13. Ceroboh

3.3K 164 0
                                    

Vita terkejut karena ia bangun terlambat. Harusnya ia bangun jam lima pagi untuk mempersiapkan diri bertemu dengan Boy. Karena sudah tidak ada waktu akhirnya ia loncat dari atas tempat tidur dan bergegas mandi. Untung saja tadi malam ia sudah mempersiapkan semuanya yang akan ia kenakan hari ini. Sehingga ia bisa berdandan secepat kilat.

Gadis itu keluar kamar dan berlari mengejar Raka yang sudah berada di ambang pintu.

"Papa tunggu!"

Raka menolehkan kepalanya menatap Vita dengan tatapan keheranan.

"Kamu mau pergi ke kampus hari ini?"

Vita menganggukkan kepalanya.

"Kamu nggak sarapan dulu?"

"Nggak pa, aku buru-buru," ujar Vita. Gadis itu bahkan berjalan lebih dulu menuju ke mobil papanya yang terparkir di depan rumah.

Raka menggeleng pelan lalu menuju ke mobilnya.

Saat sedang menyetir mobil, diam-diam Raka melirik ke arah Vita yang sedang berkirim pesan dengan seseorang. Dan tampaknya gadis itu terlihat senang hari ini.

"Apa yang membuatmu tersenyum?"

"Eh!"

Buru-buru Vita memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Gea pa," sahut Vita tampak gugup.

Raka menganggukkan kepalanya.

Sesampainya di depan gerbang kampus, Vita buru-buru keluar mobil. Namun saat gadis itu menolehkan kepalanya, ternyata mobil papanya masih berada di sana. Sementara Boy sudah berdiri di seberang jalan di dekat mobilnya seraya tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.

Vita mendapat serangan panik seketika. Gadis itu menatap mobil papanya dan Boy secara bergantian.

Kaca jendela mobil papanya terbuka dengan perlahan. Buru-buru Vita kembali masuk ke dalam mobil, lalu gadis itu mengecup pipi papanya dengan cepat.

"Aku kelupaan hehehe," ujar Vita sambil cengengesan.

"Ini udah siang, mending papa ke kantor sekarang sebelum terlambat," ujar Vita panik.

"Tapi..."

"Ayo pa, nanti keburu macet," ujar Vita dengan nada memaksa.

"Yaudah papa pergi sekarang," ujar Raka.

"Iya, dadah papa," ujar Vita seraya melambaikan tangannya.

Setelah mobil papanya melaju, barulah gadis itu bisa bernafas lega.

Vita menyebrang jalan menuju ke arah Boy yang sepertinya sudah menantinya sejak tadi.

"Sorry," ujar Vita.

"Buat?"

"Pasti kamu udah nunggu lama di sini," sahut Vita.

Boy menggeleng seraya tersenyum.

"Nggak juga," ujarnya tampak santai.

Pria itu membukakan pintu mobil untuk Vita. Dan gadis itu masuk ke dalam mobil Boy seraya tersipu malu.

"Barusan elo dianterin bokap Lo ya?"

Vita menganggukkan.

"Bokap Lo galak nggak?"

Vita tampak berpikir sejenak.

"Papa nggak pernah marah-marah sampe teriak-teriak gitu, tapi papa itu lebih ke diem dan bersikap dingin, sampe aku nggak tahu papa lagi marah atau nggak," sahut Vita seraya membayangkan wajah Raka.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang