Part 8 - Sacrifice

180 11 0
                                    

"Ayo kita tinggalkan dia, biarkan bocah ini mati perlahan disini"

~

Ternyata, ada seorang pria paruh baya yang sengaja mengikuti Jungkook dan sampai melihatnya jatuh tak sadarkan diri terkapar di tengah hutan dengan seekor kuda di sebelahnya yang mencoba membangunkan Jungkook.

"Mengapa kau nekat sekali, nak?"

Pria itu menghela napasnya.

"Apa dia tuanmu?" tanya pria paruh baya itu pada kuda Jungkook. Kuda itu mendekatinya, pria itu mengelus kepala kuda itu.

"Baiklah, kita akan membawa tuanmu ke rumahku untuk mendapat pengobatan."

Pria itu berusaha mengangkat Jungkook ke atas kudanya. Ia tampak kesusahan mengangkat tubuh besar Jungkook, beruntung kuda Jungkook membantunya dengan merendahkan tubuhnya agar pria paruh baya itu bisa menaikkan tubuh Jungkook dengan mudah. Bergantian pria itu naik ke atas kuda Jungkook, tubuh Jungkook ambruk di dada pria itu.

"Bertahanlah. Aku akan mengobatimu."

Pria itu membawa Jungkook ke rumahnya, dan berhasil membaringkan Jungkook di atas sofa sederhana di rumahnya.

"Siapa yang kau bawa, ayah?" tanya seorang gadis yang merupakan anak dari pria paruh baya itu.

"Ayah menemukannya pingsan tidak jauh dari gerbang menuju Istana Fancy's Kingdom. Sepertinya ia ingin masuk ke dalam Istana Fancy's Kingdom. Sungguh bernyali besar."

Gadis itu sempat memperhatikan wajah Jungkook sekilas.

"Obati dia, nak. Ayah harus segera ke Pasar."

Gadis itu mengangguk paham.

"Hati-hati, ayah."

Gadis itu mengobati Jungkook dengan memberikan penawar racun dari ilmu hitam yang sudah mulai menyebar di tubuh Jungkook.

"Kau tampan sekali." lirih gadis itu dengan pipinya yang merona.

Gadis itu terus memandangi wajah Jungkook hingga tak menyadari bahwa obat penawar racun yang ia berikan sudah mulai bekerja di tubuh Jungkook.

"Ugh! Ugh!" tampak Jungkook ingin mengeluarkan isi perutnya yang membuat gadis itu panik.

"Oh astaga!! Tunggu sebentar, jangan muntah dulu!"

Gadis itu segera mengambil wadah untuk menampung apa yang dikeluarkan oleh Jungkook, dan darah pun Jungkook muntahkan ke dalam wadah tersebut.

"Argh.. sakit sekali.." lirih Jungkook.

Gadis itu mengambil saputangannya dan membantu Jungkook membersihkan noda darah di ujung bibirnya.

"Minumlah, ini akan menetralkan perutmu."

Gadis itu memberikan semangkuk kecil berisi ramuan minuman kepada Jungkook. Tanpa berpikir panjang, Jungkook menerima mangkuk kecil itu.

"Terima kasih."

Ekspresi yang Jungkook berikan saat meminum minuman itu memang tidak pernah bisa ditutupi, ia merasa bahwa yang ia minum adalah sebuah ramuan herbal yang rasanya luar biasa pahit, gadis itu pun hanya bisa terkekeh gemas melihat ekspresi Jungkook.

"Menggemaskan sekali.." batin gadis itu dalam hatinya.

"Kau tenang saja, rasa pahitnya hanya sementara tapi perutmu akan baik-baik saja."

Jungkook merasakan tubuhnya membaik, terlebih di bagian perutnya. Ramuan yang ia minum barusan benar-benar memulihkan tubuhnya. Ia menoleh kepada gadis itu dengan senyumannya yang seketika membuat gadis itu merona.

A L V E G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang