"Dia bakalan bolos lagi nggak sih hari ini?" Tanya Amara yang tengah menopang dagunya menggunakan kedua tangan. Tatapannya tak pernah lepas dari pintu masuk cafe menanti seseorang yang sangat dia rindukan.
Mulai hari ini Amara sudah sering berkunjung ke cafe setelah Bunda mengenalkan dirinya pada semua karyawan cafe dan disambut dengan senang oleh mereka semua.
Amara duduk dengan gusar dimeja kasir karena dia tadu sempat meminta untuk berjaga dikasir sedangkan yang seharusnya berjaga dikasir tengah melayani sejumlah mahasiswa yang berada dibeberapa titik meja. Sudah dua buah gelas air putih dia habiskan untuk menunggu kedatangan Refan yang menurutnya pasti akan bolos ke cafe ini dan ini adalah gelas yang ketiga bagi Amara.
Ting! Ting!
Pintu depan nampak terbuka menampakkan seorang pemuda dengan seragam sekolahnya yang terlihat sedikit berantakan berjalan menuju salah satu meja yang ada dipojok. Bagian yang jarang diduduki oleh pengunjung.
Amara belum berniat untuk menemui Refan disana padahal sedari tadi dia sudah menghabiskan waktunya untuk menunggu laki-laki itu.
Refan
Bisa ketemuan nggak?
Gue lagi ada waktu
luang nih buat
ketemu sama loGimana, mau nggak?
Amara melihat kearah meja yang kini diduduki oleh Refan. Dapat dia lihat Refan meronggoh celananya lalu mengeluarkan benda pipih canggih itu. Benar saja Refan mulai mengetik balasan pada pesannya.
Refan
Boleh, gue lagi dicafe
Abbasy yang nggak
jauh dari SMA CakrawalaOke
Langsung saja Amara menghampiri Refan yang tengah duduk disana sambil termenung menatap keluar dinding kaca tebal.
"Kenapa bolos?" Tanya Amara yang kini sudah berdiri tepat dibelakang Refan. Mata yang menyiratkan kerinduan tak dapat Amara sembunyikan sampai matanya berkaca-kaca.
Refan menatap bingung perempuan di depannya itu. Mengapa perempuan itu menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca "Mbak kenapa?"
"Fan" Lirih Amara.
"Mbak, lo kenal gue?"
Amara tersenyum lalu mengusap matanya "kenalin, gue Amara Bella. Orang yang janjian ketemuan bareng lo hari ini di cafe abbasy" Ucap Amara mengulurkan tangannya kedepan Refan.
"Oo, lo pengagum rahasia gue kan? Salam kenal, gue Refandra Fernandes" Refan membalas uluran tangan Amara yang terasa sedikit dingin.
"Silakan duduk, tapi gue bingung deh, kok lo bisa sampai secepat itu kesini? Lo gunain sihir ya biar cepat sampai kesini, karena lo udah nggak sabar ketemu sama gue" Kata Refan yang kelewatan pede.
"Enggak kok, ini cafe milik gue dan gue tadi duduk disana sambil ngeliatin siapa aja yang masuk ke cafe gue" Kekeh Amara seraya menunjuk kearah meja kasir yang kini sudah dihuni oleh karyawan yang lain.
Refan ternganga tak percaya jika cafe ini milik perempuan didepannya itu. Diliat dari penampilannya saja masih sangat muda dan sudah mempunyai usaha sendiri. Dia jadi malu karena sendiri mengetahui jika cafe tempat yang sering dia tuju untuk bolos adalah cafe milik penggemar rahasianya.
"Ini beneran milik lo?"
"Iya, ini cafe milik gue. Lebih tepatnya dulu milik Bunda dan sekarang udah dikasih buat gue untuk dikelola"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Duda [End]
Fantasy"Gue dimana sih? Kamar siapa lagi ini? Kalau kamar gue bukan kayak gini" "Ini lagi pada kenapa sama tubuh gue, mana nyeri lagi, kepala gue juga pening banget" "Apa gue diculik sugar daddy ya?" Kemudian menggeleng kuat "berharap banget gue diculik s...