Part 37 - Relationship

152 6 0
                                    

Tak terasa tiga bulan sudah usia kandungan Jungkook, sifat Jungkook yang semakin manja pada Taehyung membuat Taehyung sedikit kewalahan, namun demi kesenangan Jungkook dan baby nya, Taehyung rela melakukan apapun untuk menjadi suami sekaligus calon ayah yang siaga untuk Jungkook

"Taehyung-ie.."

"Ya, sayang?"

"Taehyung-ie sedang sibuk?"

"Tidak terlalu, ada apa?"

"Aku mau apel."

"Bukankah apel ada di dapur sayang?"

"Aku tidak mau apel itu."

"Lalu?"

"Taehyung-ie ingat apel yang kita ambil di tengah hutan?"

"Jangan bilang bahwa ia menginginkan itu." batin Taehyung

"Y-ya.."

"Ambilkan untukku, Taehyung-ie, aku mau itu."

"Ah, sudah kuduga." batin Taehyung.

"Kumohon, baby yang meminta.."

"Baiklah-baiklah, ayah akan ambilkan untuk buah hati ayah. Tunggu sebentar."

"Yeay, terima kasih, ayah."

"Baby, ayah pergi dulu ya" ucap Taehyung sambil mencium perut Jungkook

Jungkook tersenyum melihat perlakuan Taehyung pada dirinya dan bayinya

"Berhati-hatilah, Taehyung-ie."

"Ya, sayang. Tunggulah aku. Mark! Ikut aku!"

Mark berjalan mendekati Taehyung dan membungkukkan badannya.

Taehyung dan Mark mengambil kudanya masing-masing dan berangkat menuju ke hutan, seperti biasa saat melewati desa, Taehyung menjadi pusat perhatian para rakyat. Tumben sekali Yang Mulia Raja utama dan Panglimanya keluar dengan menggunakan kudanya.

"Hormat Tertinggi untuk Yang Mulia Taehyung."

"Terima kasih."

"Anda ingin kemana Yang Mulia?"

"Saya ingin ke hutan untuk mengambil apel."

"Bukankah warga desa banyak yang menjual apel, Yang Mulia?"

"Jungkook sedang mengidam, ia menginginkan apel yang waktu itu dia petik di tengah hutan."

"Baiklah, Yang Mulia. Berhati-hatilah."

"Terima kasih, saya permisi."

Ketika sampai di tengah hutan, Taehyung berusaha mengingat pohon mana yang waktu itu menghasilkan buah apel yang besar dan segar. Ketika Taehyung menemukannya ia segera turun dari kudanya dan hendak memanjat sendiri pohon yang ia temukan.

"Yang Mulia, biar saya saja yang memanjat."

"Kau bisa, Mark?"

"Tentu saja, Yang Mulia."

Taehyung tampak mempertimbangkan permintaan Mark. Lumayan, ia tidak perlu bersusah payah memanjat pohon apel itu bila ada anak muda sekuat Mark yang bersedia memanjat untuknya. Bukannya Taehyung memanfaatkan kekuatan Mark, namun mengingat Taehyung sudah tidak sekuat dulu dan sama sekali tidak boleh kelelahan.

"Baiklah, Mark. Berhati-hatilah."

"Baik, Yang Mulia."

Taehyung mendekati pohon dan memasang kuda-kuda untuk Mark naik ke atas pohon itu.

"Ayo, Mark! Naiklah! Tempatkan kakimu di atas tanganku!"

"Ya-Yang Mulia! A-Anda tidak perlu melakukan itu!" ucap Mark sangat gugup.

A L V E G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang