Part 6 - War

237 15 0
                                    

"Taehyung.."

"Ya, Ayah.."

"Ke ruanganku, sekarang!"

Taehyung menghela napasnya dan melihat punggung King Seokjin yang menghilang masuk ke dalam ruangannya. Setelah ini, apa yang akan terjadi pada dirinya mengingat ayahnya yang baru saja ditutupi emosi besar karena kejadian perjodohan tadi.

"Perjodohan bodoh! Argh! Memuakkan!" umpat Taehyung dalam hatinya sambil berjalan menuju ruangan ayahnya. Taehyung mengetuk pintu ruangan King Seokjin dengan perasaan gusar. Suara ayahnya terdengar dari dalam yang menyuruh Taehyung untuk masuk ke dalam ruangannya. Taehyung berusaha setenang mungkin dan membuka pintu kokoh itu.

"Duduklah, nak."

Taehyung tidak menjawab. Ia langsung duduk di sofa diikuti ayahnya yang duduk di sofa depan Taehyung. King Seokjin menghela napasnya, dan menatap mata anaknya dalam-dalam. Taehyung yang ditatap seperti itu menjadi kalut, dan memilih untuk mengalihkan pandangannya pada teh di depannya.

"Kamu sudah membuat malu ayah, Taehyung!!"

Bentak King Seokjin dengan emosinya yang meluap, seketika Taehyung terperanjat dan menatap wajah ayahnya yang memerah padam, Taehyung tak menyangka bahwa ayahnya, King Seokjin membentak dirinya demi mempertahankan wibawanya sebagai seorang Raja Vega's Kingdom daripada perasaan anaknya sendiri. Taehyung memang memiliki sifat yang dingin, namun perasaannya tidak bisa berbohong bahwa ia sakit hati mendapati ayahnya membentaknya tanpa memikirkan bagaimana sakitnya hati Taehyung saat ini. Taehyung berdiri dan menatap mata ayahnya dengan perasaan kecewa yang mendalam.

"Jadi ayah lebih memilih menjaga wibawa ayah sebagai raja Vega's Kingdom di depan seluruh tamu daripada kebahagiaanku. hah?! Tidak bisakah sekali, sekali saja ayah memikirkan apa yang membuatku bahagia?! Pernahkah ayah memikirkan itu?! Seumur hidupku, aku selalu menuruti apa yang ayah inginkan! Ayah selalu menuntut ini itu padaku tanpa sedikitpun bertanya apa yang aku inginkan, bahkan apa yang membuatku bahagia! Tapi sekarang ayah benar-benar diluar batas! Ayah egois! Sangat egois!!"

Napas Taehyung terengah, ia berhasil mengungkapkan apa yang selama ini mengganjal di hatinya dan ia lebih memilih untuk memendamnya. King Seokjin yang mendengar pengakuan Taehyung terdiam, ia hanya memandangi anaknya dengan perasaan yang bercampur aduk. Entah apakah ia harus marah, kecewa, atau sedih mendengar perlakuannya selama ini pada anaknya. Taehyung sudah tidak bisa menahannya lagi. Semua ini terasa sangat tidak adil baginya. Taehyung hanya ingin ayahnya mengerti apa yang dirasakannya selama ini, apa yang ia inginkan, terlebih apa yang membuatnya bahagia. Taehyung merasa, ayahnya selalu memaksa dan menuntutnya menjadi sosok figur yang ayahnya inginkan. Bukan yang seperti Taehyung inginkan dari dalam lubuk hatinya. Bagi Taehyung, ayahnya sudah dibutakan oleh wibawa yang besar sebagai seorang raja tanpa mempedulikan Taehyung yang hanya ingin merasakan kebahagiaan walaupun hanya kebahagiaan yang kecil dan sederhana, Taehyung merasa bahwa ayahnya tidak akan mengizinkannya merasakan hal itu. Tugas kerajaanlah yang ayahnya percaya akan membuat Taehyung bahagia kedepannya, namun nyatanya hal itu hampir membuat Taehyung gila. Selama ini, Taehyung hanya bisa terdiam memendam semua ketidakadilan yang disebabkan oleh ayahnya sendiri. Dan inilah saat yang tepat bagi Taehyung mengungkapkan itu semua.

"Taehyung, kau-"

"Apa yang aku katakan tadi, semua adalah fakta. Aku sudah bilang dari awal pada ayah, aku tidak mau dijodohkan, dan aku bisa mencari kekasihku sendiri! Perjodohan itu adalah cara yang bodoh! Dan membuang-buang waktu! Aku membenci itu, ayah! Tidak bisakah ayah sekali saja mendengar pengakuanku?! Aku. Benci. Dijodohkan!"

Air mata mulai berjatuhan di pipi Taehyung yang seketika membuat hati King Seokjin nyeri. Baru pertama kali dalam hidupnya ia melihat anak semata wayangnya yang gagah, berani, dan berwibawa seperti dirinya menangis, dan itu semua karenanya.

A L V E G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang