Percaya kah kalian jika sudah tiga tahun lebih Amara berada dalam tubuhnya kembali? Percaya atau tidak tapi itulah yang terjadi, tiga tahun yang tak mudah untuk Amara lewati sendiri. Masih dengan bayang-bayang masa lalu, tapi sekarang semuanya seakan berubah, kehidupan Amara mulai membaik.
"Mara berangkat duluan, bye mami papi dan buat lo Van, buruan makan, keburu telat sekolah nanti" Tunjuk Amara kearah Refan yang sangat lelet menghabiskan nasi goreng didalam piring.
"Udah sana berangkat, udah ditungguin tuh didepan" Kata Refan rada malas, pemuda yang kini sudah menginjak kelas dua belas SMA itu makin sehari makin menunjukkan taringnya yang dulu bersembunyi dibalik bulu yang lebat.
"Ck! Jangan suka bikin masalah di sekolah, kasian mami yang setiap bulan pasti dipanggil guru bk karena ulah lo" Decak Amara kemudian bergegas keluar karena takut membuat orang diluar lama menunggunya.
Dengan langkah lebar dan senyum manis terbit dari sudut bibirnya mengantarkan Amara menuju teras depan dimana seorang laki-laki yang tengah bersandar di bagian depan mobil, ditambah kaca mata hitam yang bertengger dihidung mancung nya membuat Amara terkekeh. Contoh laki-laki yang sangat narsis didepan perempuan dan itu laki-laki di depannya itu.
"Maaf karena udah bikin kamu nunggu lama" Ucap Amara tak enak hati, ini karena tadi dirinya harus sarapan dulu sebelum berangkat ke kampus.
Lelaki itu berjalan mendekat kearah Amara kemudian melepaskan kaca mata hitamnya "biasa aja kali Ra, pakek acara ngomong kamu lagi. Biasanya lo manggil gue Vin kalau nggak Kel" Ujar Kelvin.
Ya lelaki itu adalah Kelvin yang kini sudah bisa disebut sebagai sopir pribadi Amara, karena setiap pagi atau siang tak pernah absen menjemput Amara untuk ke kampus. Walaupun jurusan mereka berbeda dan semester mereka terpaut dua semester tapi Kelvin tetap kekeh ingin mengantar Amara, sekalipun dirinya sedang tak ada jadwal ke kampus.
"Itu pasti bekal buat gue" Kata Kelvin dengan percaya diri bahkan sampai ingin meraih kotak bekal ditangan Amara.
Buru-buru Amara menjauhkan kotak bekal itu dari jangkauan Kelvin lalu menatap tajam kearah Kelvin "enak banget tuh mulut kalau ngomong, nggak, mana ada nih kotak bekal buat lo. Yang jelas ini buat gue sendiri, ya kali gue mau bagi-bagi sama lo" Sinis Amara.
"Yah sayang banget, padahal gue mau. Mana gue belum sarapan pagi lagi cuma buat jemput lo" Ucap Kelvin dengan tatapan memelas tak juga membuat Amara luluh.
Menjulurkan lidah kearah Kelvin Amara buru-buru masuk kedalam mobil, membuat Kelvin juga langsung masuk kedalam mobil.
"Jahat bener dah,"
Memutar bola mata malas Amara melirik sekilas Kelvin dengan ujung matanya "Kel, buruan jalan deh. Gue nggak mau telat, mana hari ini ada dosen baru pengganti Pak Ilham. Jangan sampai gue ngeliatin tingkah buruk gue didepan tuh dosen"
"Buruan jalan, napa sih lo?" Sentak Amara kesal membuat Kelvin langsung menghidupkan mobilnya lalu menjalankannya menjauh dari halaman rumah Amara.
Nampak selama perjalanan Kelvin lebih diam dari biasanya. Padahal setiap didalam mobil dia selalu mengajak Amara berbicara sampai Amara sendiri jadi malas meladeni obrolan yang kadang kurang jelas dari Kelvin.
"Lo jangan sampai suka sama dosennya loh" Kata Kelvin tiba-tiba yang seperti tidak suka dan melarang Amara yang membuat Amara langsung menoleh kearah Kelvin.
Melihat ke terdiaman Kelvin membuat ide jail muncul dari pikiran Amara "emm emangnya kenapa? Kalau dosennya masih muda terus ganteng ditambah masih lajang langsung gas nggak ada salahnya kan, gue juga mau punya pasangan" Ucap Amara berniat membuat Kelvin kesal karena selama ini setiap laki-laki yang ingin mendekati dirinya harus berhadapan terlebih dahulu dengan Kelvin, entahlah lelaki itu terlalu menjaganya dari para lelaki yang ada di kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Duda [End]
Fantasy"Gue dimana sih? Kamar siapa lagi ini? Kalau kamar gue bukan kayak gini" "Ini lagi pada kenapa sama tubuh gue, mana nyeri lagi, kepala gue juga pening banget" "Apa gue diculik sugar daddy ya?" Kemudian menggeleng kuat "berharap banget gue diculik s...