9. Makan siang untuk papa

4.6K 213 1
                                    

Vita dan kedua sahabatnya duduk di meja kafe yang biasa mereka datangi. Makanan dan minuman pesanan ketiganya datang. Senyum Vita dan Rosa terlihat sangat lebar berbanding terbalik dengan Gea yang murung seketika.

“Mentang-mentang gue traktir, kalian berdua pesen makanan banyak banget,” ujar Gea yang menatap miris isi dompetnya.

“Mumpung ada yang mau traktir,” celetuk Vita lalu gadis itu dan Rosa bertos dengan hebohnya.

“Dompet gue sekarat tolong,” ujar Gea dengan lebaynya.

Namun Rosa dan Vita tak memedulikan penderitaan yang dialami Gea, keduanya justru menyantap makanan mereka dengan heboh. Bahkan keduanya saling mencicipi makanan pesanan mereka masing-masing.

“Ta, jangan lupa hari minggu,” ujar Gea dan diangguki oleh Vita.

Kening Rosa berkerut dalam.

“Kenapa hari minggu? Ada apaan?” tanya Rosa yang tidak tahu apa-apa.

“He..he.. he… gue lupa belom cerita sama elo,” ujar Gea sambil cengengesan.

“Ada apa sih?” tanya Rosa penasaran.

“Jadi gini, rencananya gue mau kenalin Vita sama temen-temen pacar gue,” ujar Gea.

“Jangan aneh-aneh deh,” ujar Rosa.

“Aneh gimana? Niat gue kan baik mau ngenalin Vita sama cowok biar dia nggak jomblo lagi,” ujar Gea.

“Ketahuan bokap Vita abis lo,” ujar Rosa.

“Lagian siapa suruh bokapnya Vita kolot banget, gue geregetan sendiri tahu nggak,” ujar Gea.

“Kalo gitu jangan sampe bokapnya Vita tahu rencana lo itu,” ujar Rosa.

“Makanya elo jangan bocorin ke bokapnya Vita,” ujar Gea seraya memberikan tatapan tajam ke arah Rosa.

“Elo pikir sedeket itu hubungan gue sama bokapnya Vita sampe gue bisa ngadu perbuatan lo itu? Mikir dong Ge, Vita yang anaknya sendiri aja nggak pernah diajak ngobrol, apalagi gue?!”

Gea justru nyengir lebar mendengar aksi protes sahabatnya itu. “Iya sorry,” ujar gadis itu.

“By the way kita bakal ketemuan sama temen-temen cowok kamu di mana?” tanya Vita.

“Di kafe Koala, entar kita ketemuan di sini, abis itu elo berdua ikut ke mobil pacar gue, kita ke sana bareng-bareng,” ujar Gea dengan semangat. Gea ingin sekali memamerkan sahabatnya yang sangat cantik itu ke teman-teman pacarnya.

“Gue ikut?” tanya Rosa dengan ekspresi kebingungan.

“Temenin aku please,” mohon Vita dengan tatapan memohon.

“Ntar gue dikira masih jomblo, Ta,” ujar Rosa yang tidak ingin berurusan dengan pria lain apalagi ia sudah memiliki seorang pacar.

“Kalo ada yang naksir sama elo, terima aja. Lagian elo pasti kesepian karena pacar lo di Amerika,” celetuk Gea.

“Elo nyuruh gue selingkuh Ge?!” Rosa menatap Gea dengan tatapan tak percaya.

“Emm… abisnya gue kasihan ngeliat elo yang punya pacar tapi nggak pernah diajak jalan sama pacar lo,” ujar Gea.

“Apalagi pacar lo kuliah di Amerika, kita semua tahu kalo pergaulan di sana bebas. Dan kita semua nggak tahu pacar lo itu di sana setia atau enggak, apalagi cewek di sana cantik-cantik semua, elo mah jauh,” ujar Gea hingga membuat Rosa merengut seketika.

“Asal lo tahu ya, pacar gue itu setia! Dia nggak seperti yang elo bayangin!” ujar Rosa dengan tegas.

“Udah dong, jangan berantem, malu tau,” ujar Vita menengahi.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang