40. Diterima

4.9K 188 3
                                    

Setelah kejadian itu Vita tampak merenung karena tak percaya. Boy yang ia kira pria baik-baik ternyata pria seperti itu. Untung saja ia belum berpacaran dengannya.

Arya mendekati Vita dan mengambil duduk di sebelah gadis itu. Keduanya duduk di tepi kolam renang dengan kedua kaki dicelupkan ke dalam air. Ditemani bintang-bintang yang bersinar terang.

"Vita," panggil Arya lirih.

Gadis itu menatap wajah ayahnya dengan tatapan lembut.

"Maafin daddy ya, gara-gara daddy kamu hampir pacaran sama cowok brengsek itu," ujar Arya lirih, merasa bersalah. Karena sejak awal dirinyalah yang paling antusias saat Vita di dekati oleh pria.

Vita menggelengkan kepalanya. "Daddy nggak usah minta maaf, karena daddy nggak salah. Lagian kita semua nggak ada yang tahu sifat kak Boy yang sebenernya."

Arya menggenggam tangan kanan Vita dengan lembut. "Daddy janji akan jagain kamu sampai kamu ketemu sama pria baik-baik."

"Iya," sahut Vita lalu gadis itu menyenderkan kepalanya ke dada Arya sambil menatap bayangan bulan yang bersinar terang di atas permukaan kolam renang.

"Eheemm!"

Tiba-tiba suara deheman mengagetkan anak dan ayah itu. Keduanya kompak menoleh ke belakang.

"Kakek bikin kaget aja," ujar Vita.

"Ada tamu penting, kalian berdua harus ke ruang tamu sekarang juga," ujar Hermawan dengan ekspresi serius.

"Siapa yah?" tanya Arya sambil membantu Vita berdiri.

"Kalian lihat aja ke depan," ujar Hermawan seraya berlalu.

Karena penasaran akhirnya keduanya berjalan mengikuti Hermawan ke depan. Di ruang tamu hanya ada Raka yang berpakaian batik lengan panjang, tengah duduk dengan ekspresi tegang. Tidak seperti biasanya.

"Oh tamunya Raka," ujar Arya santai.

Mendengar kata Raka diucapkan oleh Arya, Susan yang sedang duduk santai di ruang tengah langsung melemparkan ponselnya dan bergegas menemui pria itu.

Tadi siang Raka berada di sini, namun pamit setelah Boy pergi. Dan malam ini pria itu datang kembali.

Susan langsung mengambil duduk di sofa yang bersebrangan dengan Raka. Wanita itu yakin kalau Raka sangat menyukainya sampai-sampai datang terus menerus hanya untuk melihatnya.

Setelah semuanya duduk. Raka mulai mengatakan niatnya. "Kedatangan saya ke sini untuk melamar..."

"Kenapa baru sekarang?!" pekik Susan terkejut hingga memutus perkataan Raka. Di saat ia sudah menikah dengan Arya tiba-tiba Raka ingin melamarnya. Bisa terjadi pertumpahan darah di rumah ini.

"Karena sekarang waktu yang tepat untuk saya melamar Vita dan menjadikan dia sebagai istri saya," ujar Raka sungguh-sungguh.

"Apa!!!" teriak Susan kencang lalu tak berapa lama wanita itu jatuh pingsan dipelukan Arya. Bukan hanya Susan saja yang terkejut, Vita pun ikut terkejut lantaran mantan ayah angkatnya hendak melamarnya.

"Bagaimana Vita? Apa kamu menerima lamaran nak Raka?" tanya Hermawan dengan bijak.

Vita menatap Raka lekat-lekat. Apakah ia harus menerima pria itu sebagai suaminya. Tapi kalau ia menolak bukankah ia seperti tidak tahu diri. Selama ini ia hidup dibiayai oleh Raka, dari makan sampai biaya pendidikan. Bukan cuma itu saja ia juga bersenang-senang menggunakan uang pria itu. Bahkan mungkin ia sudah meninggal dari dulu jika tidak dibantu keluarga Raka.

Haruskah ia membalas budi dengan cara menerima lamaran Raka?

"Semua keputusan ada ditangan kamu Vita," ujar Arya yang tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Raka satu-satunya pria yang masuk ke dalam kriteria menjadi menantunya.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang