27

12.8K 695 19
                                        

Suara ketukan pintu kamar Melviano membuatnya menggeliat dalam selimutnya. Segera ia pakai celananya asal. Ia membuka pintunya saat suara ketukannya kian heboh.

"Ada apa pa?" Jayden tersenyum lalu mengangkat Cio ke hadapannya.

"Cio minta susu." Melviano mengusak rambutnya kasar, lalu menggendong anaknya yang sudah merengek mencari mommynya.

"Yaudah makasih pa." Melviano kembali menutup pintu kamarnya, ia jadi tak mengantuk lagi. Padahal rencana mau bangun siang, karena semalam habis begadang dengan istrinya.

"Dadada!" Ucap Cio yang begitu semangat. Melviano terkekeh lalu menurunkan anaknya ke ranjang. Batita itu merangkak mendekati mommynya yang masih tertidur pulas, ia menarik selimut yang menutupi tubuh mommynya. Melviano mendelik saat ia baru sadar istrinya belum memakai pakaian yang lengkap. Buru-buru ia angkat anaknya dan dia selimuti istrinya lagi. Gerakan itu membuat anaknya kaget dan menangis keras, Caca terkejut lalu terbangun.

"Loh Cio udah dibawa kesini?" Caca memejamkan matanya, kepalanya masih pening karena bangun dengan cara yang mengejutkan. Ia bergegas mengenakan pakaiannya.

"Mamamama! Nen momomom!" Jerit Cio keras, Melviano mendekap anaknya lalu ia tepuk-tepuk pantatnya perlahan.

"Sini sayang, sini sama mommy. Aduh kasihan banget, haus ya?" Cio mengangguk sambil menyandarkan kepalanya di bahu Melviano. Caca berbaring di atas tempat tidur, lalu Melviano meletakkan Cio di tengah-tengah mereka. Iya, dia mau lanjut tidur. Bayi mungil itu menepuk-nepuk dada berisi Caca.

"Sabar bos, mommy-nya masih bukain." Ucap Melviano sambil menoel pipi tembam Cio. Setelah dibuka, Cio langsung menghisap puting ibunya dengan tenang. Memang bayi itu sangat kehausan.

"Mandi duluan sana yang." Melviano menggeliat, lalu malah memejamkan matanya namun dengan posisi masih menumpu kepalanya dengan tangan kanannya. Caca memekik gemas, suaminya itu terlihat sangat lucu kalau pura-pura tidur begini.

"Kok gitu sih pura-pura tidur?" Pria itu lalu membuka matanya.

"Masih pagi ini, nanti aja kalo mau pulang." Caca menggeleng.

"Mau pulang jam berapa?"

"Siangan aja ya yang? Biar Papa Mama puas dulu main sama Cio."

"Oke deh, aku mah nurut kamu." Kini Melviano sibuk mengganggu anaknya yang hampir tertidur, membuat Caca kesal sendiri.

"Jangan digangguin ih, masih ngantuk itu dia." Melviano terkekeh.

"Lucu banget sih. Hey Cio, bangun. Masa minggu pagi malah bobok. Ayo main sepeda sama daddy."

Bayi mungil itu melepas hisapannya, lalu matanya terbuka lebar tak terlihat mengantuk lagi. Ia lalu menangkap jari daddy-nya yang bermain-main di atas wajahnya.

"Kan malah melek begitu anaknya. Ya udah kamu jagain Cio dulu, aku siapin air buat dia mandi. Nanti kamu mandiin dia, aku siapin Cio makan."

"Siap mommy." Caca terkekeh lalu segera menyiapkan air untuk anaknya mandi. Marisca berlalu dengan perlengkapan makan Cio yang kemarin dibawanya dalam tas. Ia juga mengambil makanan yang sengaja disimpannya dalam kulkas Tya.

"Makan apa Cio Ca?"

"Aku buatin puree alpukat sama ubi Ma. Cio lagi suka yang ada manis-manisnya soalnya."

"Mama dong yang suapin."

"Boleh, ini ma. Aku ambil anaknya dulu, baru dimandiin sama daddy-nya." Tya mengangguk lalu mengambil alih makanan Cio yang masih dipanaskan.

Beberapa saat kemudian Caca dan Melviano datang dengan Cio dalam gendongannya. Bayi itu berceloteh sendiri membuat kedua orangtuanya kewalahan untuk menanggapi. Dari ruang keluarga Jayden menghampiri mereka.

A Blessing In DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang