Tok! Tok! Tok!
Sudah berulang kali Amara mengetuk pintu kamar milik Anta tapi tak kunjung mendapat sautan dari dalam. Akhirnya setelah bergelut dengan hatinya dia memutuskan untuk langsung masuk kedalam.
Amara menjatuhkan rahangnya melihat kamar milik Anta. Apa ini? Hey lihatlah lemari yang dipenuhi oleh boneka bebek itu dan apa lagi, dibagian pojok terdapat meja bertingkat yang di atasnya terpajang berbagai jenis mainan bebek. Oh ayolah poster bebek pun ada, apalagi itu poster Donald si bebek.
Tak percaya jika dia akan menemui spesial penyuka bebek selain adiknya tapi ini sudah berbeda dengan Refan. Jika menurut Amara koleksi Refan banyak makan dibandingkan dengan Anta akan kalah jumlah. Refan tak se fanatik itu pada Bebek.
"Pengganti Refan" Batinnya.
Tatapannya langsung jatuh pada seorang anak kecil yang masih bergelung dalam selimut dengan motif bebek itu. Langkahnya langsung menuju kearah kasur itu.
"Anta bangun sayang,"
"Mama, Anta masih ngantuk" Ujar Anta dengan suara khas bangun tidur. Tak menyadari kalau sebenarnya yang membangunkannya adalah Amara bukan Syella mamanya.
Amara tersenyum senang saat Anta memanggil dengan sebutan mama. Walau dia belum tau kalau sebutan mama itu ditunjukkan untuk siapa.
Anta bangun lalu menatap Amara dengan mata yang menyipit "tante jangan geer, yang Anta maksud mama Syella bukan tante"
Amara mencelos mendengar ucapan Anta. Bolehkan dia geer saat Anta menyebutnya tanpa segaja dengan mama "iya, tante tau kalau Anta manggil mama Syella bukan tante. Yaudah sekarang Anta bangun terus mandi. Kalau perlu sekalian tante bantuin buat mandi sama pakek baju" Tawar Amara.
"Gak perlu, Anta bisa sendiri" Ujar Anta dam berlalu menuju kamar mandi.
"Kalau udah siap langsung turun kebawah ya!" Amara berbalik lalu keluar dari kamar Anta. Saat dirinya tengah menutup pintu dan pada saat itu pula Arkan keluar dari kamarnya yang berada tepat disamping kamar Anta.
"Mas Dud udah siap? Kalau udah langsung turun kebawah aja. Udah aku masakin" Ucap Amara.
"Kamu duluan saja, saya ingin menemui Anta dulu" Arkan langsung menyelonong masuk kedalam kamar Anta tanpa melirik kearah Amara.
"Berubah lagi" Amara menghela nafas lelah dengan perubahan sikap Arkan. Apa secepat itu pikir Amara.
Tak ingin memusingkan dirinya dengan perubahan sikap Anta dia memutuskan untuk langsung turun kebawah menghampiri Nana yang tengah mengatur makanan diatas meja.
Dari tangga turunlah dua orang dengan wajah sama-sama datar membuat Amara menggelengkan kepalanya melihat tingkat kedua orang itu. Kedua orang itu langsung menuju meja makan dan duduk berdampingan.
Tanpa diminta Amara langsung memasukkan nasi goreng kedalam piring Arkan dan Anta "silakan dimakan" Ucap Amara mempersilahkan kedua orang itu untuk makan.
Arkan dan Anta langsung memakan makanannya diikuti oleh Amara yang juga memakan makanannya dengan lahap.
"Nanti malam jadikan?" Tanya Amara membuat kedua orang didepannya menatap kearahnya.
"Jadi" Jawab keduanya.
"Yaudah silakan dilanjutin makannya, aku cuma mau nanya itu doang sih"
•••••
Amara sudah siap dengan pakaiannya tak memerlukan waktu yang lama baginya untuk bersiap, dia memoles sedikit lipstik di bibirnya. Setelah selesai dia meraih tas selempang lalu melangkah keluar dari kamarnya. Pasti kedua orang itu sudah menunggunya dibawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Duda [End]
Fantasy"Gue dimana sih? Kamar siapa lagi ini? Kalau kamar gue bukan kayak gini" "Ini lagi pada kenapa sama tubuh gue, mana nyeri lagi, kepala gue juga pening banget" "Apa gue diculik sugar daddy ya?" Kemudian menggeleng kuat "berharap banget gue diculik s...