lust

3.2K 240 45
                                    

Baik banget kan update nya cepet? Ayo lah beri saya sedikit apresiasi walaupun hanya sekecil biji peler.



























Azell itu anak yang penurut sekaligus gampang takut. Apalagi saat diancam atau bahkan hal sesepele 'dipelototi'. Pasti bakal ketakutan dalam sekejap dan menuruti apapun yang orang suruh padanya. Ciri-ciri bocil yang gampang diculik nih.

Saat ini, Azell yang baru mau tidur, tapi terhalang karena tiba-tiba Bara datang dan menggendongnya ke kamar lelaki itu. Saat tau tujuan Bara, barulah Azell menangis, memberontak sekuat tenaganya. Malam ini teramat dingin, ia tidak sanggup jika disuruh memakai pakaian minim atau bahkan parahnya telanjang.

"Azell ngga mau, kak..Azell takut," ujar Azell dengan raut memohon, ia bahkan berjongkok sambil memegangi kaki Bara. Tangisannya tak terbendung lagi.

"Kamu emang harus dipaksa, ya, biar nurut." Dengan tak sabaran, Bara menarik lengan Azell sampai berdiri dan langsung mendorong anak itu untuk masuk ke dalam lemari kaca besar di hadapannya.

"K-kak--"

"Diem!" Tatapan tajam itu membuat Azell terdiam, tangisannya ia coba tahan sebisa mungkin saat Bara menguncinya  dari luar. Baiklah, sekarang ia takut.

Berada di dalam lemari kaca bersama dengan beberapa boneka wanita yang tingginya hampir sama dengan dirinya, bahkan ada yang lebih tinggi lagi. Dan boneka-boneka berwajah persis seperti manusia itu telanjang, simpelnya saja itu adalah Sex Doll. Yang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya dengan jelas yang bahkan sangat mirip dengan milik manusia sungguhan. Ini benar-benar mengerikan bagi Azell.

"Buka baju kamu," perintah Bara dengan tegas membuat Azell tersadar dari tangisannya lalu segera menatap kakaknya dari dalam lemari kaca tembus pandang yang menjadi saksi bagaimana menyedihkannya Azell saat ini.

"A-azell lagi ngga pengen, Kak, Azel mohon..."

"Tapi Kakak lagi pengen, Zell."

"Azell ngga mau kak, b-bukain pintunya." Anak manis itu mulai menangis lagi dengan kedua tangannya mencoba menggerakkan pintu kaca geser itu berharap akan terbuka, namun sia-sia.

"Buka baju kamu, atau Kakak bakal kunciin kamu di sini sampe besok."

Bara menyeringai saat melihat Azell yang menggeleng ribut, lalu tanpa kata lagi segera membuka piyamanya, menyisakan celana dalam bergambar Pororo yang mengenaskan. Merasa ada yang kurang, Bara mengambil seutas tali berwarna merah dari laci, membuka lemari besar itu lagi, menyatukan kedua tangan Azell untuk diikat dibelakang kepala lalu dikaitkan pada besi panjang yang membuat anak itu berdiri dengan kaki yang hanya sedikit menyentuh tanah. Dan lemarinya kembali ia tutup.

 Dan lemarinya kembali ia tutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Azell pasrah saja, sembari sesekali memejamkan mata sembabnya karena terkejut dengan sinar yang berasal dari kamera yang Bara arahkan padanya kini. Air matanya terus mengalir, sesekali ia menyedot ingusnya. Membuat Bara tersenyum puas saat melihat pemandangan indah di hadapannya.

CRAZY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang