pulang beneran

1.6K 136 22
                                    

Kurang baik apa saya menyempatkan untuk update ditengah waktu yang mencekik ini. Iya, sama-sama~
























Keesokan harinya, semuanya sudah siap. Sudah mandi, sudah sarapan, tinggal gas. Pilihan yang diambil adalah mengunjungi taman, karena menurut Azell itu sangat menyenangkan. Udaranya segar, tidak ramai tapi juga tidak sepi. Pokoknya pas buat chill.

Tapi yang namanya manusia kan hanya bisa berencana, nyatanya Tuhan berkehendak lain. Di halaman rumah saat ini, Saga dan Bara berdiri dihadapan Dhito yang sebelumnya meremas ponselnya melihat titik yang ia lihat. Bodohnya Bara; dia kabur dengan membawa ponsel yang dengan mudahnya bisa dilacak kapanpun.

"Mana Azell?" Mereka berdua diam, sebenarnya masih tak percaya dengan kedatangan pria itu.

"Cepet!" Tak ada yang beranjak sampai intonasi bicara Dhito mulai naik, barulah Bara menyikut lengan Saga; memberi kode untuk memanggilkan Azell.

Saga menurut, ia sedikit berlari ke dalam, lalu kembali lagi dengan menggandeng Azell yang terlihat bersembunyi di belakang tubuh Saga. Dhito bernapas lega melihat wajah adiknya. Anak itu terlihat lucu mengenakan kaos kebesaran bergambar metalik entah milik siapa, tapi baju itu mampu menutupi celana selutut yang Azell kenakan. Juga lengan pendek yang menjadi sangat panjang sampai menutupi setengah tangan Azell. Ini bajunya yang kebesaran atau Azellnya yang terlalu small?

Saat sampai di depannya, Dhito tersenyum samar. "Azell kenapa pergi ngga bilang-bilang sama Kakak?"

Yang ditanya hanya diam, tangannya menggenggam erat jari telunjuk Saga dan sedikit menyembunyikan badannya agar tak melihat wajah Dhito yang pasti sangat marah saat ini.

"Ngga mau jawab?" Dan Azell masih saja diam, menunduk sambil sedikit menggoyangkan jari telunjuk Saga yang penuh digenggamnya. Ia sebenarnya takut, takut sekali jika Dhito memarahinya dan juga Bara yang kenapa hanya diam anj.

Dhito menghela napas, "yaudah, ayo pulang," ajaknya sembari menarik tangan Azell, sedangkan Saga juga segera melakukan hal yang sama pada tangan Azell yang semula menggenggamnya.

"Lepasin. Lo ngga ada hak buat nahan Adek gue," ucap Dhito dengan ketus.

"Selama ada Bara di sini, gue ada hak!" Saga mengakhiri kalimatnya dengan menarik tangan Azell kencang.

"Akh! K-kak...." Tak pedulikan Azell yang meringis kesakitan.

Dhito tak mau kalah, ia memandang Saga dengan sengit sambil menariki tangan Azell sedikit lebih kencang, sementara Saga juga melakukan hal yang sama.

Sedangkan Bara mulai emosi melihat adegan di depannya ini. "Udah, ngga usah kasar dong, Kak, sama Azell!"

Mendengar kalimat itu terlontar dari mulut Bara, Dhito tersenyum meremehkan.

"Gue bukan lo, Bar." Dan tatapannya kembali pada Saga. "Lepas!"

"Saga, lepasin, kasian Adek gue," suruh Bara. Barulah Saga melepaskan tangannya. Mengakhiri acara tarik-tarikannya dengan muka sebal.

Dhito membawa Azell ke dalam mobil, didudukkannya anak itu di jok depan sebelah sopir, lalu Dhito berdiri memegangi pintu yang setengah tertutup itu.

"Azell tunggu di sini, oke? Kakak mau ngomong sama Kak Bara."

Azell mengangguk dengan kaku, barulah pintu itu tertutup dan Dhito kembali menghampiri mereka berdua. Melihat langkah demi langkah Dhito, Azell sedikit cemas. Karena dilihat dari raut wajahnya tadi saja jelas sekali jika kakaknya itu sedang menahan emosi.

CRAZY BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang