesali tindakannya, bibir gadis itu bahkan bergetar di kulit lehernya. Bagaimanapun juga ia kan pria normal.

Tubuhnya meremang saat Caca tak mau melepas pelukan itu bahkan ia sampai tersengal-sengal dan menghembuskan nafas di leher Melviano. Mata lelaki itu bergerak-gerak meminta pertolongan, ia tak mau ada pemandangan yang tak seharusnya dilihat oleh mertua dan kedua orangtuanya. Tya dan Citra sudah memekik girang dalam rangkulan suaminya. Jonas yang berada di sana sudah hampir membogem Melviano. Berani-beraninya dia turn on disaat ada mereka. Marisca kan di mata Jonas masih gadis cilik yang harus selalu ia jaga kesuciannya.

"Ca bisa lepas pelukannya gak?" Caca berhenti menangis saat bukan suara papinya yang ia dengar. Ia mendorong tubuh Melviano menatap pria itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Matanya bergerak melihat bagian bawah celana lelaki itu yang tak terlihat rata. Sontak Caca menendangnya, kemudian berlari menangis meninggalkan para orang dewasa yang terkejut dan Melviano yang wajahnya memerah kesakitan.

Poor Melviano.

Melviano menghembuskan nafasnya kasar. Mending dia diam saja deh daripada pernikahannya berakhir karena sulit punya keturunan. Bagaimanapun juga ia kan hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Meskipun kesempatan satu-satunya itu sudah ia pakai secara terpaksa. Setidaknya ia lebih pasrah dengan apa yang akan terjadi di hidupnya di masa mendatang bersama Marisca.

"Na nanti kalo disana gak ada listrik gimana gue catokannya huaaa." Jevina ikut menangis mendengar curhatan sahabatnya. Dia kan juga belum pernah ke daerah tempat Melviano kerja jadi tak tahu bagaimana medan tempat tinggal sahabatnya nanti.

"Lebay banget sih, kamu mau catokan sampai lurus kaya kabel listrik juga bisa kali Ca," ucap Citra jengah pada drama yang dibuat putri bungsunya.

"Na gue gak bisa order seblak tengah malem lagi nih, disana ada yang jual gak ya huaaa." Hilang kesabaran, Citra menarik anaknya.

"Mau sampai kapan nangis-nangisnya. Tuh udah dipanggil suruh masuk pesawat. Kamu tuh kaya mau diajak kemana aja." Marisca mencebikkan bibirnya. Ia masih marah dengan ibunya.

Saat penerbangan mereka dipanggil lagi, Caca pun menyudahi acara pamitannya. Daripada lama-lama kesal dengan maminya lebih baik ia berangkat sekarang.

"Melviano berangkat dulu ya ma, pa. Mami papi aku berangkat dulu." Ucap Melviano sambil mencium tangan orangtua dan mertuanya. Jonas sedikit meremat tangannya, membuat lelaki itu memekik kesakitan.

A Blessing In DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang