33. Tak Bisa Memilih

3.1K 154 3
                                    

Arya berjalan dengan langkah ringan sambil membawa kotak kecil berisi cincin berlian. Pria itu berniat melamar kekasihnya di restoran mewah. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Malam ini, akhirnya ia akan melamar kekasihnya yang sudah ia pacari selama setahun.

Felicia namanya. Wanita berparas cantik yang memiliki pekerjaan sebagai manajer. Wanita itu bukanlah pacar pertamanya, tapi dia satu-satunya wanita yang ia pacari dalam jangka waktu lebih lama dari mantan-mantannya yang terdahulu.

Dulu Arya hanya bertahan pacaran tidak lebih dari tiga bulan. Pria itu selalu bergonta-ganti pacar karena ia termasuk pria yang cepat bosan berhubungan dengan seseorang.

Hingga Arya sering dicap playboy oleh orang-orang karena banyaknya mantan yang ia punya. Padahal sebenarnya ia bukan termasuk pria yang suka berselingkuh. Ia hanya lebih cepat move on dibandingkan dengan pria lain. Sehingga ia mudah mendapatkan pacar baru dengan lebih cepat.

Felicia adalah wanita yang pantas ia nikahi karena berhasil membuatnya bertahan sampai satu tahun lamanya.

Senyum pria itu melebar saat melihat Felicia datang. Akhirnya setelah setengah jam ia menunggu, wanita itu datang dengan masih mengenakan baju kantor.

Plak!

Arya yang baru saja berdiri langsung ditampar dengan keras oleh Felicia.

Arya memegang sebelah pipinya yang memar dengan raut wajah bingung. "Kenapa kamu nampar aku?"

Felicia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kita putus," ujarnya dengan nada datar.

"What!!" pekik Arya cukup kencang.

"Kamu becanda kan, sayang?" Arya menatap Felicia dengan tatapan tak percaya.

"Aku serius, mending kita putus aja."

"Tapi kenapa?"

Felicia tampak berdecih sinis. "Kamu masih nanya?"

"Apa salahku?" Arya berusaha menggenggam tangan Felicia. Namun wanita itu melangkah mundur, tampak enggan disentuh oleh Arya.

"Kamu tahu kan, kesalahan fatal yang nggak akan pernah bisa aku maafin?"

"Maksud kamu selingkuh?"

"Hmm."

"Tapi kan aku nggak pernah selingkuh," ujar Arya jujur.

"Bohong!"

"Bohong? Aku nggak bohong, selama ini aku nggak pernah selingkuh dari kamu," ujar Arya.

"Udahlah, ngaku aja nggak usah membela diri, lagian aku liat pake mata kepala aku sendiri kalo kamu jalan sama cewek lain, dan kelihatannya cewek itu masih muda," ujar Felicia dengan sinisnya.

"Aku lihat kamu pegangan tangan di restoran Jepang," lanjutnya.

Arya mengorek memorinya mencari siapa yang dimaksud oleh Felicia.

Tiba-tiba Arya tersenyum lebar. "Ceritanya kamu lagi cemburu nih," goda Arya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Sontak Felicia mengerutkan keningnya.

"Duduk dulu sini, aku mau jelasin sesuatu sama kamu," ujar Arya sambil menarik kursi dan mempersilakan Felicia duduk.

Dengan wajah datar dan sinis, wanita itu mendaratkan pantatnya di kursi.

"Jadi gini..."

"Nggak usah pegang-pegang," ujar Felicia menyingkirkan tangan Arya dari tangannya.

"Oke," sahut Arya sambil terkekeh geli. Lucu juga melihat Felicia yang sedang cemburu.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang