Tap! Tap! Tap!
Suara langkah sepatu membuat Vita mengalihkan perhatiannya. Wanita berusia tiga puluh tahun dengan pakaian formal masuk ke dalam rumah dan menghampiri Vita yang berada di ruang makan.
“Pak Raka ada dimana?” tanya Susan, sekretaris Raka.
“Ada di kamar,” sahut Vita.
“Oh oke,” sahut Susan dengan nada angkuh dan terdengar penuh permusuhan.
Setelah mengatakan itu Susan dengan seenaknya sendiri menaiki anak tangga menuju ke kamar Raka. Sontak Vita melongo dibuatnya.
“Siapa wanita itu?” gumam Vita dengan kening berkerut dalam.
“Jangan-jangan itu pacarnya papa,” ujar Vita sedetik kemudian.
Tak lama kemudian Raka turun bersama wanita itu. Tatapan mata Vita tak lepas menatap wanita di samping papanya itu. Raka duduk dikursinya, lalu wanita itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Vita.
“Namanya Susan, dia sekretaris papa yang baru,” ujar Raka memperkenalkan wanita itu.
Vita mengangguk-anggukan kepalanya.
“Dia Vita, anak saya,” ujar Raka hingga membuat Susan menatap Vita dengan tatapan tak percaya. Bos tampannya yang terlihat masih muda ternyata sudah memiliki anak gadis yang sudah dewasa.
Tadinya ia pikir anak bos tampannya masih anak-anak, sekitar enam sampai sepuluh tahun, tapi ternyata dugaannya salah besar. Anaknya sudah gadis bahkan sangat cantik.
Padahal tadi ia mengira kalau gadis itu adalah kekasih bos tampannya.
Wajah Susan langsung pucat pasi.“Gawat,” batin wanita itu.
Vita menatap Susan dengan tatapan tidak suka, karena wanita itu sudah bersikap angkuh padanya tadi.
“Kamu sudah sarapan belum?” tanya Raka kepada Susan.
“Belum pak,” sahut Susan sedikit merasa senang lantaran Raka tampak perhatian padanya.
“Kalo begitu kita sarapan sama-sama,” ujar Raka hingga membuat Vita kesal.
Papanya itu tidak pernah menawarinya sarapan bersama, tapi kepada wanita itu papanya dengan ramah menawarinya sarapan bersama.
Vita merasa kesal seketika.
“Sini pak, saya yang ambilin,” ujar Susan yang bertingkah seperti istri pria itu.
“Terima kasih,” ujar Raka lalu pria itu menerima piring dari Susan.
“Aku nggak mau papa nikah sama wanita kayak dia,” batin Vita dengan tatapan tajam tertuju ke arah Susan.
“Hari ini kamu ke kampus nggak?” tanya Raka.
“Iya,” sahut Vita yang masih fokus menatap ke arah Susan yang mendadak salah tingkah.
“Kalo gitu papa anterin kamu.”
Setelah sarapan Raka masuk ke dalam mobilnya dan disusul Vita. Sementara itu Susan masuk ke dalam mobil Raka. Vita tampak kesal dengan kehadiran Susan di dalam mobil papanya. Terlihat dengan jelas kalau wanita itu menyukai papanya.
“Susan,” panggil Raka.
“Iya pak,” sahut Susan dengan riang.
“Kamu sedang apa?”
“Duduk pak,” sahut Susan dengan wajah polosnya.
“Iya saya tahu kamu lagi duduk, tapi kenapa duduk di mobil saya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Wife
RomanceVita harus hidup dibawah aturan papanya. Tidak boleh pacaran, bahkan tidak boleh berdekatan dengan seorang pria. Sampai-sampai gadis itu tidak pernah merasakan indahnya pacaran seperti teman-temannya. Hingga suatu hari tepat sebulan sebelum wisuda...