6. Aneh

4.4K 222 1
                                    

Keesokan harinya Gea melongo saat melihat Rosa duduk di kursi kemudi.

“Yakin lo mau bawa mobil sendiri?” tanya Gea dengan ekspresi tidak yakin.

“Of course,” sahut Rosa dengan penuh percaya diri.

“Besok-besok aja deh elo bawa mobil sendirinya, kali ini gue mohon banget sama elo buat nyerahin mobil ini dibawa sama pak Agus,” ujar Gea.

“Kenapa?” tanya Rosa dengan kening berkerut.

“Gue ngeri elo nabrak tiang listrik,” sahut Gea dengan ekspresi ketakutan.

“Maksud lo?”

“Jangan ajak-ajak gue menantang maut,” sahut Gea.

Mendadak wajah Rosa merengut seketika. Bibirnya mengerucut dan menatap Gea yang duduk disampingnya dengan tatapan penuh permusuhan.

“Awas lo Ge,” ujar Rosa kesal.

Dengan terpaksa Rosa turun dari mobil lalu menyerahkan kunci mobil kepada sopir pribadinya. Lalu gadis itu masuk ke dalam mobil kembali dan duduk di kursi penumpang dibagian belakang. Barulah Gea bisa bernafas lega. Ternyata diam-diam Fadil pun menghela nafas lega melihat anaknya mengurungkan niatnya membawa mobil sendiri.

Sesampainya di kampus Vita dan Gea duduk di kantin, sementara Rosa masuk kelas pagi.

“Ta, gue nggak habis pikir sama bokapnya Rosa, kenapa tiba-tiba dia ngebolehin bocah itu bawa mobil sendiri?”

Vita mengedikkan bahunya tanda bahwa ia tidak tahu, lebih tepatnya ia pura-pura tidak tahu. Karena yang ia tahu tadi malam Rosa berhasil merayu papanya. Walaupun terlihat dengan jelas kalau papa Rosa tampak sangat terpaksa mengizinkan anak semata wayangnya mengendarai mobil sendiri.

Di meja sebelah mereka terdapat beberapa mahasiswa yang tampak menatap ke arah Vita dengan tatapan kagum. Tapi tidak ada satupun yang berani mengajak Vita berkenalan.
Gea memandangi segerombolan mahasiswa itu dengan tatapan menilai.

“Kamu lagi lihatin apa?” tanya Vita seraya menatap ke arah yang Gea lihat. Sontak segerombolan pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain, bahkan ada yang pura-pura sedang membaca buku. Hingga membuat kening Gea berkerut dalam. Bingung dengan tingkah mahasiswa di kampus ini. Gea merasa kalau semua pria di kampus ini tidak ada yang berani mendekati atau pun mengajak Vita berkenalan. Padahal dengan jelas Gea melihat tatapan penuh kekaguman di mata mereka semua saat menantap ke arah Vita.

“Cowok di kampus ini pengecut semua,” gumam Gea sambil berdecih.

“Hah! Kamu ngomong apa barusan?” tanya Vita yang tak begitu jelas mendengar apa yang diucapkan Gea.

“Cowok di kampus ini pengecut semua, nanti gue kenalin elo sama temen-temen cowok gue,” ujar Gea hingga membuat Vita terkejut.

Vita terkejut lantaran tiba-tiba Gea akan mengenalkannya kepada pria. Padahal ia belum mendapatkan izin dari papanya, bahkan ia belum bisa membuat hubungannya dengan Raka mencair.

“Kapan?” tanya Vita.

“Gimana kalo hari minggu?” tanya Gea.

“Minggu? Apa nggak terlalu cepet?” tanya Vita yang tampak belum siap.

“Ya ampun Ta, itu empat hari lagi, masih lama elo tenang aja,” sahut Gea.

Dan Vita hanya memiliki waktu empat hari untuk mengakrabkan diri dengan papanya. Atau setidaknya hubungannya dengan papanya tidak sekaku saat ini. Agar ketika papanya tahu ia mulai dekat dengan seorang pria, papanya tidak lagi marah padanya.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang