2 weeks later ....Pertengkaran kecil antara Eka dan Renny masih berimbas hingga beberapa hari. Meski begitu, Renny tak diam begitu saja. Ia tetap berusaha menjalin komunikasi dengan sahabat yang masih kesal dengannya akibat perkataannya tempo hari.
Saat Renny menyambangi kios jahit milik Eka, temannya itu tengah memasangkan sebuah gaun cantik pada pelanggannya. Gaun putih ala princess yang akan menghadiri pesta dansa kerajaan.
"Mbak ini cantik banget. Mbak keren deh bisa bikin kayak gini. Padahal ini kalau beli di mall gitu sampai belasan juta loh, di Mbak nggak sampai sejuta ongkosnya."
Eka terkekeh, ia senang jika pelanggannya puas.
"Tapi ini udah bener-bener pas kan? Nggak kedodoran lagi?"
"Nggak, Mbak. Ini udah pas. Tinggal pakai tiara ini, udah deh. Makasih banget loh Mbak. Ini uangnya."
Eka menerima sepuluh lembar uang berwarna merah. Ia mengembalikannya dua lembar.
"Kebanyakan Ci ini."
"Udah, buat Mbak aja. Makasih ya. Next time aku ke sini lagi ya, Mbak. Seneng deh jahitin di sini."
"Alhamdulillah kalau Cici seneng. Silakan datang kembali."
Renny masih menunggu di salah satu kursi sembari membuka-buka majalah mode. Setelah pelanggan Eka pergi, ia baru berani bicara.
"Ka, bakso urat yuk," ajak Renny.
Eka yang sibuk membereskan kain-kain sisa potongnya berkomentar. "Tiap hari bakso urat, nggak bosen apa?"
"Pengen sih."
Hening, beberapa saat keduanya terdiam. Renny berusaha untuk tidak mengeluarkan jurus konyolnya. Selama ini, di antara mereka bertiga, dirinyalah yang paling keras kepala. Eka dan Ayun hanya sebagai cecunguk yang mematuhi aturannya. Namun, semalam sang suami menasihatinya.
"Sayang, coba kontrol cara bicaramu. Coba jadi pendengar. Jangan mengarahkan ini itu dulu ke orang lain. Biar mereka menentukan sendiri arah yang mau mereka tuju. Kamu jadi pengawas saja, kalau tidak benar-benar salah, jangan ditegur dan dipaksa menurutimu, meski yang kamu ucapkan benar."
Ucapan Zulham membuat Renny berusaha memperbaiki dirinya. Demi kembalinya hubungan persahabatan antara dirinya dan Eka.
"Kamu ngidam?" tanya Eka setelah beres melakukan pekerjaannya.
Renny mengendikkan bahu. "Aku pengen."
"Pengen tapi kalau tiap hari, mencurigakan, Ren. Kamu udah sebulan kan nikah? Coba cek deh."
Istri dokter itu malah mengernyitkan dahi. "Ka, kok kamu jadi bikin aku parno sih," ucap Renny.
Eka terkekeh. "Ya siapa tau, yaudah yuk beli baksonya deket GOR situ ya? Sekalian mau beli gunting baru di toko sebelahnya."
Renny mengangguk dan tersenyum senang. Saat mereka akan melangkah pergi Haikal datang.
"Mbak! Mau pergi?" tanyanya.
"Iya, mau makan bakso. Kenapa, Kal?"
Haikal menyodorkan tas berlabel salah satu toko kain batik terkenal. "Dititipin sama Bunda, minta dijahitin, contohnya ada di situ."
Eka mengangguk, ia kembali masuk sementara Haikal dan Renny di luar. "Mbak, boleh kepo nggak, suaminya Ayun itu kerjaannya apa sih?"
Pertanyaan random Haikal membuat Renny tertawa. "Kenapa emang? Dia programmer. Punya usaha sendiri tapi kerja juga di tempat bapaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KALAM MAYA (TAMAT)
Romance"Terkadang manusia merasa dunia maya begitu indah. Dunia rekayasa manusia. Namun, bukankah meski itu rekayasa manusia, Allah tetap memiliki campur tangan di dalamnya?" Nusayba Qurata'ayun *** "Dunia maya menyatukan kita. Akankah dunia nyata juga be...