15'

13.6K 745 39
                                    

Warning!!!
Bagi yang berusia di bawah 18 tahun dan bagi yang tidak nyaman untuk membaca adegan dewasa bisa melewati bagian ini!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Reina aku sedih banget denger cerita kamu," ucap Caca sambil memeluk Reina yang bergetar ketakutan. Tya dan Citra bahkan sudah mengumpat beberapa kali saat Reina menceritakan soal Satria.

Hati para wanita itu begitu sakit mengetahui kekejaman yang Satria lakukan terhadap Reina pun Melan. Meskipun Caca juga sebal dengan gadis itu.

"Ca tapi sekarang bukan aku yang dia mau. Kamu Ca yang pria brengsek itu mau. Aku tahu banget, dia akan melakukan apa lagi setelah ini!" Reina menjerit kencang dengan air mata yang terus turun.

Memori mengerikan itu menjadi pemantik bagi kehancuran hidupnya beberapa waktu lalu. Rumah tangganya nyaris hancur, dia hampir saja menyerah pada hidupnya. Jika saja Luki tidak mendampinginya dan menjaganya, mungkin Reina tidak akan ada.

"Mam, Melviano akan ngelakuin apapun kan buat jagain aku?" Kedua wanita itu saling berpandangan lalu menganggukkan kepalanya.

"Bukan cuma Melviano, Mama, Papa, Mami, Papi semua akan jagain kamu Ca. Papa dan Papi bahkan udah mengatur rencana buat menghukum penjahat gila itu. Kamu cuma harus berdiam diri dan hidup seperti biasanya aja Ca. Ingat ada nyawa lain dalam diri kamu." Caca menangis lalu memeluk maminya erat. Dia sangat ketakutan, apalagi setelah mendengar cerita Reina. Ia jadi menyesal telah memaksa Melviano untuk menceritakan semuanya padanya.

"Na kamu gak usah takut lagi ya. Mama pasti jagain kamu juga kok." Tya memeluk Reina erat.

"Udah dong bumil jangan pada nangis. Mending kita makan lagi." Hibur Citra.

✿✿✿

Deru mesin yang terdengar dihentikan secara paksa membuat Reina terkejut dari dalam rumahnya. Buru-buru wanita itu keluar untuk mengecek pelakunya.

Reina mengernyit saat melihat mobil asing terparkir di depan rumah Melviano. Dari balik mobil Luki, wanita itu mengintip sosok di dalam mobil. Ia terlonjak kaget saat dari dalam mobil itu tampak Melan dan seorang pria sedang beradu mulut. Matanya memicing mencoba menerka siapa sosok yang kini sudah menampar wajah Melan hingga gadis itu berdarah di bagian sudut bibirnya. Melan tampak melakukan perlawanan, pria itu beberapa kali berhasil ia cakar wajahnya.

Keduanya terlibat adu mulut lagi, kini tangisan keras lolos dari bibir gadis itu. Reina masih setia mengintai dari balik mobil. Entah apa yang mereka bicarakan sampai tiba-tiba, Melan dibekap dengan paksa menggunakan kain kecil yang Reina yakini ada bius diatasnya. Namun gadis itu berontak, menendang-nendang tubuh kekar pria itu. Usahanya membuahkan hasil kain itu terlepas jatuh ke sudut yang sulit untuk digapai oleh pria itu. Pria itu tampak sangat marah hingga melayangkan pukulan lagi ke pipi kanan Melan. Reina terkejut, tangannya menutup mulut agar tak menjerit, sementara matanya takut melihat kejadian yang jauh lebih mengerikan.

Namun sepertinya keberuntungan sedang tak memihaknya. Wanita itu tercekat saat Melan tampak melotot dengan leher yang sudah dicengkeram oleh pria itu. Melan menggapai-gapai tangan pria itu untuk minta dilepaskan. Beruntung pria itu masih memiliki belas kasih, namun sepertinya gadis itu tak menerima perlakuan itu begitu saja. Melan melawan. Dia kembali memukul kepala pria itu menggunakan porselen hiasan mobil sampai pecah berkeping-keping, bahkan pelipis pria itu sampai mengucurkan darah.

Seolah tak terima dengan tindakan Melan, pria itu memajukan wajahnya menekan tengkuk gadis itu lalu menciuminya dengan brutal. Gadis itu menangis tertahan, ia mengetuk-ngetuk jendela mobil berharap ada yang dengar. Dengan rasa ketakutan Reina berjalan mendekati mobil itu, mengendap-endap untuk dapat melihat dengan jelas yang terjadi dalam mobil itu. Di sana Melan sudah hampir pingsan karena tak diberi jeda untuk bernafas. Pakaian bagian atasnya tampak sudah koyak, ditarik paksa olehnya. Pria itu tampak menciumi bagian atas tubuh Melan. Bahkan bra gadis itu sudah lepas tak tahu dimana.

A Blessing In DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang