[40] putri Arkan dan Amara

31.1K 1.9K 18
                                    

Suara tangisan bayi membuat mereka semua menghela nafas lega. Setelah berada dalam keadaan tegang setelah hampir setengah jam akhirnya mereka dapat bernafas lega.

Amara wanita yang sedari tadi berjuang untuk melahirkan buah hatinya bersama Arkan kini tersenyum lega melihat bayi yang masih merah itu dibawa oleh seorang suster untuk dibersihkan.

Seorang pria mendekat ke arah ranjang Amara kemudian mengusap lembut rambut Amara yang terasa basah karena keringat. Melihat bagaimana perjuangan Amara mengingatkannya pada mendiang istrinya dulu.

"Makasih" Ungkap Arkan merasa haru juga sedih karena melihat wajah pucat sang istri bahkan masih bisa tersenyum manis kepadanya.

"Makasih karena udah berjuang lahirin dia kedunia ini, kamu istirahat aja jangan banyak gerak. Saya akan tetap disini menemani kamu" Ucap Arkan lembut mengusap keringat pada kening Amara lalu berlanjut pada leher Amara.

Tanpa menjawab Amara memejamkan matanya untuk beristirahat sebentar meski masih merasa sakit. Bukankah ini perjuangan seorang ibu untuk melahirkn anaknya, perjuangan yang tak kecil bahkan harus bertaruh nyawa untuk melahirkan buah hatinya.

Tepat jam satu malam tadi Amara merasakan kontraksi membuatnya dengan cepat dilarikan kerumah sakit oleh Arkan dan Arkan langsung menghubungi keluarnya juga keluarga Amara, tak lupa Kelvin.

Betapa paniknya Arkan saat melihat istrinya yang tiba-tiba mengerang kesakitan saat dirinya tengah tertidur dan tanpa persiapan dia langsung membawa tubuh Amara menuju rumah sakit. Bahkan Anta masih berada dirumah tertidur sendirian tanpa ada Refan kali ini karena lagi ada keperluan lain.

Mungkin sekarang Anta sudah bersama Mama nya karena tadi dia sempat meminta untuk menemani Anta dirumah dan Mama nya malah membawa kerumah sakit.

Kembali pada Amara yang kini tengah memangku putrinya, ya dia dianugerahi sosok putri cantik. Anta?anak itu sudah bangun dan terlihat begitu senang karena sudah memiliki seorang adik.

"Sumpah ya kak, gue terkejut tiba-tiba dibangunin sama Mami terus tangan gue ditarik dibawa naik kedalam mobil, disitu gue nggak tau mau dibawa kemana sama Mami, Papi dan saat sampai kesini pun gue bingung" Kata Refan.

Bagaimana tidak dirinya yang tengah pulas tertidur tiba-tiba dibangunkan lalu dibawa masuk kedalam mobil dan itu jiwanya masih tertinggal sebagian dialam mimpi. Sampai dirumah sakit kepalanya masih loading, ngapain Mami sama Papi tengah malam kerumah sakit? Eh taunya kakaknya malah mau melahirkan.

"Seharusnya Mami sama Papi nggak usah ngajak aku ke sini," Ucapnya lagi menatap kesal kearah Mami nya.

"Emangnya kamu nggak mau liat kakak kamu, hah?"

"Ya kan ini tengah malam Mami"

"Udah ah Mami malas ngomong sama kamu"

Amara menatap satu persatu orang yang ada didalam ruangan itu, semua keluarganya dan Arkan turut hadir termasuk Kelvin dengan celana selutut dan kaos putihnya. Terlihat lelaki itu masih mengantuk tapi berusaha untuk tidak tertidur.

Ingatan Kelvin kembali pada lorong rumah sakit dimana dia bertemu dengan laki-laki yang sempat bersama Asyilla di kedua pertemuan mereka. Juga dia melihat seseorang yang duduk diatas kursi roda menggunakan penutup kepala.

Ingin dia menghampiri laki-laki itu untuk bertanya keberadaan dari Asyilla namun dirinya ingat akan Amara yang kini berada dirumah sakit.

"Apa itu dia?" Tanya Kelvin didalam hatinya. Pikirannya kacau jika sudah berhadapan dengan satu nama yaitu Asyilla.

Sekiranya gadis itu ada maka pertemukanlah dirinya, bagaimana cara menjelaskan bahwa dirinya sangat menginginkan kehadiran gadis itu di sampingnya. Mungkin sebagian ingatannya tentang gadis itu sudah hilang, tapi percayalah jika masih ada beberapa ingatan yang sangat berkesan padanya tentang gadis itu.

Istri Mas Duda  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang