11. Gebetan

4.4K 203 2
                                    

Seperti hari biasanya, Vita selalu diantar oleh papanya menuju ke kampusnya. Sepanjang jalan Vita bertanya berbagai macam pertanyaan kepada papanya, namun sayangnya tidak satupun pertanyaan Vita dijawab oleh pria dewasa yang masih terlihat awet muda itu.

“Pa, dari tadi papa denger nggak sih aku ngomong?”

“Hmm,” sahut Raka dengan santainya.

“Hmm itu artinya iya atau nggak?” tanya Vita dengan nada terdengar kesal.

“Udah sampai,” ujar Raka.

“Hah?” wajah Vita terlihat terkejut dengan ucapan papanya itu.

“Udah sampai,” ulang Raka dengan nada datar andalannya.

Vita menarik nafas panjang lalu mengembuskannya dengan perlahan. Setelah itu Vita mencondongkan wajahnya lalu mencium pipi papanya sebelum turun dari mobil.

Cup.

Vita berjalan dengan pelan, lalu gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang. Berharap papanya sudah melajukan mobilnya karena ia akan pergi dengan kedua sahabatnya dan pacar Gea ke kafe Koala untuk bertemu dengan teman-teman pacar Gea.

Namun sayangnya mobil papanya masih berdiam diri di tempat semula seperti tidak berniat untuk melaju pergi. Padahal biasanya papanya akan langsung melaju saat ia sudah berjalan masuk. Tapi anehnya kali ini tidak.

“Aneh banget, kenapa papa nggak langsung pergi kayak biasanya sih?” ujar Vita dalam hati. 

Gadis itu berjalan dengan pelan lalu menolehkan kepalanya ke belakang kembali, namun hasilnya sama saja. Mobil papanya masih di sana.

Sementara itu di dalam mobil, Raka mengamati penampilan gadis itu yang terlihat berbeda dari biasanya. Entah kenapa Raka merasa kalau kali ini Vita terlihat memakai make up sedikit tebal. Padahal biasanya gadis itu hanya memakai make up yang natural.

Bukan hanya itu saja, kali ini baju yang dipakai Vita juga terlihat berbeda. Biasanya Vita tidak pernah memakai rok pendek ke kampus. Tapi kali ini gadis itu memakai rok pendek, meskipun tidak terlalu pendek seperti gadis lain, hanya saja itu terlihat sangat aneh. Raka merasa kalau Vita seperti sedang ingin mencari perhatian dari lawan jenis.

Tiba-tiba Vita bergabung dengan segerombolan perempuan dan pura-pura mengobrol dengan mereka. Raka yang melihat Vita bergabung dengan segerombolan perempuan yang memakai rok pendek merasa lega lantaran dugaannya salah. Raka akhirnya berpikir kalau Vita memakai rok pendek karena pengaruh fashion dari teman-temannya, dan bukan karena ingin terlihat menarik di mata laki-laki.

Barulah Raka memutuskan untuk berangkat ke kantor. Vita memutuskan untuk mengecek ke depan apakah papanya benar-benar sudah pergi atau belum. Setelah memastikan mobil papanya benar-benar pergi, tanpa pikir panjang Vita berjalan dengan cepat menuju ke tempat parkir, dimana di sana kedua sahabatnya sudah menunggu.

“Ta!”

Gea melambaikan tangannya dengan senyum lebar menyambut kedatangan Vita yang sangat cantik pagi ini.

“Ya ampun cantik banget lo,” ujar Rosa seraya mengamati penampilan sahabatnya itu dari atas ke bawah.

“Makasih,” sahut Vita tampak malu-malu hingga pipinya merona.

“Ayo berangkat,” ujar Rosa.

Tiba-tiba Gea cengengesan.

“Kenapa lo?” tanya Rosa yang melihat tingkah Gea yang aneh itu.

“Sorry, gue lupa bilang sama kalian, kalo pergi ke kafenya nanti siang,” ujar Gea.

“Terus ngapain dari tadi kita di sini?” Rosa tampak kesal.

Future WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang