Part 14 - Move

180 12 0
                                    

"Kalian sudah siap?" tanya Taehyung sambil mengangkat kopernya dan koper Jungkook.

"Siap, Yang Mulia Pangeran." jawab J-Hope.

"Baiklah, tolong bantu aku membawa barang-barang ini ke kereta kuda, setelah itu kita ke living room istana untuk berpamitan pada ayahku."

"Baik, Yang Mulia Pangeran." jawab Jimin.

Empat pria itu menuju pintu keluar istana untuk memasukkan barang-barang ke dalam kereta kuda dibantu para prajurit.

"Jungkook? Apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung.

"Memasukkan koper Jimin."

"Tidak perlu, biar aku saja."

"Kau meremehkan aku? Mengangkat satu koper saja bukan masalah untukku! Apalagi dua koper!"

Taehyung hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala Jungkook.

"Hati-hati, sayang."

"Ini mudah, sayang."

Koper Jimin berhasil dinaikkan tepat diatas koper Jungkook. Sementara Jimin dan J-Hope sedang sibuk memasukkan koper-koper yang lainnya. Tidak mereka sadari, Suga melihati mereka yang sedang sibuk dengan koper-koper itu.

"Mereka mau kemana?" batin Suga.

Tanpa berpikir panjang, Suga segera menghampiri empat pria itu. Terutama, ia menghampiri Jimin kekasihnya.

"Kau mau kemana?"

"A-aku.."

"Kami akan pindah dari tempat ini." jawab Taehyung.

Suga seketika membungkukkan tubuhnya mengetahui Taehyung yang menjawab pertanyaanya.

"Pindah? Pangeran akan kemana?"

"Fancy's Kingdom. Kerajaan yang jauh dari Alfa's Kingdom maupun Vega's Kingdom. Aku rasa, aku dan Jungkook akan aman di sana."

Suga melirik Jimin, ia membungkukkan badannya sejenak dan menarik kekasihnya itu ke suatu tempat yang agak jauh dari tempat mereka tadi.

"Kau ini kenapa?!" tanya Jimin sambil melepaskan gandengan tangan Suga.

"Katakan padaku, apa kau akan ikut dengan mereka?!"

Jimin hanya terdiam, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada kekasihnya. Jimin seperti berada di antara dua pilihan yang sangat sulit, di satu sisi ia ingin terus mendampingi Taehyung karena Taehyunglah sahabatnya semenjak Jimin masih anak-anak, Taehyunglah yang duluan mengetahui semua sifat-sifat dan karakter Jimin. Namun di sisi lain, Jimin juga tidak rela meninggalkan Suga, kekasihnya yang sangat ia cintai itu. Sungguh, Jimin benar-benar dibuat kebingungan. Apakah ia harus meninggalkan sahabatnya namun ia tetap tinggal bersama kekasihnya, atau ia harus rela berpisah sementara dengan kekasihnya, namun ia tetap bisa mendampingi sahabatnya.

"Jawab aku, Jimin!" sergah Suga yang seketika membuat mata Jimin dipenuhi air mata. Suga yang melihat kekasihnya yang hampir menangis itu langsung memeluknya dan menenangkannya.

"Maafkan aku, sayang. Tidak seharusnya aku membentakmu. Aku.. aku khawatir kau akan meninggalkanku."

Jimin hanya terdiam sambil semakin mengeratkan pelukkannya pada Suga. Suga melepaskan pelukkannya, dan menyeka air mata kekasihnya dengan ibu jarinya.

"Katakan padaku, apakah kamu akan ikut bersama mereka?"

Jimin yang tadinya hanya terdiam, kemudian mengangguk pelan. Suga yang melihat jawaban kekasihnya itu hanya bisa menghela napasnya pelan.

A L V E G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang