[3] Mas Duda

62.1K 4.1K 68
                                    

Amara duduk didepan meja riasnya saat ini dan di sampingnya ada seseorang lagi yang tengah merias wajahnya. Kalian tahu hari ini adalah hari pernikahan Amara dengan mantan suami sahabatnya sendiri Yang berarti dia menikah dengan seorang duda dan dia sudah mendapat sebuah nama panggilan untuk suaminya nanti yaitu 'mas Dud' itu panggilan yang akan Amara sematkan kepada suaminya nanti.

Dia menatap pantulan dirinya sendiri pada cermin saat penata rias sudah menyelesaikan proses meriasnya yang sudah dimulai sejak pukul enam tadi.

Knop pintu terbuka menampakkan Geladis dengan balutan kebaya berwarna coklat susu yang nampak sangat cantik ditubuhnya.

Geladis langsung saja menghampiri putrinya yang masih duduk didepan meja rias "cantik banget kamu sayang, nggak kalah sama Bunda yang dulu" Ucap Geladis.

"Yaiyalah cantik Bunda, orang udah dirias kayak gini"

"Kamu emang cantik kok orangnya"

Amara menatap bundanya lewat pantulan cermin "Amara harus turun sekarang Bun?"

"Enggak, nanti kalau proses ijab kabulnya udah selesai Bunda akan balik lagi kesini buat jemput kamu" Tutur Geladis.

"Kenapa nggak langsung turun aja sih bunda, kan biar Amara bisa lihat wajah suami Amara nanti"

"Jadi ceritanya kamu udah nggak sabar mau ngeliat wajah suami kamu, gitu?" Tanya Bunda menggoda.

"Kan Amara cuma penasaran aja Bunda" Balas Amara cuek.

"Yaudah Bunda turun lagi, kamu disini aja jangan kemana-mana. Jangan ada niatan buat kabur" Peringatan Geladis.

"Amara nggak gila buat permalukan keluarga Amara sendiri dengan cara kabur. Masih punya pikiran Amara buat nggak ngelakuin itu"

"Iya, Bunda turun kebawah dulu kalau begitu" Geladis berlalu dari sana meninggalkan Amara yang hanya terduduk dengan pikirannya.

Jujur saja sebenarnya Amara tak terlalu merasa gugup atau takut atau malah hal semacamnya gitu. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada rupa dari suaminya nanti dan kalau sampai tak sesuai ekspektasi dia harus bagaimana. Oh mas Haru aku sangat ingin menikah dengan mu atau kembaran mu atau malah orang yang sedikit mirip dengan mu.

"Mas bias, gue harus gimana kalau suami gue nggak mirip sama lo? Pokoknya gue mau yang serupa dengan lo"

•••••

Sedangkan dibawa sudah banyak orang yang datang dan duduk dikursi yang sudah disediakan. Akadnya akan dilaksanakan di taman belakang karena memang cukup luas untuk menampung orang. Lagian tamu undangannya tak terlalu banyak jadi tak perlu sampai diadakan di gedung.

Seorang pria dengan setelan baju pengantin laki-laki nampak tengah duduk didepan semua orang dan di depannya terdapat dua orang laki-laki yang lebih tua darinya. Salah satunya adalah calon mertuanya.

"Apakah sudah bisa dilaksanakan?" Tanya bapak penghulu yang langsung mendapat anggukan dari Raden dan juga pengantin pria.

Bapak penghulu menatap laki-laki didepannya yang sedari tadi hanya menampakkan raut datar tanpa ekspresi "mari jabat tangan saya" Bapak penghulu mengulurkan tangannya dan langsung dibalas oleh pengantin pria.

"Saudara Arkan, saya nikahkan  dan saya kawinkan engkau dengan Amara Lisa Pratama binti Raden Pratama dengannya maskawin uang tunai sebesar seratus juta rupiah dan seperangkat alat shalat dibayar tunai!"

Arkan memejamkan matanya sebentar. Ingat ini adalah kali keduanya berada dalam posisi seperti ini jadi tak ada lagi rasa gugup yang melanda dirinya.

"Saya Terima nikahnya Amara Lisa Pratama binti Raden Pratama dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" Ucap Arkan lancar dan lantang.

Istri Mas Duda  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang