[1] gara-gara boneka bebek

76.3K 5K 46
                                    

Sebuah erangan keluar dari mulut seorang gadis yang terbaring diatas kasur. Gadis itu menyentuh kepalanya yang terasa sedikit berdenyut dan beberapa tempat ditubuhnya terasa sakit seperti menghantam sesuatu yang keras.

Gadis itu melihat tangganya yang terbalut dengan kain kasa yang bisa dia tebak terluka. Terbukti dari rasa perih dan nyeri yang terasa.

"Gue dimana sih? Kamar siapa lagi ini? Kalau kamar gue bukan kayak gini" Oceh gadis itu menatap sekelilingnya.

"Ini lagi pada kenapa sama tubuh gue, mana nyeri lagi, kepala gue juga pening banget"

Gadis yang berada diatas kasur itu adalah Amara. Entah mengapa dia bisa ada di tempat asing seperti ini. Atau jangan-jangan....

"Apa gue diculik sugar daddy ya?" Tanya Amara pada dirinya sendiri.

Kemudian menggeleng kuat "berharap banget gue diculik sama sugar daddy, kagak mungkin itu mah"

Dengan kesusahan Amara mencoba bangun dari tidurnya. Langkahnya yang sedikit tertatih berjalan menuju meja rias yang ada disisi kanan ranjang.

"What! Wajah siapa ini woy? Bu-bukan wajah gue kalau kayak begini bentukannya!" Seru Amara sedikit panik sambil menyentuh wajahnya.

"I-ni" Tunjuk Amara kearah cermin yang memantulkan wajahnya "boleh gue pingsan nggak sih?" Tanpa menjawab Amara jatuh keatas lantai karena sangking tak percaya pada apa yang dia lihat.

Sekitar dua puluh menit Amara pingsan dan saat dirinya terbangun sudah dipindahkan keatas kasur. Entah siapa yang memindahkan nya.

Masih tak percaya pada apa yang dia alami sekarang Amara kembali menatap setiap pojok kamarnya hingga tatapannya terkunci pada seorang wanita yang terduduk di dekat jendela. Wanita itu tak mengalihkan pandangannya dari arah luar jendela.

"Ekhemm!" Suara deheman Amara yang sedikit besar rupanya dapat mengalihkan tatapan wanita itu dari luar jendela.

Dengan langkah terburu-buru wanita itu langsung menghampiri kasur Amara dan mendudukkan dirinya disamping Amara yang terbaring.

"Sayang kamu baru sadar, apa ada yang sakit? Bilang sama bunda" Ucap wanita itu yang tersirat akan nada khawatir. Dia adalah ibu dari tubuh yang ditempati oleh Amara-Geladis.

Bisa Amara tebak kalau wanita di depannya adalah ibu dari pemilik tubuh ini. Sekarang Amara percaya pada namanya perpindahan jiwa atau semacamnya. Dulunya dia sangat sering menertawakan temannya yang sangat suka membaca cerita yang bergenre transmigrasi. Pikirannya berkata mana ada yang dinamakan perpindahan jiwa, kalau orang mati ya mati nggak mungkin bisa kesasar kedalam raga orang yang ada dimasa depan, masa lalu, atau bahkan kedalam dunia novel. Itu semuanya hanyalah karangan penulis semata.

Dan sekarang dia percaya kalau perpindahan jiwa itu benar-benar ada karena dirinya sudah mengalaminya dan terpaksa untuk mempercayai.

"Emm, aku nggak apa-apa tan- eh maksudnya bunda" Ucap Amara sedikit gugup. Bagaimana dia harus bersikap saat berhadapan dengan ibu dari pemilik tubuh ini.

Wanita itu sedikit tersentak "sayang, kamu nggak sampai hilang ingatan kan? Masa cuma jatuh diatas ojek bisa hilang ingatan" Bahkan kini tangan wanita itu telah bertengger diatas kepalanya.

"Aku nggak kenapa-napa kok bunda"

Geladis menghela nafas lega "yaudah kamu istirahat lagi, nanti biar bunda bawain makan malam kesini" Mengecup singkat pucuk kepala Amara kemudian Geladis langsung pergi.

Tatapan Amara menyorot kearah pintu bercat hitam itu dimana wanita yang kini harus dia sebut sebagai bunda menghilang.

"Gue menolak percaya tapi ini bener-bener kejadian. Gue harus gimana sekarang? Mana gue nggak tau kesasar kemana jiwa gue" Gerutu Amara frustasi.

Istri Mas Duda  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang