Part 19 - Betrayal

125 7 0
                                    

Tak terasa hari sudah berganti, Taehyung yang sudah seharian beristirahat dan membuka matanya saat sinar matahari menembus gorden kamarnya. Tubuhnya sudah terasa baik, namun rasa pusing masih sedikit menyakiti kepalanya. Namun, seketika ia merasakan ada sesuatu yang kurang. Biasanya, pemandangan yang pertama kali saat pagi adalah Jungkook, kekasihnya. Namun pagi ini, Jungkook sudah tidak terlihat.

"Di mana Jungkook?" ucap Taehyung sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pening.

Taehyung pun memutuskan untuk turun dari kasurnya dan keluar kamar, ia berjalan perlahan sambil tangan kirinya memegangi dinding untuk membantu menyeimbangkan langkahnya. Karena keadaannya yang belum sepenuhnya sehat, Taehyung hampir saja jatuh. beruntung Jimin yang sedang melintas hendak menuju kamarnya dengan cepat menangkap tubuh sahabatnya.

"Tae! Kau tidak apa-apa? Mengapa kau keluar kamar? Kau harus banyak beristirahat!"

"Aku sudah tidak apa-apa, Jimin. Di mana Jungkook?"

"Aku juga tidak melihatnya, Taehyung"

"Baiklah, aku akan mencarinya."

"Kondisimu belum pulih, Taehyung! Wajahmu juga masih pucat, istirahatlah dulu. Biar kucarikan Jungkook untukmu."

"Tidak perlu, aku bisa mencarinya sendiri. Aku baik-baik saja."

Jimin menghela napasnya.

"Berhati-hatilah, jika kau butuh sesuatu, panggil aku atau J-Hope."

Taehyung hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya untuk mencari kekasihnya.

"Selamat pagi, Yang Mulia." sapa Sehun dengan senyuman liciknya.

"Selamat pagi, Panglima Sehun."

"Mengapa Anda keluar kamar? Seharusnya Anda beristirahat."

"Aku sudah baikan, Panglima. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."

"Cih, siapa yang mengkhawatirkanmu?! Aku malah berharap kau secepatnya menemui ajalmu!" batin Sehun.

"Ah, saya memang mengkhawatirkan Anda, Yang Mulia. Kesehatan Anda jauh lebih penting. Mari, saya antar kembali ke kamar Anda."

Sehun hendak merangkul pundak Taehyung namun Taehyung menepis pelan tangan Sehun.

"Aku baik-baik saja, Sehun. Ngomong-ngomong, kau melihat kekasihku?"

Wajah Sehun seketika masam. Ia memandangi Taehyung yang celingak-celinguk mencari keberadaan Jungkook. Ia merasa sangat jengkel pada Taehyung sekarang. Bisa-bisanya ia masih memanggil Jungkooknya dengan sebutan 'kekasih'?! ingin sekali Sehun menghancurkan tubuh Taehyung dan membuatnya mati perlahan daripada ia harus menjadi parasit untuk hubungannya dengan Jungkook.

"Saya tidak melihatnya, Yang Mulia."

"Ah, begitu? Di mana dia..?"

"Saya permisi, Yang Mulia."

Taehyung mengangguk dan mempersilahkan Sehun melewatinya. Taehyung menggaruk pipinya sambil masih celingak-celinguk mencari keberadaan Jungkook. Di mana belahan jiwanya berada? Mengapa ia tidak menemaninya tidur semalam? Tidak biasanya Jungkook menghilang dan sulit ditemukan. Kepala Taehyung berdenyut, rasa pusing kembali menyerangnya. Ia memegangi kepalanya dan tangannya memegangi meja di sampingnya.

"Oh astaga, pusing sekali!"

Namun ia tidak menyerah, ia tetap mencari kekasihnya untuk mengajaknya sarapan bersama. Atau, Jungkook sudah sarapan duluan? Itu bukan masalah, yang terpenting. Taehyung harus bertemu kekasihnya dan melihat wajahnya serta senyumannya yang berhasil membuat setiap lembaran harinya berwarna. Sudah hampir semua ruangan di istana ia masuki demi mencari kekasihnya. Rasa pusing yang terkadang memukuli kepalanya tidak menjadi penghalang baginya untuk mencari jantung hatinya. Setiap prajurit yang berjaga di situ sudah ia lempari pertanyaan 'Kau melihat kekasihku?' namun jawaban mereka selalu saja sama 'Saya tidak melihatnya, Yang Mulia.'. Rasa khawatir mulai menyelimuti perasaan Taehyung, ia khawatir kekasihnya tidak kunjung ditemukan. Taehyung menggeleng pelan, menepis semua pikiran negatif yang mulai menghantui pikirannya.

A L V E G ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang